34. Penggugat

47 3 2
                                    

Panjangnya proses hukum yang telah dilalui, hari ini dilakukan masa vonis penahanan Wijaya. Setelah kurang lebih tiga jam sidang dilaksanakan, akhirnya ketua majelis hakim menjatuhkan vonis seumur hidup untuk Wijaya dengan tuntutan yang disertai kuatnya bukti bahwa Wijaya telah melakukan, (1) Tindak kekerasan dalam rumah tangga; (2) Tindakan korupsi di Freano Corporation; dan (3) Tindakan tabrak lari.

Tuntuntan ketiga terbukti atas dasar Dista menyelidiki rekening koran Wijaya dan disana terdapat pengiriman dana ke rekening yang tidak ia kenali. Berawal dari kecurigaan dan setelah diselidiki ternyata terbukti bahwa hal tersebut untuk menutupi kasus tabrak lari yang di lakukan oleh Wijaya. Tabrak lari yang dilakukan Wijaya dua tahun silam, dan menyebabkan orang yang di tabraknya sampai meninggal dunia.

Setelah sidang selesai, Wijaya langsung diamankan oleh pihak berwajib. Dista yang melihatnya ia bernafas lega dengan ekspresi nanarnya. Tentu ia sama sekali tidak merasa bersalah, karena ia berpikir Wijaya pantas mendapatkan hukuman seperti ini dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya selama ini, walaupun Wijaya sebagai ayah kandungnya.

Dista masih enggan beranjak dari tempat duduk, ia masih menunggu Bunda dan Kakeknya yang sedang di wawancarai oleh media perihal bagaimana Mita bisa menjalin kehidupan rumah tangga dengan Wijaya, dan bagaimana bisa Vito seorang pemilik Freano Corporation memberikan restu pada anaknya untuk menikah dengan Wijaya yang sudah jelas dari kalangan yang jauh berbeda dengan mereka.

"Atas dasar cinta saya pada Wijaya," jawab Mita jujur dihadapan media.

"Lalu bagaimana tanggapannya mengenai anak Ibu Mita sendiri yang melaporkan Ayahnya?" tanya media.

"Memang sudah seharusnya, karena selama berumah tangga dengan Wijaya, saya dan anak saya selalu mendapatkan kekerasan, seperti apa yang sudah disampaikan saat persidangan."

"Apakah Ibu sudah bercerai dengan Wijaya? Apakah Wijaya menyetujui perceraiannya? Sejak kapan perceraian Ibu Mita dengan Wijaya?" tanya media lagi.

"Wijaya sudah menandatangani surat perceraiannya sejak ia di tangkap."

"Lalu dulu bagaimana bisa Pak Vito merestui Ibu Mita menikah dengan Wijaya?" tanya media pada Vito, Kakek Dista.

"Dia menunjukkan keseriusannya, dan menunjukkan sikap yang sudah berubah," jawab Vito sesuai kenyataannya pada waktu dulu.

"Apakah ada penyesalan, Pak Vito menerima Wijaya sebagai menantu?"

"Sudah terjadi. Kalau begitu saya sama anak saya permisi dulu," ujar Vito lugas agat tidak cerca pertanyaan lagi oleh wartawan.

Dista yang melihat Vito dan Mita berlalu meninggalkan kerumunan wartawan, segera menyusulnya, tetapi saat sampai di pintu keluar ia lagi yang dicegat oleh para wartawan.

"Bagaimana anda bisa bertahan saat mendapat kekerasan dari Wijaya?" tanya salah satu wartawan.

Pertanyaan ini juga berdasarkan penayangan bukti foto belakang badan Dista yang penuh dengan bekas luka saat persidangan tadi, tentu hal ini sangat menjadi sorotan media.

"Karena Bunda saya, dan pada waktu itu saya masih memikirkan Wijaya adalah ayah kandung saya sendiri."

"Lalu kenapa anda melaporkan Wijaya?"

"Sudah semestinya ia bertanggungjawab atas perbuatannya."

"Apa anda dendam dengan Wijaya?"

"Saya lagi buru-buru. Saya permisi," ujar Dista dengan bergegas meninggalkan wartawan yang masih mengejarnya. Untungnya ia dikawal beberapa bodyguard.

Saat sudah masuk ke dalam mobil, ia langsung menjalankannya menuju rumah untuk menyusul Mita dan Vito. Dengan selang waktu empatpuluh lima menit Dista sudah memarkirkan mobil dipekarangan rumahnya.

PersistWhere stories live. Discover now