Bab.4 Ulang tahun

14.1K 952 6
                                    


Keesokan paginya, Kanaya terbangun oleh suara panggilan bibi Sera. Tanpa memikirkan lebih lanjut tentang hal yang terjadi tadi malam, Kanaya dengan cepat bersiap-siap untuk turun sarapan.

Meja makan hari ini sangat sepi. Om dan Tante pergi keluar kota, sedangkan Saga pergi untuk melakukan lari pagi disekitar komplek.

Kanaya makan dengan tidak bersemangat. Tapi mengingat hari ini dia akan pergi ke toko buku, maka dengan cepat Kanaya menghabiskan makanannya.

"Tuan Saga, ini air minumnya" ujar salah satu pelayan sembari memberikan botol minuman kepada Saga yang baru masuk ke rumah.

"Makasih"

Tanpa basa-basi Saga langsung naik kelantai dua untuk membersihkan tubuhnya.

Kanaya sudah menyelesaikan sarapannya dan akan berangkat ke toko buku.

"Pak Jo, tolong antar Kanaya ke toko buku ya, sekalian Kanaya mau jalan-jalan"

"Oh, siap non. Ayo sini masuk, nanti kalau non sudah mau pulang non bisa telpon Pak Jo aja"

Dengan begitu diturunkannya lah Kanaya didepan toko buku. Toko buku ini terletak dipusat kota, dikelilingi dengan butik dan pasar barang antik.

Kanaya tak henti-hentinya kagum dengan lingkungan sekitar. Kehidupan di dunia ini sangat nyaman dan kualitas tempatnya sangat bagus.

Dengan cepat Kanaya masuk ke toko buku, dan mulai menikmati aroma buku.

"Naya kemana?"

"Nona Naya pergi keluar, mau ke toko buku katanya. Ada apa ya tuan Saga?"

"Oh, enggak"

Pantas saja rumahnya terasa sepi, ternyata gadis itu sedang keluar tanpa memberi tahunya.

Saga mengambil kunci mobil dan bergegas pergi setelah menyelesaikan sarapannya. Hari ini dia akan berkumpul dengan teman-temannya.

"Yoyoyo, siapa ini? Oh ternyata orang yang pulang duluan semalam karena tunangannya" ujar David.

"Orang kalau sudah ada pawangnya mah emang sibuk terus hahaha"

Beberapa teman Saga mengoloknya tapi setelah dilirik dengan dingin mereka langsung mengalihkan pembicaraan.

"Oiya, dengar-dengar sebentar lagi kakeknya Arya bakal ulang tahun yang ke delapan puluh. Presiden perusahaan Tamtara juga bakal datang, ini kesempatan bagus buat kita kenalan dan jalin hubungan sama dia" celetuk David yang mendapat anggukan dari teman-temannya.

Perusahaan Tamtara sudah sangat terkenal, perusahaan ini berjalan di bidang real estat, industri hiburan dan perhotelan.

Tidak sedikit orang yang ingin menjilat sang presiden dan menyenangkan hatinya untuk dapat berkerja sama dengan perusahaan itu.

Presiden perusahaan itu sendiri sangat susah ditemui karena jadwalnya yang padat, maka semua orang tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Abidzar yang sedari tadi diam juga mulai masuk ke pembicaraan. Walau anak-anak muda disini terkenal suka bermain-main tapi jika menyangkut kepentingan perusahaan maka mereka akan mulai serius.

Tok,tok,tok

"Naya, aku mau ngomong sama kamu"

Saga mengetuk pintu kamar Kanaya, dan tak lama Kanaya membuka pintu kamar dan mempersilahkan Saga masuk ke kamarnya.

Diperhatikannya kamar Kanaya yang memiliki kesan bahwa ruangan ini hidup, tidak seperti kamarnya yang terkesan dingin.

" Minggu depan bakalan ada acara ulang tahun kakeknya Arya. Karena mama sama papa masih diluar kota, jadi kita yang bakal berangkat buat wakilin mereka"

Menjadi Tunangan Pemeran Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang