Blue : 03

999 130 30
                                    

"Itu sama aja dia nembak lo Ris."

"Gimana kalo dia cuma jujur aja soal perasaannya? Maksud gue, ya cuma jujur dia suka gue tapi gak ngajak pacaran."

"Ya terserah lo mau mikir kayak gimana, tapi itu dia nyatain perasaannya. Dan gue yakin, makin lo ladenin, tuh orang bakal makin pengen lo jadi pacar dia."

"Tch. Gak bantu."

Miko gusar, sampai niatnya mau mengambil minum ke dapur pun diurungkan. "Sekarang gue tanya deh, lo suka gak sama dia?"

"Biasa ajaa. Tapi gue bingung Mik. Lo ngerti gak sih? Gue tuh bingung kayak... dia tuh pernah bilang soal mental issuenya, terus dia juga bilang dia gak mau berhubungan kayak pacaran gitu. Terus sekarang kalo emang dia nembak gue, berarti gue harus kasih jawaban kan?"

"Ya lo suka sama dia gak?!"

"Gak tauuu!"

Baru itu Miko benar-benar diam. Tidak membalas lagi. Bahkan untuk membuang napas yang tercekat di kerongkongannya saja jadi susah.

Kali ini benar-benar Miko langkahnya kakinya ke dapur, ambil gelas, ambil minum. Meneguknya dengan tidak sabaran. Ya kesal, cemburu juga. Tapi entah kenapa jadi lebih banyak kesalnya, karena Miko juga melihat Aris ini jadi ragu dengan perasaannya sendiri.

Bukan maksud Miko mau Aris benar pacaran dengan Zack yang artinya pacaran virtual! Bukan! Miko tau rasanya memang Aris juga agak baper pada Zack tapi ia menahan diri karena Miko juga yakin Aris paham ia tidak seharusnya baper sama mutual. MUTUAL! Yang tidak pernah bertemu apalagi baru kenal belum ada tiga bulan! Gila apa?!

Hari ini Aris datang, curhat semuanya. Bahkan Miko diperlihatkan isi chat mereka berdua, yang bisa Miko tangkap kalau chat-chat dari Aris juga memang bisa bikin orang salah paham dan jadi baper. Mau menyalahkan Aris, tapi anaknya juga lagi begini, kebingungan begini.

"Kalo misal Zack beneran nembak gue, terus gue harus jawab apa?"

"Ya kan udah gue tanya tadi, lo suka gak sama dia?"

"Gue gak tau Mik! Sumpah! Ini mau lo tanya berkali-kali juga jawaban gue gak tau. Biasa aja. Mungkin gue ada baper tapi ya biasa aja, karena gue ke semuanya juga sama Mik. Ke Zack, ke mutual gue lainnya. Sama. Ini yang bikin gue ngerasa salah karena dia bahas mental issuenya!"

Mulai paham, bahkan Miko lihat Aris ini mulai self blaming lagi. "Gini deh Ris. Gue tau lo gimana sebagai Aris, gue tau lo gimana sebagai Ayis. Gue paham lo di sini, gue juga paham lo di medsos. Gak perlu lo bilang berkali-kali ke gue kalo lo yang friendly, gemesin apalah itu tuh sama ke semuanya. Gue tau itu Ris. Kalo ada yang baper sama ketikan lo, sama kebaikan lo itu di luar kendali lo. Oke? Soal mental issue itu juga. Ris, mental issue dia itu gak ada hubungannya sama lo."

"Mik, dia bilang ke gue dia bisa tantrum parah banget kalo udah kumat. Gimana gue gak stress?"

"Ya terus, dia yang begitu tuh salah lo? Dia yang suka sama lo, dia yang bahas mental issue, dia yang tantrum tuh salah lo? Gak, Ris!"

"Ah tau lah! Lo beneran gak bantu!"

"Gue gak bantu apa sih Ris? Ini gue coba ngelurusin pikiran lo, tapi emang lo yang denial! Lo gak mau ngeiyain perasaan dia tapi lo juga gak berani nolak. Karena apa? Ya karena lo gak mau hubungan 'pertemanan' lo yang udah bagus ini rusak! Lo sendiri sadar Ris, kalo udah begini lo sama dia gak bakal bisa balik kayak dulu. Temenan kayak dulu. Gak bakal."

Aris sama sekali tidak menjawab, tatapannya kesal pada Miko yang memang rasanya hari ini sama sekali tidak memihak padanya.

"Mending lo tegasin sekarang soal perasaan lo. Kalo nanti-nanti, gue yakin malah bikin sakit hati." pungkas Miko, seraya ia melenggang kesal menaiki tangga ke kamarnya. Meninggalkan Aris sendiri di meja makan.

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Where stories live. Discover now