Blue : 04

1K 121 17
                                    

Soal hubungan Aris dengan Zack itu, Miko tidak tau. Aris juga sudah tidak pernah cerita apa-apa soal si mutual baper ini. Aris juga sudah kembali aktif di sosial media, alasannya karena sibuk kuliah.

Miko tau 80% dari alasan itu memang benar, karena nyatanya Fakultas Seni Rupa dan Desain akan mengadakan galeri selama seminggu penuh dan sudah pasti Aris ikut andil. Acaranya tinggal bulan depan, jadi pasti sibuk. Jadi kalau Aris mengatakan sibuk dengan kuliah ya udah pasti benar, tapi 20%nya Miko yakin Aris bohong. Terlihat jelas kalau Aris ingin menghindar dari Sosial Media bahkan Zack.

Sekembalinya Aris, ya timeline Twitter Miko penuh lagi dengan cuitan Aris dan teman-teman akrabnya ini. Miko sih hanya menonton sekali-kali mereply. Ia tidak terlalu aktif di sosial media memang, pun Miko masih sering ikut Eki dkk ngegame. Jadi lebih sering hang out dengan mereka dibanding berlama-lama di Twitter.

Tapi dilihat-lihat, kalau Miko perhatikan tiap Aris aktif di Twitter dan Zack juga sama, keduanya sama sekali tidak ada interaksi sama sekali. Entah kalau di DM atau malah Whatsapp karena Aris juga tidak cerita apa-apa, yang jelas Miko melihat keduanya tidak ada interaksi seperti sebelumnya di timeline.

"Mik.."

"Hmm?"

"Potong rambut yuk?"

"Ya potong lah." pandangan Miko masih fokus pada handphone, sedang seru mabar PUBG dengan teman-teman kuliahnya.

Aris yang punggungnya jadi bantal Miko pun santai sana, ngescroll reels Instagram saking gabutnya. "Menurut lo rambut gue udah kepanjangan belum sih?"

"Depannya sih kayaknya, kan lo biasa kayak ada poninya gitu kan? Nah itu gue liat udah nyolok-nyolok mata."

"Bener.. jadi rapihin gitu aja kali ya?"

"Iya."

"Lo gak mau potong sekalian Mik? Temenin gue."

"Masih pendek Ris, lo kan tau rambut gue tumbuhnya lama."

"Iya juga, tapi untung rambut lo tebel Mik, kayak sapu ijuk."

"Brengsek."

Aris tertawa, buat kepala Miko juga jadi naik-turun karena ya Aris tertawa otomatis pinggungnya refleka gerak-gerak. Sampai Miko kesal sendiri, dan bangkit lanjut ngegame karena tadi sedang seru-serunya.

"Galeri FSRD nanti lo dateng ya Mik."

"Gampang lah. Tiap hari gue kesana juga bisa."

"Sip! Lo juga harus berlanja barang-barang dari jurusan gue. Oke?!"

"Selow. Berapa sih?" kekehnya, terdengar sombong dan itu menyebalkan. "Eh, ada gelang-gelang gitu gak Ris? Tahun lalu apa tahun sebelumnya lagi ya? Yang gue beli gelang pake tali kur itu. Inget gak lo? Sama lo juga deh belinya. Di acara FRSD juga kan?"

"Iyaa sama gue, itu kita masih semester satu anjir. Masih ada tuh punya gue. Punya lo emang kemana?"

"Kan ilang pas waktu ke Puncak itu. Pengen lagi gue, tapi yang simpel aja."

"Hmm." Aris mengangguk-angguk, gantian tubuhnya yang merosot tiduran di pangkuan Miko. "Gak tau bakal ada yang jual lagi apa nggak, mungkin ada sih. Gue ngincer totebag anak DKV, keren banget Mik! Buat kuliah atau jalan gitu juga gak norak! Beli yuk Mik!"

"Iya iya. Tapi emang makin taun makin keren aja acara fakultas lo."

"HIMAnya pada bener kali. Gue mah gak ada kontribusi yang gimana gitu ke fakultas. Tim hore doang, itu juga mager-mageran." akunya, sambil tertawa bangga.

"Ya gue juga kalo itu sih, kan gue juga gak gabung HIMA." soalnya Miko juga sebenarnya malas ikut organisasi. Tapi ia bukan mahasiswa kupu-kupu seperti Aris, masih suka ikut kumpul main-main dengan teman-temannya. "Jadi potong rambut Ris?" tanyanya, sambil menyimpan handphone karena gamenya juga sudah selesai. Matanya terpaku pada rambut depan Aris. Ia tarik-tarik mengukur sepanjang apa rambut sohibnya ini.

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Where stories live. Discover now