Rencana Holiday!

538 81 18
                                    

"Gue kan udah bilang, mending ke pegunungan aja. Nggak banyak ngeluarin duit."

"Pantai nggak si ? Ke Bali ajalah."

"Nggak, bisa gosong gue kalau ke pantai."

"Lo kemana Zic ?"

"Yang penting ada kulinernya."

"Lo, Ki ?

Biasanya, Mas Juna selalu mengajak adik-adiknya untuk berlibur lebaran setiap tahun. Karena meskipun mereka sering berkumpul, jarang sekali untuk bisa berlibur bersama. Padatnya pekerjaan dan jadwal sekolah membuat mereka tak pernah punya waktu untuk sekedar liburan.
Maka ketika waktu luang ada di depan mata, Mas Juna tak akan menyia-nyiakannya.

"Gue pengennya sih naik gunung."

"NAH. MUNCAK AJA AYOK." Rendra menimpali jawaban Riki dengan semangat, di ujung sofa Sandy menatap ponselnya khidmat. Mencari-cari tempat pegunungan yang family friendly sebab mereka tak hanya membawa diri sendiri tapi juga membawa Daniel dan Arkana. Dua bocah itu tak boleh memasuki hal-hal membahayakan karena bukan hanya Mas Juna yang akan di rujak para mama tapi juga dirinya dan Zico karena tak bisa menjaga adiknya baik-baik.

Sedangkan yang di pikirkan tengah sibuk menyendokkan es krim ember yang di belikan Riki saat kesini. "Mas lipetin." Arkana bersuara sembari mengacungkan tangannya, berusaha meminta bantuan karena lengan bajunya terlalu panjang.

Seolah peka, Riki melipatkan ujung lengan baju Arka agar tak menganggu sesi makan adiknya. "Arka aja di beliin, gue kaga." Ini suara Daniel.

"Yailah ini es krim satu ember bisa di bagi 2. Ga mungkin di makan Arka semua." Timpal Mas Zico. Ia sudah mati-matian menahan diri untuk tidak meminta.

"Mungkin." Arka memeluk ember es krim itu erat-erat seolah mengatakan bahwa ia akan suka rela menghabiskan es krim itu sendirian.

"HEH!" Sedangkan Wahyu menatap Arka dengan sengit, ia tidak akan membiarkannya menghabiskan es krim sebanyak itu sendiri karena bisa bisa 5 jam dari sekarang Arka akan mengeluh Diare, flu, dan batuk seperti sebelum-sebelumnya dan berakhir merepotkan semua orang karena harus menginap di rumah sakit. "MENCRET LO! BAGI SAMA MAS DANIEL." Titah sang kakak.

"LAGIAN LO JUGA KI, KAN ADA TUH ESKRIM BIASA. LO NGAPAIN BELI YANG SEGEDE INI !"  Tak mau kalah, Evano juga turut kesal pada Riki, membelikan Arka satu eskrim sebesar itu membuatnya darah tinggi. "KALO GIGI NYA BOCIL KENA KARIES GIMANA ?"

"Lu kira bayi bakal kena Karies ? lebay lo pada. Buat stok taruh freezer kan bisa." Yang membelikan es krim membela diri. "Lo nggak akan ngehabisin Seember-embernya kan, Cil. ?" Lalu tatapannya mengarah pada Arka.

"Akan." Begitu kata si kecil.

"TUH KAN, MAS LIAT NIH. AWAS YA KALO LO SAKIT! Kasian tante Kinan tahu." Evano berkacak pinggang, masalahnya meskipun Arkana hanya flu ia akan mogok sekolah dengan beralasan sakit seolah-olah hampir sekarat, "LO CUMA PILEK AJA NGGAK MAU MASUK SEKOLAH. NGGAK USAH BANYAK-BANYAK! SINII ESKRIMNYA." Dan akhirnya di rebutlah eskrim itu saat Arka hendak menyendok lagi.

"MAS..."

Begitu rengeknya.

"Mulai mulai sok melas mukanya."

"Apa sih Mas Wahyu bisa diem nggak ?!"

"Nggak wle." Wahyu melet-melet, dan melihat bagaimana rupa kakaknya yang mengesalkan Arka lantas berdecak dan, "Anj."

"HEEEH!" Semua orang berkata serempak.

Arka Terjingkat, "Eh ? Biasa aja dong." Kan, dia jadi sensi sendiri.

"SIAPA YANG NGAJARIN BOCIL NGOMONG ASU ?! LO KAN, REN ?" Sebagai kakak paling banyak mengasuh Arka, jelas Evano shock bukan main bahkan meskipun Arka sudah sebesar ini, Evano akan menjauhkan hal-hal menyesatkan yang mampu membuat otak Arka terkontaminasi hal buruk. Membesarkan Arka sebagai anak muda cerdas generasi bangsa adalah harapan besarnya.

Kos Kencana Putra |Zerobaseone Where stories live. Discover now