Blue : 05

845 120 26
                                    

Masalahnya, Miko mana tau kalau ternyata Aris masih sering komunikasi dengan Zack? Arisnya tidak pernah cerita, membahas pun tidak. Miko juga tidak pernah lihat mereka di timeline lagi. Jadi Miko pikir, keduanya memang sudah tidak saling komunikasi.

Lah ini? Ternyata masih. Miko jadi kesal. Bukan karena kesal mereka sempat masih berhubungan, tapi kesal karena Aris kini malah terus-terusan mempertanyakan salahnya dimana berujung menyalahi dirinya lagi. Hal-hal yang berkaitan tengang mental Aris ini yang buat Miko kesal.

Dari yang tiba-tiba diblock itu pun Aris tidak langsung cerita, bahkan sikapnya masih seperti biasa saja, di dunia maya begitu juga di dunia nyata. Kalau bukan karena Miko sadar ada yang off dari Aris, mungkin Aris juga masih memendamnya sampai lama, dipendam sendiri tidak tau cerita pada siapa.

Waktu ditanya kenapa tidak cerita ke Miko, jawabannya "Takut lo marah."

Ya memang marah, tapi lebih marah lagi kalau begini. Sungguh! Miko rasa ia sampai kehabisan kata-kata untuk menyadarkan Aris.

"Gue tuh marah juga demi lo Ris. Bukan karena gue kesel sama lo tapi karena gue care sama lo, karena gue gak mau temen baik gue ini sakit hati segininya. Udah gue bilang dari lama, stop berhubungan sama dia."

Aris hanya menunduk. Miko sadar Aris tidak enakan, meninggalkan Zack begitu saja pun sulit untuk Aris.

"Gue harus sampe kapan sih Ris ngeliat lo yang begini? Yang nyalahin diri lo sendiri? Yang nganggap diri lo sendiri nih unworthy? Gue harus liat lo segimana kacaunya lagi Ris? Cuma gara-gara orang yang bahkan, lo cuma kenal dia tiga bulan ini! Bahkan lo gak pernah tatap muka sama dia."

"Ya udah lah Mik, udah lama juga kejadiannya. Udah basi."

"Kalo lo bener biasa aja sih gue juga bodo amat Ris, ngapain gue ngurusin kalian? Gak ada untungnya di gue. Tapi ini lo malah makin- Ris! Sumpah! Lo makin gak karuan!"

"Gak karuan apa sih Mik? Gue biasa aja. Gue bener-bener udah lupa, bahkan gue ngerasa bebas bisa lepas dari dia! Lo bilang dia toxic kan? Iya, gue tau karena gue yang ngerasain, Mik! Sekarang gue udah lepas dari dia, gue ngerasa bebas. Gak perlu ngeladenin chat-chat dia yang bikin gue ngerasa bersalah, yang maksa jawab perasaannya. Gue bebas Mik. Gue gak lagi kena gaslight dia!"

Benar. Miko juga setuju dengan yang satu itu. Aris bebas, dan tidak perlu mengahadapi Zack lagi. Tapi yang masih amat mengganjal untuk Miko adalah, ia paham bahkan tau benar kalau di dalam-dalamnya Aris ini, masih ada pertanyaan kenapa ia bisa sampai diblock, dan apa yang menjadi salahnya? Pasti.

Mau sudah berlalu lama pun, Aris pasti masih akan mempertanyakan itu. Walau ia terlihat tidak peduli, walau Aris juga sudah sebisa mungkin melupakan apa yang terjadi. Tapi pertanyaan "apa salahnya?" benar-benar melekat.

"Ris.." Miko tarik kursi dari meja komputernya, duduk menghadap Aris, menggenggami bahunya. "Ris, udah cukup. Yang kemaren itu yang terakhir. Jangan sampe ada kejadian seabsurd ini lagi. Please. Gue bener-bener gak mau liat lo begini Ris."

"Hmm.."

"Gak semua mutual tuh bakal nganggap kita temen deket, kita masih stranger buat mereka. Kita mutualan buat temenan loh, kalo mereka cross the line, ya lo jangan makin ngebiarin mereka makin-makin ngelewatin batas cuma karena mereka deket sama lo, cuma karena lo gak enak. Please Ris, demi lo sendiri."

"...oke." suaranya benar-benar pelan, bahkan pandangannya juga sudah dipalingkan dari Miko. "Thanks Mik.."

"Lo masih punya gue Ris, lo gak perlu mendem-mendem kayak kemaren. Iya yang soal masalah absurd ini gue marah, lo juga jadi gak mau cerita ke gue karena gue yang kayak gitu. Tapi sekarang lo paham juga gue marahnya kenapa, kan?"

The Blue, as Glued as You. (BL 18+) [COMPLETE]Where stories live. Discover now