Chapter-16

14 5 2
                                    

Siang itu mereka akhirnya menemukan kediaman sang naga. Tentu saja, Zaine dan Richard memiliki ide tentang bagaimana mereka menangkap anak naga itu. Tapi, kedua ide tersebut sama sekali tidak masuk akal.

"Gimana kalau kita mengambil anaknya lalu, menggantinya dengan boneka yang sama persis?"

"Kita tidak akan bisa menipu induk itu... Lagi pula dimana kita mendapatkan boneka yang sama persis dengan anak naga itu?"

"Ada. Ini, aku membelinya tadi ketika kita melewati pasar."

"Dari pada itu... Bagaimana kalau kita meminjamnya saja?"

"Itu lebih kecil lagi kemungkinan untuk berhasil bukan?"

"Siapa tahu?"Richard mengedikkan bahu.

"... "Lawakan Richard itu membuat Zaine tidak bisa berkata-kata.

"Dari pada kita diem aja kayak gini... Gimana kalau kita mencobanya saja dahulu?"

"Kalau nggak berhasil gimana?"

"Yaudah. Terus mau gimana lagi?"

"Kita coba rencanaku dulu aja.."Richard menyarankan.

_________________________________

"Jadi nggak?"

Seketika Zaine merinding mendengar pertanyaannya. Ketika dia melihat betapa besarnya induk naga itu. Walaupun anaknya yang tertidur lelap disampingnya itu masih kecil. Naga kemasan itu biasa disebut Kilauan Petir.

Konon katanya, naga itu berasal dari telur ular peliharaan Dewi petir yang sedikit diberikan kekuatannya. Telur itu dicuri oleh Phoenix yang mempunyai dendam dengan si ular. Si ular marah dan bertarung dengan si phoenix. Saat itu Dewi petir sedang pergi karena ada suatu urusan.

"Kau letakkan telurku dimana hah?!"

"Disuatu tempat pastinya.. Wleeeeee."Phoenix itu menjulurkan lidahnya mengejek.

Kedua hewan itu terpaksa harus bertarung sampai salah satu diantara mereka ada yang kalah. Walaupun pada akhirnya keduanya... Hasilnya seri. Dan sayangnya mereka bertarung sampai titik terakhir.

"Hah.. Hah.. Aku... Nggak akan kalah!"

"Ternyata kamu kuat juga... Udah.. Lama aku nggak latihan.. Kekuatanku jadi numpul.."

Ya... Akhirnya mereka mati bersama.. Sudah dari legendanya memang begitu. Richard yang kepoan sempat mencari informasinya.

"Sst! Jadi gimana ni?"tanya Richard kebingungannya. Saat ini mereka sedang bersembunyi dari induk naga.

"Apanya?"

"Rencananya..."

"Kita coba pake rencanaku aja, gimana?"

"Oke deh."

______________________________

"Dimana bonekanya?"Richard berbisik. Sekarang dia berdiri tepat disamping induk naga itu.

"Ini. Kau yakin mau melakukannya?"

"Tentu. Lagipula ini idemu bukan? Kenapa kau ragu?"

"Masalahnya setelah ku pikir-pikir...Sepertinya cara ini memang tidak akan berhasil.."raut wajah Zaine terlihat murung.

"... Aku tahu, kau pasti akan berkata begitu ketika kita akan melaksanakan rencananya.. Tenang saja. Aku sudah memikirkannya."Richard menepuk-nepuk bahu Zaine pelan.

"Terima kasih.."

Richard berjalan keluar dari tempat persembunyiannya. Ya. Dia menuju tempat induk naga itu. Zaine ingin mencegahnya. Tapi, itu sepertinya rencana yang memang sudah dia pikirkan sejak awal.

"Jeremy... Jeremy... Apa kau tahu...? Apa yang sedang ku butuhkan saat ini?"

Deg!

"Welysh... Welysh... Aku tahu... Apa yang kau butuh kan saat ini..."

"Si-siapa mereka?"Zaine heran. Dia yang tadi telah keluar dari tempat persembunyiannya. Seperti Richard, Zaine terkejut ketika melihat dua anak kecil misterius menyanyikan lagu aneh yang bersahut-sahutan.

"Oke. Aku juga tidak tahu. Tapi... Mereka terlihat seram."

"Jeremy... Apa kau mau membantuku untuk menangkapnya?"

_______________________________

Blup!

Blup! Blup!

"Bukankah kita hanya perlu menusuknya? Memastikan, bukankah begitu?"

"Akan jadi masalah jika ada jejak darah yang tercium.. Untuk mengantisipasi hal itu, makanya aku melakukan ini."Felix mengutarakan pendapatnya.

"Baiklah kalau itu maumu."

Lalu orang itu meninggalkannya. Terlihat dua orang sedang membawa tubuh seseorang. Lalu mereka melemparkannya ke dasar jurang yang terisi air.

"Mari kita lihat. Tumbal macam apa lagi yang mereka berikan?"terdengar gema dari dasar air.

Blup!

"Akhirnya! Yang kutunggu-tunggu! Tumbal yang bagus! Aku harus memberikan mereka hadiah yang bagus!" Dari dasar... Terlihat ada anak kecil perempuan. Sepertinya dia yang memiliki suara tadi. Anak itu membawa Joy menuju permukaan air.

_______________________________

Glek!

"Aku memiliki firasat buruk tentang ini.."ungkap Zaine.

"Welysh, bagaimana kalau kau menangkap si rambut pirang?"

"Dan kau menangkap si rambut coklat?"

Terlihat kedua anak kecil itu tersenyum lebar. Senyuman lebar dengan mata yang melotot itu terlihat menyeramkan. Apakah mereka hantu hutan ini?

"Kenapa kalian lagi-lagi mengacau seperti ini?"induk naga yang dari tadi hanya melihat akhirnya angkat bicara.

"Kali ini bagian kami!"

Another World in the Mirror [Hiatus]Kde žijí příběhy. Začni objevovat