Blue : 24

936 89 17
                                    

"Se-serius lo?"

Miko mengangguk, tidak terlihat sama sekali paras-paras ragu dari Miko yang mengajak senggama di tengah malam ini.

Ah, soal tengah malamnya sih tidak jadi masalah, pun biasanya mereka senggama juga tengah malam saat orang-orang sudah terlelap. Ini yang diheran-herankan sampai buat Aris berpikir kalau Miko ini sudah gila adalah... Miko mengajak senggama saat mereka baru saja pulang dari luar kota. BARU SAJA. Rebahan pun rasanya belum ada lima belas menit.

Ini sih bukan senggama untuk memperbaiki hubungan, memang Miko saja yang sedang berahi.

"Gak mau?"

"Lo gak capek emang?"

"Gak... juga sih. Lo capek banget ya? Masih mual?"

Aris diam dulu, ia perhatikan lekat-lekat wajah kekasihnya ini, sambil mengingat-ingat tentang mual yang tadi Aris rasakan di bandara. Rasanya, memang sudah hilang sejak sampai di rumah, sejak Miko memeluknya.

"Gak papa kalo gak mau, lo pasti capek juga kan? Kemaren malem juga gak tidur-"

"Mik." sela Aris. "Lo horny?"

Malah gantian Miko yang diam. Ditanya begitu, Miko bingung lah. Ia juga tidak paham kenapa tiba-tiba ngajak Aris senggama. "Bisa.. dibilang begitu?" jawabnya pelan, "Abis kayaknya, udah lama juga gak sih kita gak ngeseks?"

"Iya sih.."

"Mau?"

"Hmm." baru Aris menyahuti, ia bangkit, mendorong Miko agak menjauh. "Gue ke kamar mandi dulu."

"Oke."

"Jangan tidur!"

"Nggak lah, masa gue yang ngajak, gue yang tidur?"

Lah iya juga. Malu juga Aris jadinya gara-gara menitahkan hal itu pada Miko, seakan-akan ia yang mau. Mungkin... memang mau? Lebih tepatnya, Aris juga mau. Bukan karena horny seperti Miko, rasanya tidak. Aris lebih ke, sepertinya senggama memang cocok untuk Aris saat ini.

Maksudnya, cocok karena Aris yakin senggama bisa buat Aris melupakan semuanya, hal-hal yang terjadi belakangan ini yang terus menuhi kepalanya. Senggama selalu berhasil buat Aris lupa dan hanya fokus pada rasa senggama itu sendiri. Meski selepas senggama Aris ingat lagi, tapi setidaknya Aris merasa ada jeda untuk otaknya, untuk tidak memikirkan hal-hal yang buat sakit kepala.

Di kamar mandi, Aris menggunakan waktunya lumayan lama. Miko hanya duduk di tepian kasur sambil melihat-lihat foto di galery handphonenya sendiri. Lagi-lagi, tidak ada foto berdua Aris. Foto candid Aris ada, tapi tidak ada foto yang berdua. Pun, liburanmlnya dipangkas juga, jadi tidak semua destinasi yang semula direncakan terlaksana.

Matanya melirik, pintu kamar mandi terbuka namun tidak memunculkan sosok Aris. Hanya terbuka, Miko masih harus menunggu beberapa saat sampai Aris menampakan dirinya. "Sini." ajaknya, pelan, sebisa mungkin suaranya dibuat lembut meski suara Miko ini memang cowok banget.

"P-pake kondom Mik."

"Iyaa. Lo lama banget, gue kira pingsan."

"Ya kan gue bebersih dulu." Aris sambut tangan Miko yang langsung menarik Aris lebih dekat, duduk di pangkuan kiri Miko. "Sorry Mik.. yang tadi di bandara. Gue bener-bener kepikiran soal itu. Maksudnya, yang.. yang gue ngerasa kalo lama-lama nih, gue jadi kayak dia."

"Gak Ris, gak kok. Gue gak ngerasa kayak gitu. Gua paham lo, kan tadi gue juga bilang kalo gue juga salah maksa lo buat cerita ke gue, padahal susah."

"Iya sih.. tapi kan tetep aja."

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon