Bab 19. Gelisah

3K 221 3
                                    

Malam ini Kanaya tidak bisa tidur. Ia sedari tadi duduk di sofa ruang tamu sambil menonton TV.

Tapi perhatiannya tidak tertuju pada film yang ditampilkan dalam TV tersebut.

Malam ini adalah malam pelelangan. Lia dan Fiona sudah sedari tadi menghubunginya dan mencari keberadaan Kanaya di pelelangan itu.

Tentunya Kanaya tidak ada di sana. Ia hanya menjelaskan secara singkat tentang apa yang terjadi kepada mereka berdua dan memutuskan untuk menunggu Saga pulang.

Tapi sebenarnya Kanaya juga sudah menghibur dirinya sendiri sedari tadi. Mungkin saja Saga membawa asisten wanitanya sebagai orang yang ia bawa. Mungkin saja Saga memang membutuhkan orang yang lebih profesional untuk membantunya mendapatkan barang yang ia inginkan dalam pelelangan itu.

Atau mungkin Saga ingin memberinya hadiah dari barang lelang di sana sehingga Kanaya tidak diajak agar barang itu menjadi kejutan.

Hari semakin larut tapi Saga belum juga pulang. Lampu di rumah sudah dimatikan dari jam sepuluh tadi, dan sekarang sudah lewat jam satu.

Mungkin sebentar lagi Saga pulang. Tapi Kanaya sudah tak dapat menahan rasa kantuknya dan mulai menutup matanya.

...

"Non, Non Naya bangun"

Kanaya membuka matanya dan reflek duduk tegak di sofa. Sepertinya ia tadi malam memang ketiduran karena menunggu Saga.

Tapi melihat dirinya yang sampai pagi tetap berada di sofa, maka hanya ada satu jawaban. Saga tidak pulang tadi malam.

Dengan lesu Kanaya menaiki tangga dan masuk ke kamarnya.

Ah, rasanya Kanaya seperti tak memiliki semangat hidup. Tapi tadi mamanya Saga menelponnya dan menyuruhnya untuk pergi ke rumah besar mereka.

Setelah bersiap-siap Kanaya langsung berangkat untuk menuju ke rumah orang tua Saga.

"Naya sayang, gimana kabarnya nak?sini sini sama tante"

Kanaya langsung menuju kearah mamahnya Saga dan memberikan oleh-oleh yang ia beli saat piknik waktu itu dengan Saga.

"Aduh, Saga pasti sibuknya. Maafin Saga ya Naya, dia jadi gak bisa nemanin kamu kesini"

Tante Eljazah memegang erat tangan Kanaya sambil memberi kode ke arah suaminya.

"Ekhem, Naya, om sama tante sebenarnya mau pamit. Kami mau jalan-jalan keliling dunia untuk menikmati masa tua, mungkin karena ini Saga akan jadi tambah sibuk. Soalnya dia akan ngurus semua perusahaan yang ada di bawah nama keluarga Eljazah"

"Tapi kamu gak perlu khawatir sayang, Saga bakal dibantu sama asisten dan beberapa orang kepercayaan. Jadi Saga gak terus-terusan sibuk, dia pasti bakal luangin waktunya buat nemenin kamu kok sayang" Tante Eljazah langsung menyela perkataan suaminya.

Setelah mengobrol dan makan siang, Kanaya langsung pamit dan tidak mau mengganggu pasangan itu.

Memang mereka memberitahunya dengan dadakan, tapi setidaknya mereka memberi tahu daripada Saga yang sedari tadi ia kirim pesan tapi tak dibalasnya.

Sedangkan disini Saga sedang duduk di kamar hotel dan memandang wanita yang sekarang jatuh di karpet.

...

"Hmm, series yang ini kayaknya udah ngeluarin yang terbaru deh. Oh sama yang ini juga aku belum lanjutin"

Kanaya sudah bolak-balik disekitar rak buku yang ada di toko buku itu.

Ia ingin mengalikan perhatiannya dari Saga ke novel-novel yang belum selesai dibacanya.

Lelah sekali ia memikirkan tentang Saga, lebih baik ia menggunakan waktu yang sudah dia sia-siakan ini untuk memperbanyak koleksinya.

Setelah membeli beberapa buku dan novel, Kanaya langsung pulang dan buru-buru ingin membaca novel-novel itu.

Sekarang Kanaya sedang duduk didalam ruangannya. Ya, ruang khusus milik Kanaya. Sebenarnya ini lebih terlihat seperti sebuah perpustakaan, semua buku dan novel berjajar rapi si rak.

Kalau mau tahu seberapa santainya kehidupan Kanaya selama ada di dunia ini, maka hal itu bisa dilihat dari banyaknya buku-buku dan novel-novel yang ada disini.

Kanaya memilih beberapa novel dan langsung berjalan ke arah rumah kaca.

Ia menikmati sore hari dengan novel dan teh. Tentunya juga dengan camilan yang lucu dan enak.

Sepertinya Kanaya sudah lama tidak berolahraga. Sejak Saga sibuk ia tidak pernah lagi diajak lari pagi, dan kini lemak diperutnya mulai terlihat.

Setelah berpikir sejenak, Kanaya memutuskan untuk mulai melakukan beberapa olahraga ringan mulai besok. Dan oleh sebab itu, maka sekarang ia harus terlebih dahulu memuaskan nafsu makannya.

...

Malam ini lagi-lagi Saga tidak pulang ke rumah. Kanaya tidak mendapat kabar tentang dirinya, dan Kanaya juga tidak memiliki nomor asisten Saga.

Apa ia pergi saja ke kantor Saga?

Setelah berdebat dengan pikirannya, akhirnya Kanaya memutuskan untuk besok pergi ke kantor Saga dengan alasan mengirim makan siang.

Dengan begitu, ketika Kanaya bangun keesokan harinya ia langsung mulai menyiapkan makanan untuk Saga.

Makanan yang ia masak hari ini adalah makanan yang disukai oleh Saga. Setelah memasukkan makanan itu kedalam kotak makanan, Kanaya berjalan ke kamarnya dan mulai membersihkan dirinya.

...

Sesampainya Kanaya kekantor Saga, Kanaya langsung diantar ke ruangan Saga. Karena semua pegawai yang ada disini sudah mengetahui status Kanaya sebagai tunangan Saga.

Tok, tok, tok

"Masuk"

Kanaya membuka pintu dan berjalan memasuki ruangan saat mendengar suara Saga.

Cletak

Bunyi kotak makanan yang ditaruh diatas meja kaca terdengar keras di ruangan yang sunyi itu.

Saga yang mendengar suara itu lantas langsung mengangkat kepalanya yang ia kubur dalam dokumen.

"Naya? Kamu kenapa kesini?"

Menjadi Tunangan Pemeran Utama Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang