01

817 46 6
                                    

"Jekaa ayo makan siang!!" Kaisa berteriak memanggil Jeika untuk makan Siang, karena Jeika tidak boleh telat makan. Jeika pun turun saat namanya di panggil sang kakak.

"Kok makan sayur sih kak" ucap Jeika kurang bersemangat saat melihat menu makanannya adalah sayuran.

"Ya terus lo mau makan apa? Makan tinggal makan"

"Ayo makan di luar aja kak" ajak Jeika tiba-tiba.

"Ngga ada, kasihan mbak Rani udah masak" tolak Kaisa karena Rani sudah susah payah memasak.

"Sekalian jalan-jalan kakk~" rengek Jeika.

"Lo makan sendiri apa mau gue suapin sekaligus piring nya?" Jeika langsung mengerut saat raut wajah dan nada bicara Kaisa yang berubah. "Makan sendiri" gumam Jeika pelan lalu memakan makanannya.

"Tangan lo kenapa?" tanya Kaisa di sela-sela makannya saat melihat lengan Kanan Jeika lebam.

"Ini.. abis nabrak meja, iya meja" jawab Jeika nampak berpikir untuk menjawab Kaisa.

"Gue ga ngajarin lo bohong Je, berapa orang?" tanya Kaisa lagi dengan serius.

"Tiga orang" jawab Jeika pelan dan menundukkan kepala nya ke bawah.

"Besok gue kesekolah lo"

"Gausah kak!"

"Lo tuh terlalu polos Je!! Gue tau lo di suruh-suruh kan?! Tolong lah Je bilang 'enggak' apa susahnya sih!!" marah Kaisa yang sudah muak dengan tingkah laku Jeika yang gampang untuk di jadikan bahan bullyan.

"Klo gitu mulai besok lo homeschooling aja, gue ga mau di marahin mama papa karena bikin lo tiap pulang bawa luka lebam" putus Kaisa yang sudah pasrah dengan tingkah laku adiknya.

Sebenarnya Kaisa tahu kalau Jeika mendapat bullyan di sekolah tapi Kaisa menunggu Jeika untuk cerita sendiri tapi Jeika memilih untuk diam saja dan kini Kaisa sudah pasrah dan memilih untuk meng homeschooling kan Jeika saja.

"Jeika udah kenyang kak" ucap Jeika lalu langsung pergi ke kamar nya.

"Jeka di habisin dulu makanannya!!" teriak Kaisa tetapi tidak di gubris oleh Jeika yang terus berjalan menuju kamar nya.

"Mas Kaisa mending jangan terlalu kasar sama dek Jeika ya, takutnya sifat anak-anak nya dek Jeika ga bakal hilang kalau sering di marahin mas Kaisa" ucap Rani sambil membereskan piring dan gelas Jeika lalu pergi ke dapur.

'Apa gue emang terlalu kasar ya sama Jeka, tau ah lagian Jeka udah gede juga' gumam Kaisa dalam hati.

Setelah selesai makan siang Kaisa kembali memanggil Jeika ke ruang keluarga. Jeika menghampiri Kaisa dengan takut-takut dan Kaisa langsung menarik tangan Jeika agar cepat duduk di sampingnya.

"Kak Isa tadi kasar ya sama Jeka? Kak Isa minta maaf ya, ini Kak Isa kasih uang" ucap Kaisa lalu menyodorkan selembar uang.

"Jeika maunya eskrim, bukan uang" ucap Jeika yang tiba-tiba menangis dan tidak mau menerima uang Kaisa tapi lebih milih eskrim.

Kaisa tentu nya panik karena biasanya Jeika tidak pernah menangis Seperti ini dan Kaisa di buat bingung karena tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

"Eh udah ya Jeka ya, iya ayok beli eskrim" Kaisa berusaha menenangkan Jeika dan syukur nya Jeika gampang untuk di tenangkan.

"Ke mall ya kak" balas Jeika sambil menyeka air matanya.

'Anjir ngelunjak' batin Kaisa.

"Yaudah siap-siap kita langsung berangkat" balas Kaisa lembut dan Jeika langsung senang kegirangan.

"Nyesel gue ngajakin dia, alamat duit gue abis nih" gumam Kaisa.

Setelah bersiap-siap Jeika menghampiri Kaisa yang masih terduduk di sofa dan terlihat sangat santai.

"Gajadi ya dek" ucap Kaisa tanpa merasa dosa.

"Kakk~ Jeika udah siap-siap" ucap Jeika sambil menghentak-hentakkan kakinya dan hampir menangis lagi.

"Iya-iya duh, ayo pake mobil aja" balas Kaisa pasrah.

Kaisa membawa Jeika ke Mall sekalian jalan-jalan karena Jeika jarang sekali jalan keluar. Kaisa di antarkan supir nya, Pak Anton.

"Pak Anton bisa pulang dulu nanti aku telpon pas mau pulang ya"

"Baik mas"

"Ayo kak masukk" rewel Jeika menarik tangan Kaisa untuk segera masuk.

Jeika sibuk berlarian kesana kemari karena senang bisa ke mall untuk pertama kali nya, dan Kaisa cuma membuntuti Jeika dengan berjalan santai.

Jeika tiba-tiba terdiam di salah satu tempat yang membuatnya terkagum, Kaisa masih memantau dari belakang Jeika dan tiba-tiba ada ibu-ibu yang mendatangi Jeika, melihat hal itu Kaisa sedikit mendekat.

"Hey anak muda sebaiknya kau berhati-hati, sepertinya orang itu pecinta anak kecil sepertimu dan mungkin saja dia akan menculikmu karena dari tadi dia memperhatikanmu" ucap ibu-ibu itu langsung pergi.

Setelah ibu-ibu itu pergi, Kaisa langsung menghampiri Jeika yang masih diam heran, "Dia ngomong apaan Je?" tanya Kaisa penasaran.

"Emang kakak mau culik Jeika? Kakak suka anak kecil?" Jeika berbalik bertanya pada Kaisa.

"Maksutnya?!" Kaisa tambah di buat bingung oleh Jeika yang berbalik bertanya.

"Ibu tadi bilang kalau kakak dari tadi perhatiin Jeika trs katanya kalau kakak pecinta anak kecil" jawab Jeika polos.

"Yaampun ada-ada aja" Kaisa menggeleng-gelengkan kepala nya tidak percaya.

"Yaudah lanjut jalan-jalan apa pulang?" tanya Kaisa.

"Lanjut jalan-jalan bentar lagi ya kak" jawab Jeika sambil tersenyum manis seperti anak baik.

"Yaudah"

Setelah capek menemani Jeika jalan-jalan Kaisa mengajak Jeika pulang karena hari sudah sore. Sungguh, Kaisa sangat capek karena mengejar Jeika yang berlari kesana kemari seperti tidak punya rasa lelah.

"Udah puas kan?" tanya Kaisa lembut dengan tangannya menggandeng tangan Jeika.

"Udah, makasih Kak Isaa" jawab Jeika sambil mengayunkan-ayunkan gandengan tangannya dengan menjilati eskrim nya.

"Terus ngapain kita disini? Ayo pulang" ajak Jeika mulai rewel.

"Nungguin pak Anton" balas Kaisa singkat.

"Mending kita jalan kaki aja, kasihan pak Anton, mungkin pak Anton sekarang lagi tidur" ucap Jeika sok ngide.

"Rumah kita jauh Je, gue sih mau aja jalan kaki tapi gue males nya klo lo rewel karena capek" balas Kaisa.

Tak lama kemudian pak Anton tiba, Jeika dan Kaisa langsung masuk ke mobil lalu langsung pulang karena Kaisa sudah capek hari ini.

[{★}]









































TBC..
Makasih ya udah mau baca sampai sinii
Gimana pendapat kalian?

MY CHILDISH LITTLE BROTHERWhere stories live. Discover now