9. Rumah Davin

244 27 24
                                    

Hal yang paling saya sukai adalah membaca komentar kalian^-^

...

Hyunsik memicingkan matanya melihat Davin yang menggaruk kepalanya sambil cengengesan. Davin sekarang berasa kayak lagi dimarahi sama Bapak nya, beneran.

"Elu ya Dav, udah malem masih keliaran!" Hyunsik melipat tangannya, mengikuti postur sang Ayah kala memarahi dirinya ketika masih kecil dulu.

Walaupun sekarang dia harus sambil dongkak karena Davin tinggi banget T^T

"Mmmm.. eee... etto... t-tadi Davin habis nonton anime di rumah temen, eh kebablasan sampe malem" ucapnya dengan gugup.

"Ohh, nonton apa?"

"Nonton One Piece kak, episode 1081. Kak Hyun tau kan kalau gue tuh Anime Lovers banget!!!" jelas Davin.

"Kenapa gak sekalian jadi Wibu?"

"Pengennya sih gitu, tapi pelajaran Indonesia aja nilainya selalu merah apalagi belajar Jepang, ungu mungkin kak"

"Eh? Suka anime?" ucap Lex yang sedari tadi hanya mengamati interaksi kakak beradik tak kandung didepannya.

"Iya, kakak juga suka?" tanya Davin dengan secercah cahaya di matanya saat melihat Lex.

"Kalau One Piece nggak ngikutin sih, tapi kalau Attack On Titan masih bisa dibicarakan" ujarnya membuat Davin berseru senang.

Sedangkan Hyunsik hanya bisa menatap datar keduanya. Nasib suka dangdut jadi gini nih, mana rumah si Bang Chan (partner per dangduttan nya) jauh banget lagi. Gak bisa deh nobar Lesti bareng-_-

"Kak kerumah Davin yuk! Nginep disana, mumpung ayah sama bunda lagi pada keluar kota" ajak Davin.

Bertemu dengan Lex membuatnya merasa seperti menemukan saudara sedarah. Mereka memiliki beberapa hobi yang sama, salah satunya adalah nonton Anime dan main basket.

Niatnya sih pengen ngajak Lex nonton koleksi film anime miliknya. Siapa tau mereka bisa jadi deket terus dia bisa minta tolong ke Lex supaya dirinya dimudahkan untuk mendapatkan posisi ketua ekskul basket taun ini, hehe..

Bukan maksud terselubung, hanya ingin mempererat tali silaturahmi sambil mengambil secuil keuntungan untuk kejayaan dirinya kelak.

"Gak gak, besok sekolah." tolak Hyunsik.

Davin mendesah pelan, "Yah kak masa gak boleh? Nginep doang kok" bujuknya lagi.

"Pasti mau ngajak nobar sampe bergadang kan?" Mata Hyunsik memicing tajam, tidak akan lagi terpedaya oleh tipu muslihat Davin.

"Nggak, astagfirullah kak. Gak percayaan banget. Davin kan sholeh, baik, pinter, hemat, cermat, dan bersahaja"

"Pinter ngibul mah iya" tukas Hyunsik.

"Udahlah kak, gapapa. Kita nginep aja dirumah Davin" ucap Lex.

"Lex, lu Ketua OSIS anjir!"

"Iya tau. Kalau urusan besok mah, gampang. Gue sama Davin gak bakal telat masuk sekolah kok" ucap Lex meyakinkan.

"Tuh dengerin kak Hyun. Ketua OSIS nih, seorang Lex loh yang ngomong"

Hyunsik menatap datar keduanya, kemudian mengangguk pasrah. Membuat Davin berseru senang dan Lex yang tersenyum tipis melihatnya.

Kayak, ya Tuhan nambah lagi ekor gue satu T^T

...

"Davin bangsad siniin jaket gue!" pekik Leo.

Davin buru-buru berlari sambil menjulurkan lidahnya, "Gak mau. Lagian siapa suruh bawa jaket imut kayak gini" ejeknya.

"Itu buat kak Hyun ya Dav, jangan macem-macem anjir!"

"Nggak, cuma semacem doang kok Leo"

"DAVINNNN!"

"DAVIN ANJING JANGAN GANGGU KEMBARAN GUE BANGSAT!"

Hyunsik menghela nafas. Pundaknya berat banget, kayak lagi manggul dosa dunia pas liat si anak tiga pada lari-lari di ruang TV.

"Heh udah-udah mending makan bakso!" Suara lembut dari Lex berhasil membuat ketiganya terdiam sesaat dengan mata yang berbinar.

"BAKSO!!"

Sekarang mereka berkumpul di meja makan dengan suasana hangat yang diramaikan oleh pertengkaran Sing dan Davin dalam memperebutkan kecap.

Sebenernya tadi cuma bertiga doang di rumah Davin, tapi Hyunsik gak tega kalau gak ngajak si kembar. Dia juga ngajak Zayyan kok, tapi tu anak lagi sibuk ngurusin rohis yang bentar lagi bakal ngadain acara, membuat Leo terus mengeluh karena merasa Zayyan tak lagi sayang padanya.

Lagian sejak kapan Zayyan sayang sama Leo? Emang narsis tu bocah.

"Beneran gak apa-apa beli bakso pakai duit lo Lex? Gue ganti deh" ucap Hyunsik.

"Gak usah elah, ikhlas ini. Ya.. anggap aja sebagai pemberi kesan baik atas debutnya gue sebagai salah satu adik lo" jelas Lex

Hyunsik menyirit, "Hah?"

Sing yang sedari tadi menguping lantas menekukkan alisnya tajam, "Gak gak, gak bisa. Nih dengerin ya, adiknya si Hyunsik itu cuma tiga Gue, Leo, sama si tiang doang" tolak Sing.

"Bisa-bisanya ngaku adik tapi kalau manggil gak pake embel-embel kakak" julit Davin.

"Loh kok gitu? Gue udah traktir kalian loh."

"Ya bodo amat!"

"Kalau gitu gue jadi apa dong?"

"Jadi anjing aja sih, kebetulan keluarga kami butuh hewan peliharaan" ucap Sing yang emang mulutnya suka minta di lakban biar gak asal nyeletuk.

Leo yang mendengar itu langsung memukul lengan Sing, gemes dia tuh sama kembarannya. "Jangan ditanggapin omongannya Sing kak. Tenang aja kak Lex-seu diterima kok di keluarga kami" ucap Leo.

"Beneran? Berarti gue jadi kakak pertama kalian dong?"

"Nggak"

"Loh terus jadi apa?"

"Jadi papah kita"

Penjelasan Leo sukses membuat semuanya terdiam.

"Maksudnya?" Hyunsik meminta penjelasan.

"Ya kan kalau orang tua itu pasti ada dua, bener kan?"

"Leo, kayaknya lu lagi banyak pikiran deh. Mending lu cuci muka, gosok gigi, terus cuci kaki oke. Tidur dikamar Davin" ucap Hyunsik yang tak habis fikri dengan ucapan sang adik.

"Loh, belum ngantuk kak"

"Gapapa tidur aja, besok sekolah"

"Si Leo nggak belok kan, Sing?" tanya Davin setelah kepergian Hyunsik dan Leo.

"Kenapa lo bisa nebak kayak gitu?" tanya Sing.

"Ya karena Leo tuh aneh. Disekolah aja dia kayak selalu ngejar-ngejar kak Zayyan" jelas Davin.

Disisi lain Lex terdiam seribu bahasa dengan tangan yang menahan keningnya. Perkataan Leo terus terngiang di otaknya,

"Apa katanya? Papah? Maksudnya dia sama Hyunsik gitu? Maksudnya? Gimana bisa? Mereka kan cowok. Sama-sama punya--"

Stop-stop! Udah ya Lex sayang, itu cuma pura-pura doang. Jangan terlalu dipikirin! Nanti kalau lo botak, ni cerita malah jadi gak laku. Udah ya...

Lex || XodiacWhere stories live. Discover now