Chapter 26 : Hush

10.5K 971 25
                                    

Sesuatu yang aneh terjadi pada Rheon pagi ini.

Dia menempel pada Ancia.

"Tumben cepat datang kak?" tanya Ancia, dia baru saja tiba dan memakirkan motornya ketika Rheon menghampirinya.

"Lo biasa datang jam segini?" tanya Rheon.

Ancia mengangguk. "Gue kemarin nonton Lean streaming kan, masih ngantuk banget, btw maaf gue ketiduran kemarin kak." Ketika Ancia bangun sambungan telepon itu masih terhubung dan sudah berjalan selama 4 jam, bayangkan dari jam 2-6 pagi, kayaknya Rheon juga ketiduran karena tidak memutuskan sambungan.

"Gue menang, 5 match."

"Keren." Ancia bertepuk tangan kecil, yah meskipun dia tidak paham.

Rheon tersenyum bangga. "Terus kan gue ngantuk." Dia belum ada tidur.

"Mau gue bilang tidur kita masih ada jam pelajaran, tahan yah kak." jawab Ancia.

"Gak mau."

"Lah terus?"

"Ayo bolos."

"Hah?" Ancia tidak pernah mendapatkan ajakan seperti ini sebelumnya. "Mau kemana?" Eh gila nih mulut bukannya nolak.

Apa yang terjadi pada Ancia?

Rheon sumringah, dia menunjukkan kunci rooftop sekolah. "Gue pinjam dari satpam."

"Kok bisa?"

"Iya tutup mulut kejadian lo kemarin."

Oh pintar juga.

"Terus kalau ditanya wali kelas gimana?" Ancia mengikuti langkah kaki Rheon, sebenarnya dia juga mengantuk, tidurnya belum puas.

"Gak akan, lo tenang aja." ujar Rheon.

Keduanya segera berjalan menuju lantai 3 tempat rooftop berada. Lantai 3 adalah tempat murid-murid kelas 11, lantai yang memiliki banyak kebebasan karena jauh dari jangkauan para guru, meskipun ada beberapa pengawas tapi mereka sudah berkerja sama dengan siswa-siswi kelas 11.

Keadaan sekolah masih sepi ketika mereka tiba, mereka berjalan dengan santainya tanpa takut ketahuan oleh siapapun.

"Lo gak akan ngapa-ngapain gue kan kak?" Ancia memeluk dirinya sendiri.

Rheon berdecak kesal. "Gue terlalu ngantuk untuk itu." Dia benar-benar ngantuk, matanya lelah.

Ancia tertawa mendengarnya. "Jangan buat gue benci lo kak."

Rheon terdiam mendengarnya, dia membuka pintu rooftop dan masuk. "Hm." balas nya.

Angin disini sangat sejuk, untungnya ada pembatas yang cukup tinggi untuk menghalangi angin, Rheon rebahan di atas sofa yang sudah tidak terpakai lagi. "Dulu kelas 11 gue sama Mian, Kento, dan Stellan sering bolos kesini." Kelas 11 adalah masa kejayaan mereka.

"Oh yah kak lo bertiga kok bisa dekat?"

"Entah, kelas 10 waktu MOS, kita dihukum karena pelengkapan engga lengkap, kesal kami bocorin ban mobil ketos waktu itu dan besok kami di hukum lagi." jawab Rheon.

Ancia menggelengkan kepalanya. "Berani banget."

Rheon tertawa. "Kan sama-sama manusia, ngapain takut."

Ancia duduk di sofa yang lain, jaraknya cukup jauh dari Rheon, namun dia masih bisa mendengar suara laki-laki itu.

"Lo juga berani-berani aja sama gue, sama Drea kagak." Rheon berbaring miring, menatap Ancia yang masih duduk.

Ancia berpikir sejenak, hm ada alasannya untuk itu. "Gue bisa aja balas nampar, tapi Mama selalu bilang ke gue hormati yang lebih tua, jadi yah engga deh."

Trap (The End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang