Chapter-17

8 5 1
                                    

"Apa maksud nya? Tentu saja ini bukan bagian siapa siapa! Apa kalian tahu kalau mereka ingin meminjam anakku?!"

"Yaaaa..... Itu... Kami nggak peduli. Iya kan?"Welysh melirik ke arah Jeremy.

"Benar. Kami nggak peduli."

Cring!

"Baiklah. Mereka kami bawa."tiba-tiba saja dia orang anak itu berada disamping Zaine dan Richard.

"Ke-siapa... Kenapa kalian tiba-tiba berada?"Richard heran.

"Diem Lo! Pendek banyak gaya.."Welysh menyuruh Richard untuk diam.

"Bukankah kau yang pendek?"Zaine melihat kebawah kearah Welysh.

"Kenapa memangnya? Kau nggak terima?"Jeremy menatap Zaine dan Richard dengan tatapan yang menakutkan.

Glek!

Zaine dan Richard meneguk ludah. Mereka dua anak yang super super menyeramkan. Tapi... Tidak seperti induk naga. Mereka... Walaupun seperti anak iblis dari neraka. Mereka memperlakukan Zaine dan Richard dengan lebih hangat. Tapi boong! Hayyuk....

Yang bener aja mereka hangat. Mereka lebih dingin dari pada es yang lagi di bekuin tahu! Dingin dan menyeramkan.

"Ikuti saja kami!"Welysh dan Jeremy menepuk masing masing bahu Zaine dan Richard. Seketika bulu kuduk mereka berdiri.

______________________________

"Ukh! Uhuk!"Joy tersadar.

Ketika dia membuka matanya. Dia melihat kesekelilingnya. Tempat yang asing baginya. Samar-samar dia ingat kalau dia terjatuh dari tepi jurang dan tenggelam di sungai atau danau.

"Di-dimana aku?"Joy masih me-loading pikirannya.

"Tenanglah. Sekarang kau berada di tempat yang aman."anak kecil yang tadi sempat menyelamatkan Joy duduk di atas meja disamping tempat tidur Joy.

"I.. Irene?"

"Huh! Dasar! Apakah kau lebih menyukainya dari pada aku? Aku bukan Irene! Aku memang terlihat mirip dengannya. Tapi aku bukan dia.."

"Bohong! Lalu kamu siapa? Bagaimana kalian bisa sangat mirip?"

"... Ya.. Mungkin itu karena takdir?"

"Alasan yang tidak logis... Apa kalian kembar?"

"Mungkin semacam itulah. Aku, Lany."

"... Siapa kamu?"Joy menyipitkan matanya.

"Sudah kubilang kan... Aku La-"

"Bukan itu! Apa keperluanmu?!!!!"

"Lihat! Kau sudah berubah bukan?"

"?"

"Kau sudah tidak merasakan 'kekangannya' lagi bukan?"

"Benar. Setelah kupikir-pikir... Kamu benar. Aku udah nggak ngerasa aneh. Kayaknya aku udah..."Joy menggerak-gerakkan tangannya.

"Kau pasti Joy."

"Bagaimana kamu bisa tahu?"

"Adadeh."Lany memutar bola matanya jahil.

"Iiiiihhh..."Joy menyipitkan matanya curiga.

"Apa?!"Lany merasa ada yang aneh.

"Adadeh."

"!"

___________________________

"Ini... Dimana?"Richard melihat kesekeliling.

"Ikuti saja kami!"

"..."Richard tidak bisa berkata-kata lagi.

Tap! Tap!

Tap!

"Lorong?"Richard heran ketika mereka mengantarkannya ke sebuah lorong yang gelap.

"Diam! Berisik banget sih! Dari tadi kamu ngomong aja!"titah Welysh. Memang benar. Dari tadi Richard sering sekali berbicara. Welysh sudah bosan mendengar suaranya.

"Iya-iya... Galak amat dah."

"Jadi kamu melihat ku dilempar?"sayup-sayup terdengar suara dari ujung lorong.

"Suara ini!"Zaine menyadari suara yang sangat familiar itu.

"Aku harus!"Richard bergegas menuju ujung lorong.

"Ri....chard?"

"Joy! Kenapa kau bisa ada disini?"

"Takdir."balasnya singkat.

"..."

"Bercanda... Aku dibawa Lany kesini."Joy menunjuk Lany dengan dagunya.

"Irene?"Richard menaikkan alisnya sebelah.

"Dia temanmu?"Lany melihat kearah Joy.

"Ya. Eh? Dia?"Joy menunjuk Richard. Sekilas senyum yang terpancar dari wajah Richard hilang.

"Lah? Kan aku emang temenmu."

"Bukan. Bukan. Dia bukan temanku. Anggap aja nggak ada. Aku nggak kenal."

"..."Richard tidak bisa berkata-kata.

"Bercanda... Bersyanda..."Joy mengibaskan rambutnya ke belakang.*

"Apa sih..."Richard memasang raut muka datar.

"Iya, iya...."

*Yang nanya kenapa Joy bisa tau ginian karena disini dia pake WiFi. Nggak beli kuota (nontonnya).

_____________________________



Another World in the Mirror [Hiatus]Where stories live. Discover now