19

3.7K 326 1
                                    

Senin, 06.45

Seperti biasanya, berangkat sekolah Fazie diantarkan oleh sang Papa dan Fazie mendapatkan uang saku lebih banyak hari ini. Hal itu membuat Fazie semakin semangat bersekolah.

Btw pagi ini tidak diadakan upacara, tentunya para siswa merasa bahagia. Tapi berbeda dengan kelas Fazie, pagi ini ada penilaian berpidato Bahasa Indonesia didepan kelas.

Banyak dari mereka yang belum hafal dan belum siap maju, makanya kini mereka tengah berusaha melancarkan hafalan teks pidatonya.

Fazie sudah hafal, bahkan sangat lancar ketika ia mencoba berpidato di rumah, tadi malam. Tetapi Fazie merasa sangat lemah apabila harus berpidato didepan kelas, ia adalah anak yang sangat pemalu.

Tak lama kemudian bel masuk sudah berbunyi. Tapi, Fazie belum mendapati kedatangan temannya itu.

"Sudah siap maju anak-anak?" Tiba-tiba seorang guru masuk dan langsung menanyakan keadaan mereka. Tentunya mereka panik, mengapa guru ini datang begitu tepat waktu?.

"Belum, Bu" Jawab seorang siswi paling depan.

"Kita-

"Tidak ada alasan, sudah satu minggu yang lalu Ibu beri tugas. Sekarang harus sudah siap maju" Ucap guru itu dengan tegas.

"Baik, yang saya panggil silahkan maju. Fazie, silahkan maju"

Fazie yang tengah melamun pun langsung berjengit kaget. Kenapa dirinya duluan sih yang maju, kan belum siap, batin Fazie di dalam hati.

"Ayok Fazie, maju. PD aja Fazie, semangat" Ucap seorang teman Fazie. Ia menyemangati Fazie karena tau bahwa Fazie tengah gugup dan malu.

Akhirnya Fazie maju dengan kondisi perut yang terasa mules dan tangannya dingin. Fazie menghela nafasnya untuk menghapus rasa gugup, lalu ia mulai menyampaikan pidatonya.

Ternyata Fazie berhasil berpidato dengan lancar bahkan ia mendapatkan applause dan pujian dari teman-temannya.

"Keren Fazie, lancar banget kamu". Fazie hanya tersenyum malu mendengar pujian itu.

Lalu Fazie pun kembali duduk di bangkunya dengan perasaan yang sudah plong dan lega.

Penilaian pidato terus berlanjut, hingga kini saatnya,

" Rafael " Panggil sang guru.

"Rafael, mana Rafael?" Ulang guru tersebut karena yang dipanggil tak kunjung maju.

Fazie pun mengangkat tangganya untuk menjawab.

"Bu, Rafael belum berangkat"

"Belum berangkat, jam segini?" Tanya guru itu heran, pasalnya sekarang sudah jam 8 lebih, masa belum berangkat?

"Belum berangkat apa engga berangkat?" Tanya sekretaris kelas.

"Tadi ngmongnya mau berang-

" Assalamu'alaikum "

"-itu anaknya datang"

Tiba-tiba seseorang membuka pintu dan mengucap salam, dia Rafael. Rafael datang dengan kondisi yang penuh keringat dan nafas yang ngos-ngosan.

"Jam berapa ini Rafa?"

"Huh,,, maaf Buk, saya terlambat" Ucap Rafael masih dengan nafas yang memburu.

Akhirnya selama pelajaran Bahasa Indonesia Rafael dihukum berdiri didepan kelas dengan satu kakinya yang diangkat dan kedua tangannya memegang telinga.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
KayZie [Brothership]Where stories live. Discover now