Blue : 18

937 101 46
                                    

Waktu Aris baca chat Miko dengan Luna, ia banyak tertawa karena keduanya yang saling melempar umpatan. Tapi dadanya terasa seperti tertusuk juga. Sakit.

Bukan, bukan karena Miko yang sudah resmi jadi kekasih Aris ini chatingan sama perempuan lain, sama Luna. Bukan! Soal itu Aris sudah benar-benar tidak memikirkan, yang dulu mungkin cemburu, tapi sekarang sudah tidak karena paham Miko dan Luna ini memang teman, malah bestie. Sambat sana, sambat sini.

Yang membuat dada Aris terasa sesak justru isi cerita Luna, soal Adrian yang beberapa tahun lalu sempat punya hubungan serius, sudah mau lamaran tapi ketahuma si perempuan punya selingkuhan. Perasaan Aris seperti tercampur disana, apalagi membaca chat Luna yang mengatakan, "Kalau Adrian trust issue ke gue, gue bisa paham." entah kenapa dengan kalimat itu, Aris merasa sesak.

Untungnya Adrian juga lekas ditunjukan tabiat si perempuan, untungnya Adrian lekas dijauhkan dari perempuan tersebut. Dan kini bersama Luna, yang dulu hanya teman virtual, dua minggu lagi bersanding di pelaminan.

Lucu.

Menurut Aris begitu. Apalagi kalau sudah bawa-bawa kenyataan hubungan Luna dan Adrian untuk menyindir Miko. Makin lucu, soalnya kan Miko tidak percaya tentang hubungan virtual, eh ini bestienya sendiri mau nikah dengan teman virtual. Lucu lah.

Tapi yaa, kalau ditanya apa Aris mau kembali lagi ke dunia tersebut atau tidak, Aris selalu menjawab tidak. Ia senang disana, ia merasa nyaman, awalnya. Tapi lama-kelamaan Aris disadarkan kalau memang dunia itu bukan dunia yang cocok untuk Aris. Aris ingin stay saja di dunia nyata, karena ia punya Miko, punya Mitha teman sekampusnya, Eki DKK yang juga sudah Aris anggap tidak hanya sekadar kenal, pun, Luna, Adrian, Mira dan Boba, yang teman virtual kini jadi teman nyata. Begitu saja Aris cukup.

Ditemukan dengan orang baru malah memperburuk jiwa people pleaser Aris. Ingin selalu menyenangkan mereka, ingin selalu bisa mendengarkan mereka. Tidak baik walau maksud Aris baik. Aris harus sadar diri batasan dirinya, harus sadar pula kalau mereka semua masih stranger, yang Aris tidak ikut andil dalam kehidupan mereka pun tidak ada salahnya.

Kini Aris, ingin belajar untuk lebih menghargai dirinya sendiri saja. Mencintai dirinya sendiri. Kalau ia sudah bisa secara tulus mencintai dirinya sendiri, baru ia belajar mencintai orang lain.

Oh!

Miko pengecualian. Hehe.

"Mira sama Boba mah dateng pas nikahannya doang ya Mik?"

"Iya. Nanti tuh kita ngikut keluarnya Adrian, Ris. Dari pihak Adrian lah istilahnya."

"Kocak banget anjir."

Miko menarik seringai, masih fokus melajukan mobilnya menuju tempat lamaran. Tidak di rumah, tapi di restoran, biar lebih leluasa maksudnya. Soalnya rumah Luna tidak luas-luas amat, keluarga Adrian juga banyak yang datang, mana jauh-jauh dari Jogja, jadi yaa di resto saja deh. Kata Luna sih begitu. Nikahnya juga nanti di gedung kok.

"Tadi pagi Nenna tuh nanyain, siapa yang lamaran. Dia kira temen seumuran kita Mik."

"Terus?"

"Gue jelasin lah, temen dari Twitter segala macem. Baru lah dia konek." tutur Aris, sambil cekikikan yang juga buat Miko cekikikan. "Terus kan dia ke kamar gue ya Mik, liat deh tuh merch-merch gue segala macem, kan itu di meja belajar gue ya, dia nanya, kalo semuanya di meja, gue belajarnya dimana?"

"Lah lo kayak pernah make itu meja belajar aja."

"Iya makanya itu Mik, gue jawab persis kayak kata lo barusan. Terus dia malah nyindir, bawa-bawa gue yang anak desain, kayak, gue anak desain nih tapi jadiin meja gak sesuai fungsi gitu loh Mik. Kenapa gak pake rak-rakan atau apa kek gitu. Nenna malah nyeramahin gue."

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang