better with u or not?

20 1 0
                                    

setelah kecupan singkat itu, priska segera mengacak acak ringan rambut kekasihnya itu
"hhe makasih"

mona yang merasa catokannya hilang merasa kesal
"yak, catokan ku tadi sia-sia sekali huhuu"

"ya maaf"
ucap priska dengan mencubit ringan pipi mona

selesai aktivitas itu mona ingin sekali mengeluarkan emosinya tetapi terpotong oleh omongan Priska

"bawa apa kamu?"
tanya priska

mona yang masih kesal hanya menjawab dengan seadanya dan cenderung nada cuek
"pikir sendiri"

priska? iya dia menghiraukan kekasihnya itu dan lebih memilih berjalan menuju kantung belanjaan itu
.
.

langkah demi langka priska tempuh untuk menuju kepada belanjaan yang dibawa kekasihnya

"uwah kamu bawa cookies"
seru priska

mona? ia hanya diam saja mengingat masih kesal dengan kekasihnya

"ayok lah, masa gegara catokan marah sama aku nya lama?"
bujuk priska dengan menuju kearah kekasihnya

pluk~

pelukan di terima oleh mona yang akhirnya membuat ia luluh terhadap kekasihnya itu

"sorry baby"
pinta priska dan dijawab anggukan oleh lawan bicaranya

setelah beberapa saat kegiatan itu berlangsung, priska melepaskan dirinya terlebih dahulu

"sayang, aku izin kamar mandi ya perut ku sakit sekaliii"
izin mona dan dijawab anggukan oleh sang lawan bicaranya
.
.

mona berada di kamar mandi dengan durasi yang cukup lama, priska yang bosan iseng ingin membuka handphone kekasih nya itu. ya walaupun kesan nya sangat tidak sopan tapi kenapa tidak?

"jujur dari awal aku ga pernah samsek buka hp dia, sebenarnya ku nya aja sih yang ga minta but kalo dipikir-pikir kepo juga ya"
pikir priska

akhirnya ia memutuskan untuk membuka handphone kekasihnya itu. untungnya saja ia dulu pernah diberi tahu sekali mengenai password dari hp tersebut
"untung bener"

priska membuka handphone itu perlahan dan sedikit terkejut melihat notifikasi yang begifu banyak dari handphone sang kekasih
"buset? ini antara dia nya yang nggak baca atau barusan?! tapi jam nya sih baru.. tapi kok?! banyak banget ya"

disaat pemikirannya sedang berperang ia melihat kejendela sejenak. mendung, pemandangan itu yang ia lihat. ia berniat membuka apps cuaca untuk melihat prediksi cuaca, ya untuk benar atau tidaknya sebenernya dari tuhan tapi kan tidak ada salah nya liat prediksi bukan?

klik~

"wtf- kok isinya bukan cuaca"
kaget priska melihat apa yang ada disana

tenang itu bukan situs dewasa, tapi yah cukup membuat priska patah hati, bagaimana tidak? ternyata mona memiliki kekasih lain selain dirinya dan itu tidak hanya satu saja..
"oh, jadi selama ini gua cuman jadi second choise?"

disaat ia sedang berperang dasyat, mona selesai dengan aktifitasnya dan keluar dari kamar mandi itu. saat ia keluar ia mendapati priska yang sedang membuka handphone nya dengan ekspresi wajah yang cukup membuat mona memikirkan hal yang ia tutupi selama ini

"sayang? kamu ngapain?"
tanya mona dengan berjalan kesana, berusaha dengan mimik muka yang santai

priska? sebenarnya ia sudah tau kekasihnya sudah keluar dari kamar mandi itu, tapi ia tetap membuka apps itu sampai kekasihnya sadar

langkah demi langkah mona tempuh dan akhirnya sampai di samping priska. ia melihat priska membukanya langsung merampas handphone itu secara paksa

"kamu apa-apaan sih buka hp orang ga bilang-bilang. di ajarin sopan santun kan?"
amuk mona

pikiran priska campur aduk, kecewa, sedih, bingung kenapa dirinya yang dimarahi?
"maaf, dan silahkan keluar dari rumah saya"
ucap priska dengan dingin

mona yang tersadar akan perilakunya tadi segera memeluk priska dan ditolak mentah-mentah oleh sang empu

"jangan peluk-peluk saya. pergi dari sini dan bawa pulang semua makanan yang anda bawa."
ucap dingin priska dengan menunjuk arah pintu kamarnya

"dan hari ini kita break."
lanjut priska

Mona? huh- ia sungguh tak terima apa yang ia dengar tadi, entah lah apa yang ia pikirkan sampai seperti itu
"sayang~ kita bicarakan dengan baik-baik ya?"
bujuk mona dan ditolak mentah-mentah oleh sang lawan bicaranya

"SAYA BILANG KELUAR YA KELUAR! ANDA MENDENGAR NYA ATAU TIDAK"
teriak Priska untuk pertama kalinya kepada orang yang ia cintai

mona hanya pasrah akan perlakuan kekasihnya, ia berjalan mengambil makanan yang ia bawa dan ingin keluar dari kamar itu, saat sampai di pintu..
"Priska, kita mungkin break sekarang tapi inget kita ga putus"
akhir mona dan akhirnya keluar dari kamar itu
.
.
.

22:00
.
.

priska sebenarnya ingin menangis sejadi-jadinya tapi ia bukan orang bodoh, meskipun ia memiliki perasaan tapi ia juga memiliki logika. untuk apa ia menangis orang bodoh bin munafik? hanya membuang tenaga saja, belum lagi mengingat kebodohan orang itu yang menganggap hal-hal penting sepele. huh- ia sepertinya juga menganggap sepele kata maaf..

"gua? gua kok bodoh ya, udah kayak begini tapi minta selamanya. sebenarnya gamasuk akal pikiran dalam segi logika tapi yah namanya juga perasaan, kadang emang bikin seseorang jadi bodoh banget. bisa-bisanya udah kepergok gua yang di amuk? hha say sorry aja nggak, malahan gua yang say sorry. sebenarnya gapapa tapi.. emangnya dia ga ada perasaan bersalah kah? miris banget jadi gua"
renung priska didalam kamarnya dengan memeluk dirinya sendiri, ya karena sebenarnya hanya diri sendiri saja yang bisa di andalkan. kenapa? manusia labil.
.
.
.

Tbc

janlup vote and follow ges

problemDove le storie prendono vita. Scoprilo ora