Chapter 2 : Ih

21.6K 1.6K 64
                                    

Ancia terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin di seluruh tubuhnya, dia baru saja mimpi buruk.

Berciuman dengan sosok kakak kelas yang mengerikan.

Menyingkirkan selimutnya, Ancia mengambil handuk untuk mencuci wajah dan sikat gigi, ini hari Minggu jadi di bebas ingin melakukan apapun sampai malam nanti, semua tugasnya juga sudah selesai Ancia bebas bermalas-malasan.

Menatap wajahnya di cermin Wastafel, Ancia merasa aneh ketika melihat bibirnya yang bengkak, mengacuhkan hal itu Ancia mengambil sikat gigi, mencoel sedikit odol dan menyikat giginya.

"Aw..." Ancia meringis.

Bibirnya perih.

Mendekatkan wajahnya Ancia melihat bibirnya yang terluka.

"Kenapa nih? Kebentur dinding?" Otaknya masih loading.

Tunggu apa ini?

Ancia mengusap bercak keunguan yang ada di cermin Wastafel nya.

Sekali.

Dua kali.

Tiga kali.

Empat kali.

Gadis itu emosi sendiri.

"Apaan sih ini?! Kok engga ilang!"

Menganggu sekali, kenapa letaknya harus di leher?

Eh tunggu dulu....

Ancia berhenti mengusap cermin nya.

Tangannya menyentuh bercak keunguan itu, tepat di leher samping kanannya.

Nafas Ancia tercekat.

Lalu ingatan tentang kemarin malam memasuki kepalanya.

Oh my God.

"Bukan mimpi anjir!" buru-buru Ancia menyikat gigi dan membersihkan wajahnya, dia keluar dari toilet, mengambil ponselnya dan mencari tahu bagaimana caranya menghilangkan bekas cupang.

Turun ke lantai bawah Ancia mengambil bawang putih dan mengusap-usapnya ke bekas menjijikkan itu.

Dia melakukannya berulang kali dan lama sampai membuat bekas keunguan itu berubah menjadi merah.

"Sial, gila tuh kakak kelas, semoga aja dia engga ingat." ujar Ancia.

Sepertinya laki-laki itu mabuk kemarin malam dan salah mencium seseorang.

Setahu Ancia Rheon itu sudah punya pacar, pacarnya cantik, seksi, anggota eskul Dance di sekolahnya dan memiliki channel YouTube pribadi.

Dasar cowok gila, udah punya cewek kok masih nyosor-nyosor cewek lain.

Ancia melirik bekas itu kembali, dia menghela nafas melihat warnanya yang sudah sedikit memudar.

"Bau bawang gue..." Dia mencium aroma tubuhnya sendiri.

Lebih baik dia menanjakan diri dengan air hangat daripada pusing memikirkan hal lain.

"Ancia!"

Ketika Ancia masih di toilet, suara Erina terdengar dari luar.

"Mandi!" seru Ancia.

Erina mengendus-endus aroma kamar Ancia. "Kok bau bawang putih, lo habis ngapain?"

"Makan." jawab Ancia asal.

Erina meletakkan dua bungkus nasi uduk yang ia beli di atas meja belajar Ancia, dia duduk di atas ambal di kamar gadis itu dan memainkan ponselnya. "Lo tahu ada kejadian heboh tadi malam."

Trap (The End)Where stories live. Discover now