Risih

27 1 0
                                    

06:00
.
.

kringg~

alarm berbunyi kencang, suara yang besar itu memenuhi isi ruangan kamar itu dan tentunya juga dapat membangun kan seorang manusia yang terbungkus selimut di dalamnya

iya, priska arkana. anak gadis cantik dari sepasang kekasih yang sangat terkenal di penjuru dunia akan perusahaan teknologi yang sangat berkembang, tetapi identitas priska masih menjadi rahasia publik. kenapa? karena orang tuanya ingin anak mereka tidak dikenal publik sebelum waktu yang mereka tentukan.

priska terusik dengan bunyi alarm yang masih senantiasa berbunyi, ya walaupun jarak nya dengan alarm tersebut hanya berjarak 30cm tapi tetap saja dirinya malas. huh- maklum saja dirinya masih setengah sadar dan sisanya masih di alam bawah sadar..

"eughh.. berisik banget padahal hari libur"
lenguh priska dengan duduk di kasurnya itu

ia merentangkan kedua tangannya agar otot-otot didalam tubuhnya tidak kaku
"eugh, hah~"

priska segera mematikan alarm yang sedari tadi berbunyi, ya siapa yang tahan akan kebisingan dari alarm?

ting~

bunyi notif handphone priska yang berada di atas nakas berbunyi yang menandakan ada pesan masuk di dalamnya

priska masih linglung dengan isi pikirannya tapi akhirnya ia mengambil handphone itu dan melihat siapa yang mengirim pesan kepadanya. dan hal pertama yang ia lihat dari nama si pengirim..

ex

iya mantannya, mona..

"shibal ngapain ni anak sebiji chat"

____________________________________

ex

"halo? iya ini aku.. good morning, gimana perasaan mu? better or not? jangan lupa sarapan ya.. kasihan perut kamu kalau ga dikasih makanan. kamu sekolah ga? atau mau ke dokter? aku anter aja ya kalo ke dokter? sorry.. aku tau aku salah and aku mau berubah dari kesalahan yang aku buat dan sekarang aku peduli dan tulus sama kamu, hak kamu mau percaya atau nggak tapi aku beneran tulus sama kamu.."

____________________________________
.
.

"oh gini doang, bodoamat lah"
ucap priska acuh tak acuh.

priska mulai bersiap menuju sekolah karena ia mulai merasa baikan akan tubuhnya.

.
.

*sesampainya dikelas*

06:40

Priska memasuki are kelas dan langsung duduk disebelah alera
"Good morning ra"
Sapa cerah priska.

"Good morning Priska arkana"
Balas hangat alera kepada temannya itu.

Tak lama kemudia alera meletakan tangannya di kepala priska dan membelainya lembut
"Sehat-sehat iya priska, jangan sakit-sakitan apalagi sakit hati hahaha"

"Iya iya alera, u too"
Tanggap priska yang tanpa mereka berdua sadari, ada seorang yang merasa panas akan kelakuan mereka berdua.
.
.

*Skip mapel jam ke-empat matematika*

"Baik karena tugas ini adalah tugas kelompok, ibu akan membuat kan kelompok. Masing-masing kelompok terdiri atas 2 anggota."
Jelas ibu guru tersebut.

Pemilihan pun berlangsung yang ternyata dari absen. Alera berpisah kelompok dengan priska, dan ia berdoa agar tidak satu kelompok dengan 'mantan kekasihnya'.

"Baik, mona dengan naufal iya"
Ucap ibu guru itu

"Tapi bu, naufal ga masuk bu. Begitu juga dengan noval dan pratama"
Jelas ketua kelas disana

Ibu guru itu lalu melihat absennya dan menandai ketidakhadiran siswa tersebut
"Baiklah, mona dengan priska iya"

Jleb.

Kata-kata yang tidak diharapkan priska ternyata beneran terjadi. Mau tidak mau ia menerima kelompok tersebut bukan?

Akhirnya pembagian kelompok berakhir
"Baik karena kelompok sudah terbagi, ibu akan menjelaskan tentang tugas tersebut. Jadi kalian harus mencari...."
Jelas panjang guru tersebut

"Paling lambat minggu depan iya. Kalian boleh mengerjakan sekarang sampai jam ibu selesai"
Jelas ibu guru tersebut
.
.

Hening. Bukan situasi kelas itu yang hening, tapi situasi Priska dan mona yang sedang duduk bersama. Priska risih dengan kehadiran nya, tapi dilain sisi ini mapel mtk, mata pelajaran paling penting menurut papahnya dan kalau tidak dijalaninya ia bisa mendapatkan masalah besar.

"Priska, ayo kerjain bagian A dahulu"
Mona membuka topik pembicaraan yang mengingat ia masih memiliki rasa terhadap lawan bicaranya ini.

Priska yang mendengar namanya menoleh sedikit dan langsung mengambil bukunya dab mengerjakan
"Oke"
Ucapnya acuh

Selang beberapa saat ternyata semua soal tersebut sudah priska kerjakan tuntas

"Udah gua kerjain semuanya. Tenang nama lo tetep ada disini, udah balik aja ke bangku lo atau kemana pun itu jangan disini. Gua risih."
Jelas priska lalu bangkit mengumpulkan selembar kertas jawaban kepada gurunya.

Mona yang mendengar nya hanya bisa tertunduk pasrah dan pergi dari bangku tersebut.
.
.

Tbc


problemWhere stories live. Discover now