Blue : 08

674 113 15
                                    

PKL Aris, jadinya tetap di tempat Nenna. Karena sambil kuliah, jadi Aris masuk kerja yang ke kantor hanya saat tidak ada kelas saja, sisanya ia lanjut internship di rumah seperti Nenna. Pekerajaannya pun santai saja, karena anak emas Nenna.

Waktu pada protes, Nenna hanya tertawa. Mila dan Miko merengut sebal, karena kalau Aris apa-apa dipermudah, tidak akan dapat pengalaman apa-apa. Tapi ya namanya Nenna, segitu sayangnya dengan Aris.

Miko sendiri sudah memantapkan hati akan mengambil PKL selama libur semester enam ke tujuh. Karena lumayan lama, jadi bisa cukup untuk menyelesaikan tugas Praktik Kerja Lapangannya. Sudah mengatakan juga pada Mila, kalau Miko sudah bulat akan magang di kantor Mila.

"Gue sih cari aman, jadi PKL pas kenaikan semester nanti. Kalo sambil kuliah kayaknya gue gak sanggup, lo tau jurusan gue kayak apa. Gak akan bisa gue ambil pas semesteran tujuh ke delapan, bisa gila gue.. Skripsian."

"Lah iya anjir.. udah bakal skripsian lagi aja."

"Makanya."

"Lo lulus kuliah mau kerja apa Mik?"

Tidak langsung jawab, karena Miko juga bingung akan kerja apa. Ia teguk dulu jus jeruknya, melegakan tenggorokan bekas mie ayam. "Gak tau sih, paling ujung-ujungnya kan kantoran lagi. Apa aja deh, yang penting dapet kerja. Lo?"

"Yakin lo nanya gue?"

"Bener juga.." PKL saja Aris cari aman, gimana kerja? Miko nih yakin Aris mampu, cuma ya anaknya ini pesimis, banyak takutnya. Ogah keluar dari comfort zone. "Lo kerja kayak Nenna aja Ris. Desain."

"Pengennya sih gitu.. gak tau deh. Gue gak kepikiran sama sekali Mik. Bahkan gue sampe mikir, kayaknya gue gak kerja aja, atau kerja dari rumah buka komisan."

"Yhaa... gue masih setuju soal buka komisan. Cuma soal yang gak kerja itu, gue masih mikir-mikir."

"Gue juga."

"Tapi gak.. lulus kuliah langsung nikah kan?"

"Ya nggak lah anjir! Nikah sama siapa lagian? Hah? Kalo lulus kuliah langsung nikah emang gue bisa? Disini gue cowoknya! Beda cerita kalo lulus kuliah gue nemu sugar daddy, terus diajak tinggal bareng sama dia, tanpa kerja."

"Mulai halu nih orang."

"Ya elo!" kesal juga Aris lama-lama, sampai melempar sedotan dari gelasnya pada Miko. "Gue pikir, justru lo yang bakal langsung nikah."

"Hah? Nikah? Nikah sama siapa?"

"Luna lah. Lo diem-diem pacaran kan sama dia?"

"Makin-makin halu nih orang."

"Keliatan banget kalian pacaran Mik. Ngaku aja kenapa sih? Selama ini lo nolakin Nash, ternyata diem-diem jadian sama Luna."

"Gue gak pacaran sama Luna, Ris. Lo tau gue gak mau pacaran sama mutual. Kita temenan doang."

"Temenan doang tapi bab-beb-bab-beb."

"Luna kan? Bukan gue. Luna ke yang lainnya gitu juga. Lo gak merhatiin aja. Lagian gue deket sama Luna juga soal mabar doang, atau dia curhat soal crushnya yang suka sama orang lain. Lo gak usah aneh-aneh mikir kita pacaran. Gak mungkin banget anjir."

"Hmm." Aris melengos. Mendorong mangkuk mie ayamnya, sudah habis, sisa minumnya saja setengah.

"Jujur ya Ris, gue lama-lama risih lo bahas Nash, Nash, Nash terus. Tuh orang lama-lama freak."

"Mik!"

"Gue bener. Gue gak ada rasa apa-apa, tapi dia segila itu. Dia jadiin gue bahan tulisan dia."

"Dia begitu karena terinspirasi lo Mik. Bukan freak. Lo sumpah jahat banget bilang dia freak. Nash temen gue."

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Where stories live. Discover now