17

4.9K 349 4
                                    

Setelah pulang dari rumah Rafael, Fazie langsung tepar dan tertidur pulas. Mungkin karena kecapean bermain dengan Rafael.

Tok,,, tok,,, tok,,,

Mendengar suara ketukan pintu, Kaylen pun beranjak untuk membukakannya.

"Siap- Aduh Pak, ternyata ACnya udah nyala. Maaf banget yaa, cancel aja" Ucap Kaylen kepada seseorang yang sudah datang.

"Kamu kira Papa tukang service?"

Orang tersebut adalah Vander. Sambutan dari anaknya sangat hangat bukan?.

"Hehehe kirain, soalnya mukanya mirip sih" Ucap Kaylen dengan cengengesan.

"Silahkan masuk, Ndoro" Kaylen membukakan pintu lebih lebar sambil membungkukkan badannya ala-ala penjaga pintu kerajaan yang menyambut rajanya.

"Apa sih, enggak jelas. Nih" Ucap Vander, lalu ia seenak jidat menyerahkan tas kerjanya kepada Kaylen.

"Apa ini? Lebih enggak jelas Papa! " Meskipun begitu, Kaylen tetap memegangi tas kerja milik sang Papa.

"Anak saya mana?" Tanya Vander.

"Anak? Lah aku siapa, Bapak Vander yang terhormat?" Ada-ada saja pertanyaan Papanya ini.

"Anak saya yang gemesin itu lah. Kamu ART laki-laki saya kan?" Ucap Vander dengan nada yang dibuat sesinis mungkin.

"Apalah! enggak lucu?!"

Brak

"Kay?! "

"Astaga, laptop Papa!!" Vander dengan segera langsung mengambil tas kerjanya yang dibuang seenak jidat oleh Kaylen.

"Hehehe maap, paling rusak doang" Ucap Kaylen dengan tanpa dosa.

"Kalau rusak beneran, enggak boleh makan seminggu kamu!" Ucap Vander sembari mengecek laptopnya. Untung saja laptopnya, laptop mahal jadi tahan banting.

"Masa enggak dikasih makan, entar kalo anaknya mati nangeess"

"Jangan ngomongin itu!"

Kini Vander duduk di sofa ruang tamu dan sedang mencopot sepatunya, dan tak lupa Kaylen ada di sampingnya.

"Silakan kopinya Pak" Bibi meletakkan secangkir kopi di meja.

"Terimakasih, Bik"

"Sama-sama Pak, sudah tugas saya" Ucap Bibi yang kemudian pamit dan berlalu dari sana.

Vander pun menyeruput sedikit kopinya, lalu menatap sang anak yang masih ada di sampingnya. Tak biasanya Kaylen akan berlama-lama disampinya, kalau biasanya pasti bilang "kalo lama-lama disamping Papa tuh rasanya panas" Biadap emang.

"Mau apa kamu?"

"Hehehe" Bukannya menjawab, Kaylen malah hahahehe tidak jelas.

"Apa sih?! Aneh kamu"

"Kay mau balapan nanti malem, Oke enggak Pah?" Ucap Kaylen.

"Balapan tinggal balapan, biasanya enggak izin"

"Kay takut adek nangis lagi tapi, kasihan" Inilah alasan beberapa hari ini Kaylen tidak pernah balapan, ia kasihan dengan Fazie nya.

"Yaudah enggak usah" Ucap Vander dengan santai.

"Ya jangan gitu! Tolongin lah, pengen banget ini. Ya Pah?" Kaylen menangkup kan kedua telapak tangannya, dan memohon pertolongan kepada sang Papa.

"Serah"

"Hehehe, oke!"

"Eh tapi mau minta uang juga, dua ratus ya" Yang tadinya menangkup kan tangannya kini ganti menyadongkan tangannya.

KayZie [Brothership]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin