CHAPTER 09||

10 1 0
                                    

"Luh kenapa bisa sihh sampai kaya gini?". Kata vio.

"Tau kenapa sih bisa Luh sampai sakit begini nih". Ucap bia

"Ya gue kan manusia,wajar kalau gue sakit". Yang di tanya menjawab ketus

Saat ini mereka semua sedang berada di rumah Kana,sore tadi Rey membawa Kana kembali setelah infus nya habis. Dan Rey juga yang membantunya mengurus semua keperluan dirinya.

"Luh tuh ya susah bangett di bilangin ,kan gue udah bilang jangan main hujan-hujanan kan gini hasilnya,Luh juga yang sakit". Omel bia.

Kana hanya bisa tersenyum paksa. Sungguh ia tidak tau jika akhirnya akan seperti ini ,kalau ia tau pun ia tidak akan melakukan nya.

Kepalanya pusing,hidungnya flu dan sekarang ia harus mendengarkan ocehan panjang dari bia dan vio yang tidak ada henti-hentinya mengomel.

"ASSALAMUALAIKUM YA AHLI KUBUR". ucap Gibran yang baru saj memasuki kamar Kana bersama yang lain.

"Waallaikumsalam penghuni neraka". Sahut bia tak kala kencang.

"Astaghfirullah permaisuri azazil ada di sini".

"Massyaallah pangeran"

Mendengar itu Gibran tersenyum.

"Iya dong jelas gue emang pangeran"

"Pangeran kodok". Pekik bia. Ia menatap sinis Gibran

"HEH Luh berdua tuh bisa ga sihh jangan ributtt Mulu,kasian Kana lagi sakit Luh malah pada ribut". Ujar Haikal

"Tau Luh ga boleh gitu gib sama perempuan". Timpal Azka

"Tau nihh Gibran ga mau ngalah sama cewe", kata Aidan. Ia sedang merangkul bahu Azka menjadi sandaran.

"Heh enak banget Luh lagi nyender di gue,Luh pikir gue tembok". Ketus Azka. Ia sedikit menggeser tubuhnya.

"Ya elah pelitt bangett ka". Kata Aidan.

"Pelit pelitt Luh pikir enteng".

"Heh enak bangett Luh,gue ga seberat itu ya".

"BERISIK". bentak Devan. Ia menatap tajam Gibran,Azka dan Aidan. Sedari tadi ia sudah berusaha menahan amarahnya agar tidak meletup-letup. Tapi mereka malah memancingnya.

"Sekali lagi Luh Luh Luh pada ribut,gue sayat bibir Luh pada". Ancamnya dengan mata tajam. Jari telunjuknya menunjuk Gibran,Azka Aidan dan bia bergantian.

Sontak keempat orang itu menelan Saliva susah payah. Sedangkan para teman nya menahan tawa melihat ekspresi keempat orang itu.

"Udah-udah jangan pada ribut,mending kalian turun ke bawa pasti bibi udah buat makanan". Kata Kana. Jujur ia merasa kasian melihat keempat teman yang baru saja di bentak oleh Davian.

"Serius na?". Tanya Azka antusias

"Iya serius". Jawab Kana mengangguk kan kepalanya. Ia melihat tatapan berbinar dari mereka.

"Yaudah,gue ke bawah dulu". Ucap Gibran yang keluar kamar lebih dulu, Gibran memang pernah kerumahnya bahkan tak jarang pria itu selalu membawakan ia makanan. Jadi sudah biasa seperti itu.

"Woyy gib tungguin gue". Pekik Azka.

"Ehh-ehh kok gue di tinggal sih,woyy tungguin ngapa". Lalu Aidan keluar disusul vio dan bia yang ikut berlari bersama Haikal.

Di kamar hanya tersisa Kana,Alexa,Zidan,Davian,Rey dan juga Rian

"Gimana na, kondisi Luh udah enak kan?". Tanya Rian

KANAREYWhere stories live. Discover now