48. Happy and Sad

36 2 4
                                    

Dista membukakan pintu mobil untuk Lisa. "Are you ready Ms. Abqary?" Ia mengulurkan tangannya pada Lisa.

Lisa menggenggam uluran tangan Dista. "I'm always ready," ucap Lisa saar keluar dari mobil.

Dista menggenggam tangan Lisa dan membawa menuju ruangan yang telah dipesan. Ruangan yang dipesan untuk makan malam antara keluarganya dengan keluarga Lisa.

Saat mereka berdua memasuki ruangan langsung di sambut oleh Rani yang berada di depan pintu. "Cantik banget cucu, Nenek," puji Rani pada Lisa.

"Biar kan mereka duduk dulu, Ran," kata Vito.

Lisa mengedarkan pandangannya. "Mana Bang Raka sama Mba Flora, Bunda?"

"Mereka telat, Sayang."

"Kamu kalau ketemu Raka yang ada juga berantem, Lis," kata Helena yang duduk di samping kanan Lisa.

"Itu karena Bang Raka duluan, Mah," ujar Lisa. "Iya kan Bunda?"

"Selamat malam my lovely family!" seru Raka saat baru memasuki ruangan.

"Panjang umur, baru juga diomongin," kata Rani.

"Kenapa ngomongin orang ganteng?"

"Percaya diri kamu ketinggian, nggak sesuai realita," cibir Rani.

Raka menarik kursi di samping Lisa untuk istrinya. "Silakan duduk, Sayangku."

Lalu Raka melirik ke Lisa. "Pasti lo yang mulai duluan ngomongin gue kan?"

"Lihat, Nek! Asal tuduh kan," adu Lisa pada Rani.

"Dia nggak ngomongin kamu, tapi nyariin kamu," ujar Rani jahil.

Raka menaik turunkan alisnya menggoda Lisa. "Kangen ya, sama Abang gantengmu ini?"

"Raka! Don't touch!" tegur Dista tegas saat Raka ingin menyentuh puncak kepala Lisa. "Stay away from her!"

"Galak benar pawangnya Adik cewek gue." Raka duduk di samping Dista.

"Pawang gue juga Adik lo, Bang," ujar Lisa yang mendapat teguran dari Pramana.

"Jangan pakai gue-lo sama Raka, Lis." Lisa menyengir dapat teguran dari Pramana, tapi ia sudah biasa, karena Pram sudah sering mengingatkan anak perempuannya itu menjaga tata bahasanya pada Raka, walaupun Raka tidak mempermasalahkannya.

"Bang Raka yang ajarin Lisa, Pah."

Raka tidak terima disalahkan Lisa. "Heh, cewek cengeng! Kapan gue ngajarin lo kayak gitu?"

"Mba Flo, lihat Bang Raka! Ngatain aku mulu!" adu Lisa seperti anak kecil pada Flora —istri Raka yang duduk disampingnya.

Pada dasarnya Flora emang pendiam dan kalem. "Jangan ngatain Lisa mulu!" tegur Flora dengan suara lembutnya.

"Kamu jangan ikut-ikutan berada dipihak Lisa, Sayang," ujar Raka tak rela.

"Kamu juga, Ka, yang nggak mau ngalah," kata Rani.

Lisa memeletkan lidahnya ke Raka. "Wlee."

"Awas lo, ya!"

Mereka yang melihat tingkah laku Lisa dan Raka cuman bisa menggelengkan kepalanya, karena mereka berdua selalu ada saja yang diperdebatkan kalau bertemu, tapi kalau jarang ketemu juga saling mencari satu sama lain.

Sementara Dista tidak mempermasalahkan Raka dan Lisa yang sering beradu mulut, asalkan Raka tidak menyentuh Lisa saja.

"Sudah-sudah makan dulu!" ujar Vito menengahi.

PersistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang