Blue : 20

959 97 25
                                    

Dan disini Aris sekarang, dalam dekapan Miko, mengerang sakit tapi masih ingin dilanjutkan. Aris tidak bisa memikirkan apa-apa lagi selain rasa yang menjera di bagian bawahnya. Bahkan pelukan Miko saja belum benar-benar bisa membantu Aris mengalihkan rasa sakitnya.

Air matanya sampai mengalir tidak henti, Aris kesakitan, tapi tetap tidak mau disudahi. Susah payah kemarin-kemarin ia meminta Miko untuk memasukan penisnya, melakukan senggama yang sesungguhnya, kalau Aris mundur dan menyudahi senggama malam ini, artinya Aris menyia-nyiakan kesempatan yang Miko berikan.

Tidak mau.

Aris hanya perlu mensugesti dirinya, kalau sakit ini akan segera reda dan bergamti dengan rasa senggama yang luar biasa. Kata orang begitu.

"Ini karena lo tegang Ris, jadi sakit. Pas gue gerak, atau maksa masukin lagi ya lo makin kesakitan, soalnya lo tegang."

"Abis itu lo ternyata gede banget.." rengek Aris.

Buat Miko hanya bisa membuang napas, mau tertawa karena tampang Aris lucu tapi kasihan juga kekasihnya ini lagi kesakitan. Mau sakit hati dibilang penisnya besar juga... yaa.. yaa kenyataan.

"Apa kita foreplaynya kurang lama ya Mik?"

"Mungkin? Besok-besok lo siapin sendiri karena lo yang tau diri lo, gue bantu sisanya aja."

Aris mengangguk-angguk, airmatanya masih belum berhenti, pipinya merah, hidungnya juga. "Gerakin, pelan-pelan."

"Gue dari tadi pelan kok." sahut Miko. Ia kecup kening Aris sekali, dan pipinya juga dikecup kanan-kiri. Ia benarkan posisinya, sampai nyaman, agar Aris juga nyaman.

"Hngh-"

Karena Miko juga ingin melanjutkan senggamanya. Perlahan namun memaksa, memasukan penisnya lebih dalam lagi di anus Aris. Sampai setengah, lalu berhenti, membiarkan Aris melenguh mendesah dan membiasakan diri.

"Sakit?"

"Lumayan.." Aris masih merengek, tapi tidak seperti tadi. ia mulai lebih rileks dari yang awal, rasa sakitnya tidak sebegitu sakit seperti pertama Miko memasukannya. "Penuh Mik.."

"Hm."

"Gue refleks ngedesah gitu, lo jijik gak sih Mik?"

"Gue denger lo ngedesah tuh bukan yang pertama kali ya Ris. Ya nggak mungkin lah gue jijik."

"Malah makin horny ya?"

Miko memicingkan matanya.

"Kayak di komik-komik kan gitu Mik. Ukenya ngedesah, semenya makin horny. Nah lo pasti begitu kan?"

Mau mengatakan Aris ini mengada-ada tapi ada benarnya juga. Miko hanya gengsi mengakui kalau.. yaa Aris benar, ia makin terangsang karena dengar Aris mendesah. Belum lagi saat melihat ekspresi Aris. Miko suka.

Obrolan soal desahan Uke dan kehornyan Seme ini tidak dilanjutkan. Ada hal yang lebih penting lagi daripada membicarakan hal yang bisa dibicarakan di luar waktu senggama.

Ya Miko paham sih, kadang ajakan mengobrol Aris itu untuk mengalihkan rasa tegang dan mungkin sakitnya, tapi Miko juga tidak bisa lama menunggu, tetap diam saat penisnya terbenam. Ingin Miko gerakan, mencari nikmatnya senggama.

Masih perlahan-lahan, tapi sudah bisa lebih leluasa. Miko tidak hanya sekadar mendorong masuk penisnya, kini sudah ia gerakan keluar-masuk. Anus Aris juga sudah terbiasa dengan penis Miko.

Desahan Aris sama sekali tidak terhenti, ia meremat sprei karena Miko tidak memeluknya sama sekali. Terduduk di antara kaki-kaki Aris, menjaga kedua kaki Aris agar tetap terbuka dan Miko menggenjot pinggulnya disana.

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang