Chapter 21 : Haha

12K 995 50
                                    

"Gue pikir suhu ternyata cupu." Rheon berbisik rendah pada Ancia.

"Lah lo lihat aja matanya kayak mau nerkam gue, takut lah, tadi gue ditampar, sakit nih pipi gue, rambut gue juga dijambak, sakit ini." Ancia mengaduh. "Kita kan udah temanan, saling membantu dong."

Mereka bisik-bisik di hadapan Drea.

"Jangan mesra-mesraan di depan gue!" Drea emosi. "Rheon, kalau lo memang pacaran sama cewek ini, jangan harap kehidupan dia selama sekolah bisa tenang, gue ganggu dia."

Ancia merinding mendengarnya.

Rheon menggaruknya kepalanya yang tidak gatal, ah lagi-lagi dia harus berhadapan dengan mantan psikopat. "Gue minta putus baik-baik, gue engga ada ngambil keuntungan apapun."

"Baik-baik? Lo cuma bilang gue bosan sama lo, udah yah bye! Lo pikir gue bakalan terima aja?! Cowok bangsat!"

Rheon melotot ngeri, Drea mendekati mereka berdua dan berusaha menarik Ancia yang bersembunyi di belakang Rheon.

"Ah! Kak tolong gue!" Ancia menahan bahu Rheon, agar laki-laki itu tidak kabur dan meninggalkannya sendirian.

"Sini lo cewek sialan! Gara-gara lo kami putus!"

"Gue lebih cantik! Lebih seksi! Lebih baik dari lo! Kenapa dia lebih milih curut kayak lo?!"

"Kak kami engga pacaran loh." jawab Ancia, sepertinya dia harus meluruskan kesalahpahaman ini. "Mana mau kak Rheon sama curut kayak gue kak, kan kayak yang lo bilang kak, kami cuma teman, dekat-dekat teman, gue dekat dia juga terpaksa, dipaksa orangnya." jelas Ancia sesederhana mungkin.

Drea terdiam mendengarnya.

"Drea tenang dulu, lo gak malu apa dilihat adik kelas." Rheon menahan kedua tangan gadis itu. "Malu anjir, lo itu YouTubers, pasti diantara mereka ada fans lo."

Drea tersadar, dia menatap sekelilingnya.

Semua murid kelas 10 sedang menatapnya dengan pandangan kasian, mereka mengasihaninya.

"Argh! Gue nyesal pernah jadi pacar lo! Gue sumpahin cewek yang lo sukai engga akan balas perasaan lo sampai lo harus merendah, mohon-mohon kayak orang gila untuk dapetin dia! Lo harus ngerasain apa yang gue rasain!" Drea berseru kepada Rheon, matanya berkaca-kaca, kemarahan, kebencian dan rasa sakit hati terlihat disana.

Rheon terdiam, dia sudah terbiasa melihat pemandangan seperti ini.

Setiap cewek yang ia putusin selalu tidak terima dengan keputusannya, mereka akan menatapnya seperti itu, mengutuknya, dan mengutarakan ujaran kebencian lainnya agar rasa sakit di hati  mereka terlampiaskan padanya.

Rheon sudah terbiasa sampai dia muak melihatnya.

Rheon mengakhiri hubungan dengan mantan-mantannya dengan baik, dia tidak membuat keributan dan menyebarkan gosip yang tidak enak, kenapa mereka seolah-olah tidak terima? Yah salahkan wajahnya yang ganteng maksimal.

Cewek mana yang mau kehilangan pacar se-ganteng, se-royal, dan se-effort Rheon? Hah? Tentu saja tidak ada.

Setelahnya Drea pergi dari kelas Ancia, dia mendatangi teman-temannya yang menunggu tidak jauh dari kelas Ancia, memeluk mereka dan pergi dengan bahu bergetar.

Ancia geleng-geleng kepala, dia menatap Rheon. "Jahat lo kak." ujarnya.

Rheon melirik gadis itu. "Gak lah, kan gue udah ngomong baik-baik."

"Kalau engga suka kenapa dipacarin?" tanya Ancia.

Rheon menatap Ancia kesal. "Engga asyik lo, menghakimi perasaan gue."

Trap (The End)Where stories live. Discover now