16

4.7K 371 7
                                    

Hari ini Fazie benar-benar menampel pada Rafael, hingga mau ikut pulang ke rumah Rafael.

Kaylen pun sampai keluar dari mobilnya dan membujuk adiknya yang tak mau pulang itu.

"Ayok pulang aja, emang adek enggak cape?"

"Engaa, Fazie mau main kerumahnya Ael"

"Huft, Fazie pulang yok" Bujuk Kaylen.

"Enggak mau!" Ucap Fazie dengan nada kesal.

Ia hanya mau main kerumah temannya itu kenapa tidak boleh?. Ia merasa masih belum puas dan ingin bermain ke rumah Rafael.

"Bolehin napa" Celetuk Rafael, ia juga lumayan kesal karena sedari tadi berdiri sambil memegangi sepedanya dan juga menyimak percakapan sepasang kakak adik itu.

Mendengar ucapan Rafael itu membuat Kaylen menoleh kepadanya dan mendengus sebal.

"Gara-gara lu nih, adek gua kagak mau pulang" Ucap Kaylen kepada Rafael yang kini malah menatapnya datar. Kaylen lihat-lihat muka teman adiknya itu ngeselin persis kayak muka temannya.

"Orang mainnya dirumah doang" Ucap Rafael.

"Kakak, Fazie mau main~"

"Huftt, iya boleh deh. Sebentar tapi yaa?" Fazie langsung mengangguk senang, ia langsung menghampiri Rafael.

"Kakak, naik sepeda boleh?" Fazie meminta izin, ia ingin membonceng Rafael lagi seperti tadi saat jam olahraga.

"Apaan, enggak ah. Kakak anter aja"

Tanpa menunggu lama, Kaylen mengangkat paksa sepeda Rafael dan memasukkan ke bagasi mobilnya. Yang punya sepeda pun hanya mendengus dan menatap Kaylen malas.

"Yok naik"

Kaylen masuk terlebih dahulu kedalam mobilnya. Dan disusul oleh Fazie dan Rafael yang duduk di kursi belakang.

"Ayok Kakak!" Seru Fazie dengan riang.

Selama menyetir, Kaylen menghela nafas berkali-kali. Ia seperti seorang supir yang mengantar dua anak SMP, ia sedari tadi dikacangin oleh sang adik. Bahkan Kaylen sudah mencoba mengajak bicara sang adik, tadi adiknya itu malah lebih memilih melanjutkan celotehannya dengan Rafael.

"Heh cil, rumah lu yang mana?" Tanya Kaylen kepada teman adiknya itu. Seperti ia tidak asing dengan daerah sini, kayak pernah kesini.

"Paling ujung, pagar warna abu-abu" Jawab Rafael.

Tak lama kemudian mobil Rubicon milik Kaylen sudah memasuki pekarangan rumah yang ia yakini adalah milik teman adiknya itu.

Mereka bertiga pun turun dan tak lupa Kaylen menurunkan sepeda milik Rafael. Setelah itu, Kaylen kembali menghela nafas saat sadar bahwa ia ditinggal oleh dua bocah itu yang sudah masuk ke rumah terlebih dahulu.

"Mah!!" Panggil Rafael saat masuk ke rumahnya.

"Mamah!! "Panggil Rafael kambali karena tak kunjung mendapat bagian dari sang Mamah.

"Brisik cil, Mamah pergi" Saut seseorang dari arah tangga. Ia adalah Kal.

"Eh? Fazie?" Ucap Kal yang terkejut setelah menyadari keberadaan adik temannya itu.

"Kok bisa sampe sini, sama siapa? Sama Rafa kah?" Tanya Kal sambil menarik pipi gembul milik Fazie.

Plak!

"Lepasin tangan lu!" Tiba-tiba seseorang menepis tangan Kal yang sedang memegang pipi Fazie, ia Kaylen. Kaylen tidak suka jika ada yang memegang pipi adiknya itu.

KayZie [Brothership]Место, где живут истории. Откройте их для себя