Bab 13. Kegelapan

6.8K 565 4
                                    


JEDER

JEDER

kilatan cahaya petir terlihat dari balik jendela, hujan deras turun mengguyur seluruh kota.

Kanaya melihat kearah luar jendela dengan tatapan kosong.

Dulu saat masih tinggal di panti asuhan, Kanaya akan menjadi anak yang paling kedinginan jika hujan turun.

Karena tubuhnya kecil, ia tidak bisa melawan anak-anak lainnya yang suka merebut apapun yang dimilikinya.

Hingga Kanaya menjadi satu-satunya bocah yang paling tua di panti itu, karena tidak ada orang yang mau mengadopsi anak yang terlihat kurus kering.

Kanaya menghela napas pelan, dan berjalan untuk menutup jendela. Setidaknya saat Kanaya dewasa, ia bisa melindungi dirinya sendiri dari dinginnya hujan.

"Naya turun kebawah sebentar"

Panggilan Saga membuyarkan lamunan Kanaya. Dengan cepat Kanaya berjalan turun melewati tangga untuk menuju tempat Saga berada.

"Ada apa?"

"Coba baju-baju ini, musim dingin sudah tiba dan mama membeli semua ini untukmu"

Kanaya mendekati tumpukan tas yang berisi pakaian yang terbuat dari wol dan beberapa jaket yang hangat.

"Aku menyukainya, setelah hujan berhenti aku akan menelepon tante dan berterima kasih padanya"

Saga hanya mengangguk dan membantu untuk memilah-milah pakaiannya.

"Aku ada kerjaan diluar kota. Selama aku gak ada disini, kamu gak boleh keluar dari rumah ini tanpa izin sama orang rumah"

Kanaya hanya memberi pandangan sekilas kepada Saga, ia bisa menjaga dirinya sendiri. Tidak mungkin dia akan berkeliaran di musim dingin ini, lebih baik menghabiskan waktu dengan novel kecintaannya.

Melihat Kanaya yang sangat tertarik pada tumpukan pakaian itu, Saga pergi untuk mengambil sebuah jam tangan yang berada di laci.

"Buat apa ini?"

Kanaya bingung, melihat ekspresi serius Saga yang memasangkan jam tangan dengan sangat hati-hati.

"Jam ini salah satu keluaran terbaru dari perusahaan IT kami, ada fungsi pelacakan dan lainnya. Tapi jam ini masih belum di jual secara luas, bisa dibilang ini masih ditahap uji coba lab"

Kanaya mengangkat alisnya saat mendengar penjelasan Saga. Jadi dia dijadikan kelinci percobaan?

Ah, tapi apa peduli Kanaya. Toh dia tidak akan membutuhkan jam tangan ini. Anggap saja ini sebagai hadiah pemberian Saga, lagipula desainnya juga terlihat elegan dan menarik.

"Terimakasih"

"Ya"

Kanaya sedang duduk sambil menikmati secangkir coklat ditangannya. Penghangat ruangan menyala dengan suhu yang pas, Kanaya tidak merasa kedinginan sama sekali di dalam rumah ini.

Dibaliknya satu persatu halaman novel yang sedang dibacanya hingga tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul sembilan malam.

"Meow, meow, meow"

Kanaya mengalihkan perhatiannya dari novel saat ia mendengar suara tangisan anak kucing.

Sepertinya ada anak kucing yang terjebak hujan.

Kanaya berjalan keluar rumah untuk mencari sumber suara itu.

Dengan bantuan senter hp, Kanaya mencoba untuk menerangi jalan setapak yang ada didepannya.

Tunggu, sejauh mana Kanaya berjalan hingga dia menemui jalan setapak di area komplek perumahan elit?

Kanaya mulai waspada dan melihat sekeliling. Dari tadi Kanaya terus-menerus mendengar suara anak kucing, tapi setelah berjalan sejauh ini Kanaya belum juga menemukan keberadaannya.

Menjadi Tunangan Pemeran Utama Where stories live. Discover now