17. Boy's

253 23 3
                                    

Suara akustik yang berasal dari panggung dan suara pengunjung kafe bercampur jadi satu. Apalagi suara di meja Dista dan teman-temannya, penuh dengan umpatan yang keluar dari mulut Dion dan Eky yang diakibatkan main bareng game online.

"Kayak bocah malam ini musuhnya," ujar Eky setelah meletakkan handphonenya ke atas meja, karena permainan sudah berakhir dan mereka tidak ingin melanjutkannya.

"Lo main kayak kambing congek, gue suruh prone nggak mau. Knock kan akhirnya lo!" Kemudian Dion menghisap rokoknya.

"Gue nggak percaya lagi sama lo bangsat! Kemarin lo nyuruh gue prone tahunya nggak ada apa-apa."

"Lo-nya mau aja gue suruh, makanya liatin yang benar, disekitar lo ada musuh apa enggak."

"Dih, sok banget lo, kemaren-kemaren gue tuh yang sering revive lo."

"Gimana rencana lo mau buka restoran, Yon?" tanya Dista sengaja mengalihkan pembicaraan, supaya tidak ada perdebatan tidak penting yang berkepanjangan.

"Lo mau kasih modal? Kalau Eky juga mau gue terima dengan senang hati."

"Bokap nggak percaya sama gue, jadi dia nggak mau kasih modal. Terus gue disuruh buka kafe dulu yang budget-nya sesuai tabungan gue."

"Bokap lo aja nggak percaya kasih modal sama lo, apalagi gue, ogah!" ujar Eky.

"Yaudah kalau lo nggak mau, kan masih ada Dista sama Andra."

"Apalagi mereka yang udah duluan kenal lo dari pada gue. Itu modal bukannya buat restoran, malah habis bayarin cewek-cewek shopping."

"Lo teman apa bukan si, Ky."

"Ikutin aja dulu kata bokap lo."

"Terus lo tunjukkin kalau lo bisa menjalankan bisnis dengan baik," ujar Eky menimpali ucapan Dista.

"Tumben ucapan lo bermutu," ejek Dion.

"Sebenarnya Babang Eky nih pintar, kalian aja yang tidak menyadarinya," ujar Eky sedikit mendramatisir.

"Silakan keluar dari kafe ini, sepertinya anda salah tempat untuk menyalurkan drama anda." Belum sempat Eky menanggapi ucapan Dion, terinterupsi oleh kedatang perempuan.

"Permisi, gue boleh minta username instagram kalian?" ucap perempuan itu tanpa ada rasa malu.

"Siniin handphone-nya cantik," ujar Dion tanpa berpikir dua kali. Begitu juga dengan Eky.

"Entar chat aja ya cantik kalau minta follback."

"Itu yang satunya belum," ucap perempuan itu ketika Eky ingin mengembalikan. Yang dimaksud perempuan itu adalah Dista.

"Kalau cantik mau username instagram dia, cantik cari tahu sendiri aja ya, dia nggak bakalan mau ngasih tahu," ujar Dion.

"Kenapa? 'Kan cuman username instagram doang. Soalnya gue dapat dare buat dapatin username instagram kalian semua, kalau nggak dapat ntar gue dapat hukuman."

"Ayolah, username instagram doang lho, gue nggak minta nomor whatsapp," lanjut perempuan itu dengan nada memelas.

"Kasihin aja, Ky." Eky mengangguki ucapan Dista, karena ia tahu maksud Dista, agar tidak panjang pembahasannya dan cewek tersebut cepat beranjak dari meja mereka.

"Siapa yang duluan dia chat atau teman-temannya yang chat?" ujar Dion menatap satu persatu temannya.

"Tergantung mereka incar siapa, tapi gue berharap yang chat duluan ke gue itu yang duduk paling pojok hadap ke sini baju biru," ujar Eky.

Persistحيث تعيش القصص. اكتشف الآن