Chapter 1 : [ pijat ]

2.7K 236 79
                                    

SEBELUM BACA AUTHOR MAU NGINGETIN JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA :)

JOHNNY ALIAS JUAN

.
.

Johnny atau akrab dipanggil Juan, laki-laki itu menurunkan Luna ditengah jalan. Dari rumah, mereka berangkat bersama sebab Johnny merasa tak enak pada Lisa jika dia tidak mengajak Luna, apalagi Johnny sedang menumpang dirumahnya sekarang.

"Turun!" Suara dari balik helm fullface merah mengintruksi Luna untuk segera turun dari motor sport berwarna merahnya, tak banyak protes gadis itu segera turun, lagi pula dia juga tidak nyaman dibonceng Juan alias Johnny.

Nama Juan hanya digunakan oleh teman terdekat dan keluarganya saja, orang asing atau yang belum dekat biasa memanggilnya Johnny.

Johnny membuka kaca helmnya, "Berangkat sendiri ogah gue bawa beban kayak lo," ketusnya pada Luna.

Luna menggertakan gigi, kalau Johnny sebuah botol sudah ia injak dan tendang jauh ke luar angkasa,"pergi sana!" Ia menendang ban motor Johnny lalu berjalan sendiri sambil menghentakkan kaki kesal.

Johnny segera melajukan motornya menyusul Luna bahkan hampir menyerempet gadis malang tersebut, "woy!" Luna terkesiap, "Johnny sialan! Udah numpang! Nyusahin! Arggghhhh! Gue benci sama Lo!" Luna frustasi sambil mengacak rambutnya sendiri.

Suara klakson mobil mengagetkan Luna karena kendaraan itu tiba-tiba saja berada di belakangnya. Sebuah kepala menyembul keluar membuat wajah cantik dan manis itu tersorot cahaya mentari pagi.

"Luna! Jalan kaki? Yang bener aja!" Gadis bersurai hitam bernama Cindy itu memanggilnya.

Luna sendiri biasanya menaiki kendaraan umum, atau diantar ibunya kalau sempat. Dirumahnya ada motor matic namun Luna masih trauma saat belajar motor bersama sepupunya-- Andy, dia sempat jatuh dan terluka disekujur tubuh.

"Ayo bareng!" Serunya lagi, tak banyak omong Luna langsung menghampirinya dan ikut masuk kedalam mobil.

____________________

Dikelas semua orang membicarakan tentang perkemahan mereka, semuanya terlihat antusias kecuali Luna, gadis itu menghela nafas dia sungguh tidak mau ikut, tidak apa dia ikhlas uang kasnya di pakai dia ikhlas tak ikut menikmati uang mereka.

Jay, dan Ethan menghampiri Luna yang duduk sendirian tak punya gairah, Ethan memposisikan duduk dibawah sementara Jay duduk dibangku depan Luna.

"Pijitin," titah Ethan sambil menepuk pundaknya.

"Gak mau," tolak Luna.

Tapi Ethan malah menarik tangan Luna dan memetakannya dibahu, "cepet, pegel gue."

Luna merotasikan bola matanya, lalu mau tidak mau mulai memijat Ethan, gadis mana lagi dikelas ini yang berani memegang Ethan seperti ini, sepertinya tidak ada, cuma Luna itu pun bukan kemauannya dia cuma disuruh.

Aroma maskulin dari rambut Ethan semerbak, menenangkan dan membuat nyaman, "ahh, bener Lun sebelah sana," Ethan keenakan dipijat sampai tak peduli celananya kotor sebab duduk dilantai

"Lo ikut kan nanti? pokonya lu mesti ikut," tanya Jay lebih seperti perintah.

"Gue gak ikut," singkat Luna.

Ethan spontan menoleh, "wali kelas bilang semua harus ikut, denger kagak?"

"Gue gak mau jadi babu kalian," cetus Luna apa adanya.

Jay dan Ethan terkekeh, Luna hapal betul akal bulus mereka. "Yah, katauan deh, tapi tetep aja lo bakal ikut, gue bakal hasut wali kelas," ujar Ethan.

Johnny yang sedari tadi memperhatikan dibangkunya diam-diam berharap Luna beneran ikut, kalau tidak ada dia kemahnya pasti membosankan. Secara, bagaimana dia bisa bersenang-senang kalau mainannya tidak ada.

[ ✓ ] Love and Hate | JungwonWhere stories live. Discover now