bab 6

11.3K 391 2
                                    

Terdapat adegan yang tidak

diperbolehkan Untuk di tiru oleh para

manusia yang belum menikah

---------------------------------------------------------
Suara musik yang menggema di seluruh ruangan. Seorang gadis cantik yang duduk di bar sedang menenggak cairan bening. Ia tidak menghiraukan siapapun yang mengganggunya. Bartender di depannya sudah panik, karena ia adalah teman dari suami si gadis yang sudah hampir mabuk. Ia pergi kebagian belakang bar dan menelfon suami belly. Ia takut nanti terjadi apa-apa pada istri temannya, karena Ia adalah teman Arland sekaligus pemilik Bar. Gavin kembali dan melihat seorang laki-laki berada di dekat belly, laki-laki itu terlihat memasukkan sesuatu ke dalam minuman yang akan di minum oleh belly. Ketika belly ingin meminumnya, gavin bergerak cepat mencegahnya, tapi ia terlambat minuman itu sudah masuk sedikit ke tenggorokan belly.

"Anda harus pergi bung."

"apa-apaan ini?, siapa kau?". Laki-laki itu tidak terima mangsanya diambil orang lain.

"aku temannya." laki-laki itu mendengus kasar, lalu pergi dari sana.

Beberapa saat kemudian Arland datang. Ia melihat gavin memeluk istrinya. Buru-buru ia datang dan mengambil alih belly.

"Thank's ya."

"iya, tadi dia minum sesuatu, gue juga gak tau apa." Arland menatap tajam padanya. Gavin menganngkat tangannya.

"bukan aku yang memberikannya."

"Hm, thank's again. Aku akan membawanya pulang dulu."

"iya, hati-hati bro."

Arland dan belly berlalu dari sana. Mereka berjalan menuju parkiran. Belly yang sudah mabuk tidak bisa menyeimbangkan badannya. Arland dengan sigap menggendongnya. Tiba-tiba nafas Arland memberat. Belly menempelkan bibirnya di lehernya.

"belly, jangan lakukan itu."

"hm.."

Mereka sampai di mobil Arland. Ia langsung membuka pintu dan mendudukkan belly di kursi penumpang. Lalu ia beralih masuk ke kursi pengemudi. Setelah itu, mobil mereka meluncur ke jalanan.

Secara tiba-tiba belly membuka blezernya. Ia kepanasan, ia tidak pernah mabuk sebelumnya. Jadi ia tidak tau kalo mabuk rasanya sepanas ini.

"Arland.."

"Iya, sayang."

"Aku kepanasan." belly Sudah sendikit sadar dari mabuknya. Ia tau bahwa arland yang sedang membawanya pulang.

"iya. Aku kencengin AC nya ya."

"masih panas." belly mulai membuka kancing pakaiannya. Arland yang melihatnya terbalalak kaget. Tubuhnya panas dingin. Ia baru bisa bernafas lega ketika melihat apartemen istrinya. Mobil mereka berhenti di parkiran. Belly langsung turun dan berjalan cepat masuk ke lift. Arland menahan tanganya, ia memperbaiki baju belly dan memberikan jaketnya. Lalu barulah mereka masuk ke dalam lift. Sesampainya mereka di unit belly, arland terbelalak kaget lagi, karena belly melepas bajunya. Arland ingin tidak sempat mencegahnya, karena belly sudah masuk kedalam kamar mandi di kamarnya. Arland hanya bisa mengerang frustasi.

Satu jam sudah ia menunggu istrinya, tetapi belly masih belum keluar dari kamar mandi. Arland takut terjadi apa-apa pada istrinya pun langsung membuka pintu kamar mandi yang ternyata tidak dikunci. Ia melihat istrinya sedang berendam dan hanya memakai pakaian dalam. Telinga arland memerah, ia bingung harus berbuat apa.

"sayang, ayo kita keluar, nanti kamu sakit."

"panas Ar". Lirih belly dengan mata sayu.

"ayo aku gendong."

Arland mengangkat tubuh istrinya, lalu membawanya ke tempat tidur. Belly yang tubuhnya dilepas oleh arland merasa sesuaty yang aneh. Kenapa ia ingin di Peluk oleh suaminya ini.

"Ar." Belly menahan tangan Arland yang hendak pergi untuk mengambil baju ganti.

"ya". Belly menarik tubuh arland dan mencium bibirnya. Arland terdiam kaku. Tubuhnya membatu, ia takut jika ia mengikuti rasa laparnya, maka akan terjadi hal yang tidak diinginkan.

"Belly". Suara Arland mulai memberat." aku tidak ingin kamu makin membenciku setelah ini."
Belly menghela nafas kasar. Di sela-sela kesadarannya. Ia mencari ponselnya dan hendak menghubungi seseorang. Arland panik, karena melihat nama Mario yang tertera disana.  Ia pun langsung mengambil ponsel Belly.

"hey, apa yang kau lakukan?".

"apa kau ingin menghubungi Mario dan ingin menghabiskan malam dengannnya?".
Belly mengernyit bingung. Belum sempat belly merebut ponselnya, arland sudah lebih dulu melempar ponselnya.

"Arl.hmpt". Teriakannya tertahan karena benda kenyal di bibirnya. Arland melumat kasar bibirnya. Ia juga sudah berada diatas belly. Dengan tergesa-gesa Arland melepas kancing baju belly. Lalu ia melepas kaosnya sendiri. Arland tidak membiarkan belly yang ingin protes. Ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Arland melucuti pakaiannya dan pakaian belly.

"Sayang, besok jangan menyesali hal yang kamu mulai."

---------------------------------------------------------
To be continued

Malu banget

Aku gak tau bener apa nggak nya begini

Aku masih pemula, mohon kritikannya

Jangan meniru hal-hal yang akan membawa kita pada keburukan yaaa guys

Sampai jumpa di chapter selanjutnya

Belly's WorldHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin