Bab 7

10.9K 381 7
                                    

Belly terbangun dari tidurnya. Bebrapa bagian tubuhnya terasa sakit, apalagi bagian bawahnya terasa sangat nyeri. Ia menoleh ke samping dan melihat suami atau calon mantan suaminya sedang terlelap. Belly kaget setengah mati. Apa yang telah dilakukannya pikirnya. Ia menyibak selimut dan mendapati dirinya tidak memakai sehelai benang pun. Belly panik, bagaimana ini?. Kenapa ia bisa ceroboh begini. Saat ia memikirkan bagaimana hidupnya setelah ini, Arland terbangun dari tidurnya.

"sayang, kenapa?". Hanya terdengar isakan dari lawan bicaranya. Arland tersentak, ia langsung duduk dan memegang tangan Belly, ia juga menundukan wajahnya dipangjuan belly.

"Maafin aku sayang, aku gak bermaksud ngambil kesempatan."

"hiks..hiks..".

"sayang jangan marah, jangab nangis lagi. Aku bakalan tanggung jawab kok." Tangis belly semakin kencang.

"kamu gak perlu tanggung jawab.  Anggap aja ini gak pernah terjadi."
Belly berdiri dengan susah payah.
Ia ingin ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

"Tapi aku gak pakai pengaman semalam." Arland menyeringai. Ia tidak ingin melepaskan Belly. Tidak ingin menceraikan istrinya.

Belly berhenti sejenak. Lalu melanjutkan jalannya kembali. Bely menyandarkan tubuhnya di pintu kamar mandi. Ia menangis kembali. Ia berharap tidak ada kehidupan yang tumbuh di perutnya setelah ini.

Beberapa menit kemudian, Belly keluar dari kamar mandi. Ia tidak melihat suaminya. Belly berfikir bahwa suaminya sudah pergi. Tapi ternyata suaminya sedang memasak sarapan untuk mereka.

Arland yangmelihat istrinya, langsung merangkul bahunya dan mengajaknya duduk di meja makan. Ia menyuruh belly duduk ditempat yang sudah ia sediakan, bukan itu saja, ia juga mencium puncak kepala Belly sebelum beralih duduk diseberang meja.

"Makanan nya enak?".

"Hm. Kapan kamu pergi dari sini?."

Arland langsung cermberut mendengar perkataan istrinya. Ia ingin pindah kesini saja. Tapi ia takut jika Belly semakin marah padanya.

"Aku pergi nanti sore."

"Hm." Belly tidak ingin bedebat, ia terlalu lelah untuk itu. Setelag sarapan, ia berdiri dan ingin membersihkan bekas makannya. Tapi arland melarangnya. Belly menurut dan berjalan gontai menuju kamarnya. Arland masuk ke kamar setelah membersihkan dapur, ia juga sekalian membersihkan dirinya di kamar mandi yang ada apartemen belly. Arland melihat istrinya terlelap. Ia naik kekasur dan bergabung dengan istrinya. Ia bahagia bahwa ia adalah orang pertama untuk istrinya. Ia tak menyangka jika istrinya belum disentuh laki-laki lain. Tanganya ia usapkan keperut istrinya. Ia juga berdo'a akan ada kehidupan disana agar rumah tangganya bisa di selamatkan. Ia sadar setelah beberapa minggu berpisah rumah dengan Belly. Ia merasa hampa, hanya bibi pembantu rumah tangga dan Satpam yang ada dirumahnya yang menyambutnya. Ia juga akan makan sendirian, karna istrinya sudah pergi meninggalkannya. Kenapa ia tidak membawa sabrina ke rumahnya saja. Entahlah, ia kemaren juga bingung. Ia tidak ingin perempuan lain menempati rumah yang ia desain untuk istrinya. Tapi sekarang ia sadar, kalau perasaan itu adalag perasaan nya terhadap Belly.

Ia mencintai Istrinya.

***

Bab Cerita ini gak banyak

Kemungkinan gak sampe 20 bab

Selamat hari rabu

Belly's WorldWhere stories live. Discover now