CHAPTER 34 : [ over ]

1.5K 146 162
                                    

Jangan lupa Vote dan Komennya, kalau ada typo diingatkan, Happy Reading »

Luna dan Johnny langsung pulang kerumah Lisa, gadis itu sedang menghapus make up nya sekarang didalam kamar, duduk menyamping di pangkuan Johnny dikursi yang biasa Luna pake saat berdandan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Luna dan Johnny langsung pulang kerumah Lisa, gadis itu sedang menghapus make up nya sekarang didalam kamar, duduk menyamping di pangkuan Johnny dikursi yang biasa Luna pake saat berdandan.

"Udah jangan nangis terus, itu matanya merah gitu kayak orang mabok," ucap Johnny mengusap mata Luna yang basah, berharap gadis itu sedikit terhibur.

Luna masih mengulum bibir, sulit sekali untuk berhenti menangis. Bahkan miceler water yang dia pakai bercampur dengan air mata.

"Udah dong sayang, kamu udah berapa jam nangis gini." Johnny membantu Luna mengumpulkan kapas kotor bekas pakai diatas meja sebelum dibuang.

Luna mengambil beberapa helai tisu disamping botol miceler waternya lalu mengusap air mata terakhirnya, dia janji ini yang terakhir. Lalu gadis itu mendadak merubah posisi duduknya menjadi lebih intim-- saling berhadapan dalam posisi duduk, kemudian memeluk Johnny dengan manja.

Lengannya melingkar dibelakang tengkuk Johnny, dan pipinya disandarkan di bahu sang kekasih. Luna terpejam merasakan nyaman.

"Kamu nangisin apa?" Suara Johnny terdengar halus ditelinga.

"Kamu gak liat aku disorakin tadi," jawab Luna dengan sisa suara yang dia punya.

Di bully satu orang Luna tidak masalah, tapi kalau sampai dipermalukan didepan banyak orang ... Membayangkannya saja Luna tidak sanggup.

"Kamu tau gak?" jeda Johnny sampai Luna mengangkat kepalanya dan melihat dia, "yang nyorakin kamu itu mukanya kaya monyet semua."

Kelakar Johnny sukses membawa tawa meski tipis-tipis, Johnny sedikit tenang saat senyum manis itu kembali menghiasi wajah cantik Luna.

"Mereka itu sirik, gak terima kok bisa ada cewek secantik kamu. Tadinya aku kira ada bidadari jatuh dari surga, tapi pas di lihat-lihat lagi ternyata pacar aku," tambah Johnny.

Demi apapun, perasaan Luna bisa membaik secepat ini. Sejak kapan Johnny pandai berkata-kata manis seperti itu?

"Gombal," gumam Luna.

"Bukan gombal sayang, itu fakta," ujar Johnny wajahnya terlihat lebih berseri, ia menarik pinggul Luna semakin merapat padanya.

Luna buru-buru memalingkan wajahnya dan memeluk Johnny seperti tadi, gerak gerik bola mata Johnny bisa terbaca oleh Luna-- ia terus melihat mata dan bibir Luna secara bergantian.

Johnny memeluk pinggang ramping itu dan membiarkan Luna terkulai di pelukannya.

"Gak usah dipikirin ya, orang emang suka gitu, membenci tanpa alasan yang jelas," ucap Johnny terdengar menenangkan, "mereka iri karena kamu punya pacar ganteng dan hot kayak aku."

Luna langsung mencubit sisi perut Johnny yang berhasil membuatnya tersenyum meski tak ia tunjukkan secara terang-terangan.

Iya-iya dia tau, dia beruntung mempunyai pacar yang selalu ada dan selalu menghiburnya, maka dari itu, "jangan cuekin aku lagi," lirih Luna.

[ ✓ ] Love and Hate | JungwonWhere stories live. Discover now