Kenangan Buruk Karina

32 2 0
                                        

Ruby's Store

Sebulan telah berlalu sejak kejadian naas yang menimpa Karina. Sejak saat itu pula sifatnya berubah menjadi pemurung membuat orang di sekitarnya bingung akan perubahannya yang biasanya ceria. Tiap kali ditanya Karina akan menjawab bahwa dia baik-baik saja. Karina memang menutup rapat atas musibah yang dialaminya itu. Dia takut untuk bercerita pada siapa pun.

Akhir-akhir ini ketakutannya sendiri karena dia sudah berada di Jakarta. Ia tidak bisa resign karena toko ini diberikan Pak Rama untuk ia dan kakaknya kelola. Dia khawatir akan bertemu Juan walaupun kemungkinan itu kecil tapi tetap saja membuatnya sering panik tiba-tiba. Karina sudah bisa menerima segala konsekuensi dari perbuatannya. Kini dia hanya ingin meminimalisir kemungkinan bertemu Juan lagi. Itu saja.

Apalagi setelah ia memutuskan untuk tinggal di kosan dekat tokonya dan kakaknya Gwen sudah pindah ke rumah keluarga Wardana keberaniannya semakin menciut. Tidak ada lagi tempat berbagi yang bisa dia ajak bicara secara langsung. Karina menggigit kuku jarinya pertanda sedang gelisah.

"Kukumu bisa habis kamu gigit terus begitu. ada apa?" tanya Arjun, salah satu pegawai di toko.

"Tidak ada apa-apa hanya merasa jantungku berdebar lebih kencang."

"Kamu sakit?" Arjun menempelkan tangannya di kening Karina.

"Aku sehat-sehat aja."

"Aku tahu, kamu hanya lapar. Lihatlah sudah jam satu. Bagaimana kalau kita makan siang bersama?"

"Nanti makin banyak gosip."

"Apa peduliku, suatu kebanggaan digosipkan denganmu."

"Arjun, aku tidak bercanda."

"Aku juga serius. Ayolah, kenapa susah sekali mengajakmu makan siang."

"Baiklah, tunggu sebentar."

Karina berjalan hati-hati seolah bersembunyi di balik bahu tegap Arjun, teman sekaligus tetangga kos-annya. Dia berjaga-jaga agar tidak bertemu orang yang dia hindari, sakit hatinya belum terobati diusir begitu saja dengan panggilan jalang.

"Kamu kenapa dari kemarin aneh sekali? Jalanlah di sampingku, Karina," geram Arjun dengan tingkah Karina. Berjalan seperti maling yang takut ketahuan pemilik rumah.

Karina nyengir lalu berjalan anggun di samping Arjun, mencoba mengabaikan perasaan khawatirnya.

"Kita mau makan siang di mana?" tanya Karina menarik lengan Arjun dan mencondongkan wajahnya di depan wajah Arjun.

"Katanya takut jadi bahan gosip," kata Arjun seraya mendorong kepala Karina menjauh.

Seorang pelanggan menghampiri mereka, Karina memilik meyapu pandangan ke sekeliling menunggu Arjun berbicara dengan pelanggan yang sepertinya ada urusan penting dengan Arjun.

Matanya membelalak lalu celingukan bingung mencari tempat bersembunyi saat melihat sosok Juan. Kalau tetap berdiri di sini dapat dipastikan Juan akan menemukannya.  Karina pun lari ingin bersembunyi tapi kemalangan datang, heels membuatnya terhuyung dan ambruk saat kakinya berpijak tak tepat. Jadilah dia pusat perhatian, padahal niat hati menyembunyikan diri. Dia menunduk kesakitan mengusap engkel kakinya yang sepertinya terkilir. Belum lagi rasa malu menambah rasa sakit di kakinya.

"Mana yang sakit?" tanya Arjun yang sudah jongkok di hadapannya, menyibakkan rambut Karina yang terurai menutup sebagian wajahnya.

Arjun membantunya bangun dan berjalan. Tapi baru beberapa langkah dia memapah, dia mendengar suara seruan menggema.

"Hai..." seru Juan mendekati sosok yang dia cari-cari selama ini.

Dengan langkah lebar Juan mendekati Karina. Sementara Karina meminta Arjun berjalan lebih cepat walaupun dia jalan terpincang-pincang membuat Arjun bingung sendiri.

You're My Perfume✅Where stories live. Discover now