Bab 2

16.5K 659 11
                                    

Holaa

Aku kembali

Beberapa bab kedepan bakal ada sedikit adegan-adegan ya

Jadi bocil jangan baca dulu

Enjoy reading
---------------------------------------------------------
Belly keluar dari kantor Arland dengab perasaan campur aduk. ia pastikan ia tidak akan menyesal karena perceraian ini.

Belly menemui pengacara yang akan manangani kasus perceraiannya. Pengacaranya ini adalah teman lamanya Mario Admaja. Ia meminta bantuan Temannya yang ternyata juga pengacara yang hebat. Ia tidak ingin harta goni gini, ia hanya ingin secepatnya bebas dari semua ini.

"kau telat 10 menit". Mario langsung membuka suara ketika melihat Belly sampai.

" Maafkan aku".

"jadi kau hanya ingin hartanya?, kau yakin?".

Belly tampak berfikir.

"Hei, ayolah kalau kau bercerai dengannya kau bisa dapat puluhan miliyar kan?"

"aku ingin sekali membuatnya bangkrut, kau tau itu?"

Mario tergelak. " kau tidak ingin harta gono gini apapun?". Mario bertanya dengan wajah serius.

" Ya".

"Baiklah, kita hanya harus menunggu Suamimu menandatangani surat cerai kalian. Setelah itu semuanya akan berjalan lancar."

"Ya, kau benar. Ia harus secepatnya menandatangani surat cerai itu."

Belly berdiri hendak pergi dari sana.

"kau mau kemana?".

Belly menaikkan satu alisnya.

"aku mau pulang, kemana lagi memangnya".

"kau tidak mau ikut dengan ku?. Kita akan makan malam dan menari di bar lalu..

"iya, setelah itu aku akan berakhir di ranjang mu."

Belly memotong perkataan Mario dan membuat mario tergelak kembali.

"Aku pergi."

Mario memperhatikan Belly hingga hilang di balik pintu. Andai saja ia lebih cepat, maka ia akan menjaga perempuan itu.

Belly akhirnya sampai diapartemennya. Ia akan mandi lalu tidur. Ia tidak berselera makan. Bahkan ia belum makan sejak tadi siang.

Suara dering terdengar, belly melihat nama suaminya di layar Handphone nya. Untuk apa lagi suaminya ini menelfonnya, aah.. Pasti ingin memberikan surat cerai yang sudah di tandatanganinya pikirnya.

"Belly" terdengar suara dari seberang sana.

"ya, ada apa?".

Tidak ada yang besuara lagi setelahnya. Belly mulai jengkel.

"apa kau sudah tanda tangan?" suara belly memecah keheningan.

"belum".

"apa saja yang kau lakukan sampai tidak sempat tanda tangan, hah?". Emosi nya mulai naik.

"belly". Suara arland melemah.

"Besok kau harus sudah menandatangani surat itu, dan jangan panggil aku belly, panggil aku isabel."

Seolah dihantam benda berat, perkataan belly di akhir membuatnya pusing. Belly memang tidak ingin lagi berhubungan dengannya. Ia menghela nafas lelah.

Ting

Sabrina

Sayang, kapan kau kesini?
Aku merindukan mu

Nafas Arland makin berat. Sabrina memang belum tinggal di rumah pernikahannya dengan belly, ntah kenapa ia belum ingin membawa sabrina kesana. Ia pusing dengan keadaannya sekarang. Ia tak mengeri dengan perasaan sendiri. Ia tidak ingin kehilangan belly, tapi ia tetap ingin menikahi Sabrina. Egois bukan, ya itulah ia. Arland yang ingin memiliki dua-duanya.

Arland mengabaikan pesan yang dikirim oleh Sabrina, hingga Sabrina mengeluh kalau perut nya sakit. Arland langsung menyambar kunci Mobilnya dan keluar dari ruangannya.

---------------------------------------------------------

To be continued

Aku bakal usahain buat update lebih rutin

Jangan lupa vote yaa guys

Belly's WorldWhere stories live. Discover now