Bab 16. Jalan-jalan

7K 523 7
                                    

Saga tersenyum geli saat melihat pipi gadis itu yang melotot seperti hamster. Beberapa kali gadis itu mendengus dengan bahagia di setiap gigitan yang dia ambil.

"Jangan buru-buru nanti tersedak"

Saga dengan lembut mengingatkan dan mengelap sudut bibir Kanaya menggunakan ibu jarinya.

Kanaya hanya menyipitkan matanya atas tindakan Saga. Ia sangat menikmati makanan yang sekarang sedang dimakannya. Betapa rindunya dia akan cita rasa makanan pinggir jalan yang tak kalah enak dengan makanan restoran bintang lima.

Sebenarnya Kanaya sudah beberapa kali ingin curi kesempatan untuk membelinya saat sedang keluar dari rumah.

Hanya saja Kanaya takut orang-orang akan mencurigainya, karena seharusnya gadis kaya seperti dia tidak pernah memakan makanan pinggir jalan. Kanaya juga takut kalau ternyata tubuh ini tidak bisa menerima makanan yang berasal dari warung biasa.

Tapi melihat dari reaksi Saga, sepertinya jika ia memang masih mau menambah porsi barbeque ini maka ia pasti akan dibolehkan. Sayangnya sekarang dia sudah kekenyangan.

"Malam ini kita pulang dulu, besok kita jalan-jalan aku janji"

Dengan penawaran yang diberikan oleh Saga, Kanaya hanya mengiyakan. Lagipula sekarang dia sudah merasa mengantuk dan matanya tidak memiliki cukup kekuatan untuk dibuka.

Saga meletakkan Kanaya di kasur lalu menyelimutinya. Gadis itu sudah tertidur lelap di pertengahan jalan pulang.

Tubuh Saga sendiri sudah mulai terasa lengket dan berbau asap barbeque. Tapi melihat reaksi Kanaya yang sangat puas, Saga tidak keberatan dengan semua ini.

Dengan cepat Saga membilas tubuhnya dan pergi tidur. Besok ia dan Kanaya akan pergi jalan-jalan, sekarang dia harus mengumpulkan energi terlebih dahulu.

Cuaca siang hari ini hangat. Saga dan Kanaya yang baru saja menyelesaikan makan siangnya di sebuah kafe, langsung meluncur kearah tempat tujuan pertama mereka.

Dan disinilah sekarang mereka berdua berada. Kanaya tak henti-hentinya mengungkapkan rasa kagumnya pada semua hewan yang dilihatnya.

Benar sekali, sekarang mereka sedang berada di sebuah kebun binatang.

Tubuh Kanaya bergetar sangking gemasnya melihat hewan yang menurutnya lucu. Singa, harimau dan cheetah. Walau ketiga hewan tersebut masuk kedalam golongan hewan buas, tapi menurut Kanaya mereka tetap terlihat menggemaskan. Lagipula mereka termasuk kedalam golongan kucing-kucingan.

Setelah rasa excited Kanaya berkurang, Saga mulai mengajak Kanaya untuk melihat beberapa hewan melata seperti ular dan iguana. Mungkin karena merasa agak takut, tubuh Kanaya reflek merinding.

Melihat gadis itu tak berkutik, Saga langsung mengajaknya untuk pindah tempat. Sekarang mereka sedang memberi makan sekumpulan rusa dan alpaca.

Kanaya merasa mereka sangat lucu sampai dia meminta Saga untuk memotret dirinya yang sedang memberi makan para rusa.

Saga memperhatikan foto yang diambilnya dan langsung menjadikan foto itu sebagai wallpaper Hp nya.

"Saga, kesini cepat"

Mendengar suara gadis itu yang memanggilnya, Saga dengan cepat mengikuti langkah yang diambil gadis itu dari belakang.

Ini adalah tempat perhentian terakhir mereka di kebun binatang. Hewan ini adalah bintang utama yang membuat kebun binatang ini ramai.

Yah, sekumpulan panda yang imut. Kanaya mengambil beberapa foto berturut-turut dan senyum puas terpampang di wajah cantiknya.

"Saga"

"Hm?" Saga memandang gadis yang sedang menatap lurus ke arah sekumpulan panda.

"Apa kamu percaya sama adanya transmigrasi dan reinkarnasi?"

Saga bingung dengan pertanyaan yang diberikan oleh Kanaya, tapi ia tetap dengan sabar menjawab.

"Mau dibilang tidak percaya juga tidak bisa, lagipula kita hanya manusia. Hanya tuhan yang tahu tentang jawaban dari setiap pertanyaan. Mungkin hal itu memang bisa terjadi, toh tidak ada sesuatu yang mustahil di dunia ini"

Melihat gadis itu yang tidak menanggapi jawabannya, Saga melempar balik pertanyaan yang diberikan kepadanya.

"Aku percaya"

Saga tidak menduga bahwa dia akan mendapatkan jawaban yang sangat tegas dari gadis itu, matanya seolah memendam ribuan rahasia yang sangat dalam.

Sadar akan jawaban yang terlalu blak-blakan dan takut Saga akan mencurigainya, Kanaya mulai menjelaskan alasannya.

"Em, menurutku orang tidak akan membuat cerita jika memang kejadiannya tidak pernah ada"

"Lagipula Saga, aku pernah mendengar bahwa roh orang yang sudah pergi mendahului kita akan bisa bereinkarnasi jika sudah waktunya" Kanaya menarik napas sebentar.

"Kudengar beberapa orang lebih memilih untuk bereinkarnasi sebagai hewan daripada menjadi manusia. Tak sedikit orang yang merasa menjadi manusia itu melelahkan dan tak selalu bahagia"

"Kau tau kenapa sekarang ada banyak anak panda yang lahir di setiap tahunnya? Karena mereka memilih untuk bereinkarnasi sebagai hewan langka, yah mereka tidak perlu memikirkan sulitnya hidup dan sekarang mereka akan lebih disayangi dan dihargai"

Saga tidak tahu apa yang ada di dalam pikiran tunangannya itu, tapi melihat emosinya yang kini mulai stabil. Saga langsung membawanya keluar dan bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan mereka.

"Pasar malam?" Kanaya tidak berharap bahwa seorang Saga, di hari pertamanya mengajak kencan seorang gadis akan mengajaknya ke pasar malam.

Bukannya orang kaya seperti mereka akan memilih untuk mengajak teman kencannya menikmati film di bioskop pribadi.

Kanaya merasa Saga terlalu sederhana, tapi kesederhanaan membuat Kanaya tidak merasa kurang percaya diri. Ia merasa bahwa Saga yang seperti itu, membuatnya lebih seperti bisa didekati dan dimiliki.

"Mau naik bianglala?" Kanaya bertanya saat melihat Saga menggenggam tangannya menuju tempat ini.

"Ya, kamu tunggu sebentar disini. Aku beli tiket dulu"

Setelah itu Saga pergi meninggalkan Kanaya untuk membeli tiket tak jauh dari tempatnya berada.

Sambil menunggu Kanaya melihat-lihat ke sekelilingnya. Entah mata Kanaya yang salah atau karena hari sudah malam, sepertinya Kanaya melihat bayangan Melisa bersama dengan seorang pria.

Karena tidak yakin, Kanaya hanya mengabaikannya saja. Lagipula ada banyak pasangan yang datang ke pasar malam ini dan tempatnya memang sangat ramai.

Tapi kalau dipikir-pikir Kanaya memang sudah lama tidak mendengar berita tentang sang pahlawan wanita itu.

Ah, pikirkan saja itu nanti. Sekarang ia dan Saga akan lebih dulu bersenang-senang sambil menikmati pemandangan dari atas bianglala.

NOTE: BAB INI DI UP LEBIH AWAL SEBAGAI TANDA PERMINTAAN MAAF DARI AUTHOR ATAS KETIDAKNYAMANAN SAAT MEMBACA BAGIAN 'BIBI' YANG AMBIGU. KARENA SUKA DIKIRA BIBI YANG DIMAKSUD ADALAH PEMBANTU DAN BUKAN MAMANYA SAGA. JADI MULAI SEKARANG PANGGILANNYA BERUBAH DARI PAMAN DAN BIBI MENJADI OM DAN TANTE. OH IYA KARENA REVISINYA MUNGKIN MASIH ADA YANG SALAH" NANTI INGETIN AJA AUTHORNYA LEWAT KOMEN YAH. MAKASIH SAYANG✨

Maaf kalau kurang jelas, saya bacanya juga males karena habis di revisi malah hancur tata bahasanya🙏

Jadi gak mood lanjutin, author bakal lanjut kalo moodnya udah stabil, maaf yah

Menjadi Tunangan Pemeran Utama Where stories live. Discover now