Bab 19

5.8K 213 0
                                    

Astrella yang menunggu pasangan suami istri itu terlihat kesal. Ia sudah beberapa kali menggerutu. Tapi mereka masih belum turun juga. Sambil menunggu, Ia melihat lihat sosial medianya. Lalu, Ia seperti mengingat sesuatu. Ia mencari nama akun yang ingin ia lihat. Ia kaget dan tertawa kencang sekali. Betapa bodohnya kakak sepupunya. Ia masih belum menghapus foto sabrina dari sosial medianya. Wah wah.

Terdengar suara langkah kaki mendekati ruang keluarga. Astrella melihat sejoli itu turun dengan rambut yang masih basah membuatnya mendengus kasar. Kenapa harus ia yang melihat hal itu. Arland mendekat padanya, sedangkan belly pergi ke dapur untuk meminta bi mirna untuk membuatkan sesuatu untuk astrella.

"apa yang membuatmu datang kesini?". Arland bertanya pada adiknya, karena tidak biasanya adiknya datang tanpa memberitahu ia terlebih dulu.

"aku ingin memberikan oleh-oleh untuk calon keponakanku." katanya acuh sambil melipat tangannya didada.

"tumben tidak memberitahuku dulu."

" aku sudah menguhubungimu, tapi ponsel mu seperti nya mati."

"ah iya, aku sengaja mematikannya. Aku sedang tidak ingin di ganggu." wajah arland memerah sampai ke telinga, mengingat apa yang ia lakukan dengan belly tadi. Meskipun sempat terhenti karena adiknya datang, tapi untungnya belly masih mau melanjutkannya. Karena jika tidak, ia tidak akan tau bagaimana nasibnya.

"iya-iya sudah hentikan, aku tau maksudmu."

"Kak kau sudah gila ya. Kenapa sosial media mu masih ada foto mantanmu." astrella melanjutkan perkataannya.

"apa?. Kecilkan suaramu. Foto apa maksudmu?".

Astrella menunjukkan sosial medianya pada arland.

Arland meringis. Itu sosial media lamanya. Ia sudah tidak memakainya lagi. Lagipun ia juga lupa kata Sandi akun itu.

"aku akan menyuruh asistenku untuk menghapusnya."

"manghapus apa?". Belly datang diukuti bi mirna yang membawa cemilan dan minuman untuk astrella.

"bukan apa-apa sayang. Ayo duduk disini."  belly menuruti arland untuk duduk disamping pria itu.

"menghapus apa astrella?". Belly beralih bertanya pada astrella dan membuat astrella jadi serba salah.

"gak pa-pa aku gak akan marah kalau kalian jujur. Tapi jangan sampai aku tau sendiri nantinya." perkataan belly membuat arland meringis. Ia menatap tajam astrella, yang ditatap hanya bisa menyengir memperlihatkan gigi putihnya.

"sayang jangan marah ya, di sosial media lamaku, yang sudah tidak aku pakai lagi, yang aku juga tidak tau kata sandinya, yang aku juga lupa nama akunnya, yang aku ju-".

"ada apa di akun mu itu Arland, kenapa banyak sekali tidak taunya." belly memotong perkataan Arland yang berbelit-belit.

"sayang, diakunkuadafotoSabrina." arland mengatakannya dengan cepat.

"hah, kenapa kau cepat sakali bicaranya. Maksudnya ada foto Sabrina diakunmu, begitu?". Arland menganggukkan kepalanya.

"coba sini. Aku mau lihat." Astrella memberikan ponselnya pada belly. Lalu belly melihat foto-foto yang ada disana. Belly yang emosinya tidak stabil ingin melempar ponsel itu jika tidak ingat itu milik adik iparnya. Setelah beberapa saat ia melambaikan ponsel itu kembali.

"aku sudah menghubungi asistenku bobby untuk menghapus akunku sayang. aku benar-benar sudah lupa sayang. Jangan marah." Astrella yang melihat adegan di depannya hanya bisa diam dengan mulut terbuka. Sepertinya banyak hal yang ia lewatkan disini.

"Hm". Belly hanya menjawab sekena nya saja. Jujur saja ia sudah terlanjur kesal pada suaminya itu. Ia mengalihkan pembicaraan dengan menanyakan apa saja yang dibawa oleh astrella. Mereka berbincang-bincang hangat hingga tidak sadar langit sudah berubah warna. Belly memutuskan untuk kedapur, ia ingin meminta bi mirna untuk memasak makan malam, karena astrella akan menginap disana malam ini. Sekarang hanya ada kakak beradik itu dalam ruangan tersebut. Lalu sedetik kemudian wajah mereka berubah jadi serius.

"kak, apa kau masih berhubungan dengan wanita itu?"

"aku berani bersumpah astrella, aku sudah tidak ada ingin berhubungan lagi dengannya".

"lalu siapa yang datang tadi siang kesini?".

"maksudmu wanita itu kesini lagi?"

"apa maksud mu dia kesini lagi kak, apa dia pernah kesini juga sebelumnya?"

"Hm". Arland berdehem singkat. Lalu menceritakan kejadian sebelumnya pada astrella.

"wah, emang benar-benar tahan banting tu orang. Udah di begitu masih berani datang juga". Astrella tidak habis pikir dengannya. Tetapi mengingat bagaimana kakaknya sangat memanjakan wanita itu, astrella jadi maklum. Karena jika arland tidak ada lagi di sisinya maka ia akan jadi gelandangan di luar sana. Ia juga sudah tau perihal orang tua sabrina yang sudah bangkrut. Ia tau watak wanita itu, pada saat ia kaya saja masih jadi parasit di sisi kakaknya, apalagi sudah miskin seperti sekarang. Astrella sampai bergidik memikirkannya.

" kak, apa kau tau bagaimana kehidupan mereka setelah kau menghentikan suntikan dana padanya".

"ah.. Itu, aku sudah tidak mau tau lagi."

"wah, padahal sangat seru melihat pebderitaan nya di negara barat kak." astrella terkekeh.

"kakak beneran gak mau tau?".

"tau apalagi?".

Suara itu membuat jantung mereka memompa lebih cepat. Arland menatap tajam adiknya.

'sudah dua kali astrella'.

'mati aku, kakak benar-benar akan marah besar padaku sekarang.'

***
Bersambung

Belly's WorldWhere stories live. Discover now