22

2.9K 273 9
                                    

Malam ini Vander dan anak-anaknya tengah menikmati jajan yang Vander janjikan untuk Fazie.

Ngomong-ngomong Kaylen sudah sembuh sepenuhnya, sudah tidak panas dan juga tidak pusing, bahkan flunya pun sudah mereda. Kekuatan pelukan antara kakak beradik itu sangat manjur rupanya. Seharian ini juga Fazie merawat sang Kakak dengan baikbaik dan telaten, mulai dari menyuapi saat makan dan juga minum obat.

"Coba kalo Kay boleh ketemu adik dari kemarin, dah pasti sembuh lebih cepet" Gerutu Kaylen.

"Halah, yaudah si. Daripada adiknya ketularan kan mending gitu. Udah sembuh juga kan?" Ucap Vander.

Sedari tadi Kaylen benar-benar menyalahkan sang Papa karena kenapa kemarin tidak memperbolehkannya menemui sang adik.

"Tapi kan,,,hum,,, hmm"

"Dah diem" Vander memasukkan roti kedalam mulut Kaylen agar tidak ceriwis lagi.

Setelah menerima suapan paksa dari sang Papa, Kaylen mengunyahnya dengan keras sambil memelototi Vander.

"Btw Pah, besok Kay bolos lagi yaa?" Kaylen bertanya saat rotinya sudah tertelan.

Sekarang gantian Vander yang memelototi sang anak.

"Apa apaan?,enggak yaa!" Tolak Vander dengan tegas.

Tapi bukan Kaylen jika berhenti gitu saja sedangkan keinginannya belum tercapai. Ia terus memaksa sang Papa untuk mengijinkannya bolos sekolah.

"Papa siapa yang mengizinkan anaknya bolos sekolah?" Akhirnya Vander angkat bicara karena kupingnya sudah panas mendengar ocehan Kaylen.

"Papanya Kaylen" Ucap Kaylen sambil mengedipkan satu matanya.

Plak,,,

"Geli" Ucap Vander singkat setelah menabok muka Kaylen pelan.

"Gini deh, kamu boleh bolos, dua hari malah-"

"Mau!!" Kaylen dengan cepat memotong ucapan sang Papa.

"Belum selesai! Mau kan? Tapi ada syaratnya"

"Iya, tetep mau" Ucap Kaylen yakin, biasanya syaratnya paling disuruh bersihin kolam renang atau cuci mobil, gampang itu mah.

"Syaratnya, bantuin Papa urusin dokumen kantor. Nggak ada bantahan!" Ucap Vander dengan cepat, ia tau pasti Kaylen akan memprotes.

"Engak jadi deh kalo itu" Ucap Kaylen menyesal. Ia sangat tidak suka jika berurusan dengan masalah kantor.

Tapi sayangnya Vander tidak akan merubah keputusannya, kebetulan berkas-berkas perusahaannya sedang menumpuk dan ia butuh bantuan.

"Beneran enggak mau!" Ucap Kaylen dengan setengah merajuk sambil memeluk sang adik dari belakang.

"Katanya mau bolos sekolah, iya kan Fazie?" Ucap Vander kepada sang bungsu.

"Iya Papa~" Fazie asal menjawab pertanyaan sang Papa, ia tengah fokus mengunyah makanan.

"Tapi kan Kaylen enggak suka yang begitu-begituan, adek enggak suka juga kan pasti?" Ucap Kaylen mencari pembelaan kepada Fazie.

"Iya sih Fazie enggak suka, tapi dulu Abang Fazie ingin sekali jadi pekerja di kantor yang besar, biar bisa beliin Fazie banyak makanan" Cerita Fazie dengan semangat.

Mendengar ucapan Fazie, Vander dan Kaylen terdiam. Selama ini mereka asik bersama Fazie hingga melupakan bahwa Fazie adalah anak bungsu dan memiliki saudara laki-laki.

Mereka berdua sebenarnya tau jika Fazie memiliki saudara, namun tidak tau keberadaannya. Dan mereka hanya diam karena memang Fazie tidak menanyakan hal itu.

KayZie [Brothership]Where stories live. Discover now