18. Gang

291 26 17
                                    

"Lemonade~~~"

Jangan tanya soal suara merdu yang kalian dengar, karena sudah pasti itu suara Hyunsik. Jangan ngeledek ya, si Hyunsik tuh dulu pernah juara lomba nyanyi satu sekolah, bahkan dia lanjut ke perlombaan Kabupaten. Tapi ya gitu, kurang beruntung aja hidupnya emang.

"Hiks... Alex ganteng banget! Sehat selalu ya Alex, jangan bikin gue khawatir. Sebagai kembaran lo, gue bakal dukung lo dari Indonesia"

Hyunsik terus berjalan sambil memainkan ponsel yang menunjukan video member Xodiac. Ini udah malem bro, tapi untungnya dia lagi ada kuota, jadi gas lah buat nonton para sodaranya yang lagi nyari duit di Korea Selatan.

Nah, disaat lagi sepi kayak gini nih biasanya suka muncul hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya ketemu mantan, tapi lebih mengerikan lagi kalau ketemu mantan yang lagi jalan berdua sama pacar barunya. Kayak,

Emang boleh se anjing itu?

Tapi untungnya Hyunsik selalu memiliki hubungan baik dengan para mantannya. Biasanya sih putus karena udah gak cocok aja, terus ya temenan dan nggak pernah sampe kayak orang gak kenal pas ketemu.

Mantan terakhir dan terindahnya itu si Liliz, anjim banget emang mana udah bertahan 4 bulan, putus gara-gara si dia udah gak cinta lagi, parahnya mereka satu kelas. Biasanya si Bangchan suka nge cie cie in, atau nggak si Eunwoo yang emang kadar nyebelinnya udah overdosis suka ngebuat Hyunsik satu kelompok sama Liliz.

Gimana mau move on kalau terus dijodohin?!

Ah, iya. Sebenernya Hyunsik tadi pergi ke tempat nasi gorengnya mbak Mira tercinta. Udah lama sih gak kesana, pas nyampe juga mbaknya bilang kangen karena gak liat wajah tampan Hyunsik. Duh jadi berasa ingin memiliki gitu lah.

Tapi ini rahasia ya, jangan dikasih tau ke siapa-siapa apalagi mamahnya. Duh bisa gawat kalau sampe tau anak perawannya eh anak perjakanya malem-malem gaada dirumah.

Tiba-tiba Hyunsik mendengar suara haha hihi tapi bukan Kunti dari balik gang. Mampus mana suaranya nge bas banget lagi kayak om om. Jangan-jangan preman? Masa sih di jaman sekarang masih ada preman?

"Sialan emang tu anak, masih bocil tapi udah berani nantangin. Gak mau lu buat tabrakan lagi aja?" Suaranya semakin keras saat Hyunsik mendekat lebih jauh.

Maaf, maksudnya mendekat tapi ngejauh gimana ya?

"Tu anak Hongkong emang perlu dikasih pelajaran!"

Anak Hongkong? Di Cibatu yang Hongkong cuma dua, adik-adiknya doang. Leo? Gak mungkin sih, pasti Sing yang terlibat sama brandalan macam mereka.

"Merasa dirinya hebat sampe bisa naklukin kita. Padahal kan kita juga punya kartu As, benerkan Doohyun?"

Bentar, Doohyun siapa? Kayaknya pernah denger.

Hyunsik semakin menajamkan pendengarannya. Ini menyangkut Sing, dia harus siaga satu. Kalau perlu Hyunsik bakal minta Lex buat jagain Sing juga.

"Hmph!" Seseorang menutup mulut Hyunsik dari belakang.

Hyunsik memberontak tapi orang tersebut tidak bergeming sama sekali. Hyunsik bahkan bisa merasakan tangan orang itu yang melilit pinggangnya. Kok posisinya ambigu? Nanti kalau dikira pacaran kan bahaya!

"Tenang kak, ini gue"

"Lex?"

Hyunsik menoleh, mencoba melihat wajah Lex walaupun gelap.

"Bener. Ini gue"

"Lu ngapain disini anjir?"

"Harusnya gue yang tanya, lu ngapain disini, kak?"

"Gue jalan mau pulang"

"Mencurigakan. Lu kek orang yang lagi ngintip cewek mandi" tuduh Lex

"Heh, sembarangan! Lagian lu kenapa nutup mulut gue?"

"Bercanda elah. Gue tau lo lagi nguping pembicaraan para preman itu kan"

"Mereka bahas Sing, gue takut Sing kenapa-kenapa"

"Gak bakal. Sing kan setrong kayak teddy bear" Lex menuntun Hyunsik melangkah pergi dari kegelapan. Wajahnya tersenyum manis dengan tangan yang tetap setia melingkar di pinggang Hyunsik.

Entah kenapa perilaku Lex selalu membuat Hyunsik seolah tersihir oleh setiap kelembutan dan ketenangan yang tersalurkan kedalam tubuhnya.

Pikirannya berkecamuk, tidak seharusnya ia terpana dengan segala keindahan seorang Lex di depannya.

"Pulang ya, gue anter" ucap Lex, sembari menaiki motor merah miliknya.

"Masih bocil udah bawa motor gede lu!"

"Gue udah tujuh belas tahun, kak. Pas banget hari ini SIM gue keluar" ucap Lex.

"Eh? Kapan lu ulang tahunnya?"

"Minggu lalu"

"Anjir! Kok gue gak tau, Sat!"

"Yaudah sih, udah kelewat ini"

"Ya, tapi kan seenggaknya gue bisa kasih lo hadiah" pandangan Hyunsik melayu, merasa bersalah pada Lex atas sikap teledor nya.

"Gapapa, lagian di agama gue gak ada yang namanya perayaan ulang tahun. Jadi santai aja" Lex mengusap pundak kakaknya, mencoba menjauhkan hati Hyunsik dari rasa bersalah.

Lex membuka jaket kebanggaannya, "Nih pake, gue gak mau lo kedinginan!"

"Lu aja sih yang pake" tolak Hyunsik.

"Gue mah kuat, kak. Lo aja yang pake, liat badan lo kerempeng gini"

Seketika tatapan Hyunsik menjadi datar, "Badan gue tuh idaman ya bangsat! Lu mau liat, huh!"

"Mau dong, hehe..."

"Yeu dugong!" Lex tertawa sembari mengelus kepalanya yang mendapat jitakan sayang dari Hyunsik.

Motor Lex melaju pelan. Jangan ditanya kenapa pelan banget bawanya, ya kan supaya bisa lama-lama sama ayang. Ajay, ayang gak tuh.

Eh, sttt! Belum jadi ayang. Masih lama!

Kalian gak bakal pernah tau kalau Lex bisa sebahagia ini ngebonceng kakak kelasnya kalau aja gue gak ngasih tau kalian kan? Berterima kasih lah.

Tapi beneran. Ini bukan lebay, tapi rasanya Lex sekarang udah jadi manusia paling bahagia di detik ini.

Di bawah langit terang dipenuhi bintang, di atas bumi kita yang berputar sangat kencang, mereka bergerak menelusuri jalanan sepi yang terasa ramai ketika mendengar sahutan satu sama lain, ketika mencium aroma tubuh mereka yang berhimpitan, pun merasa ramai kala saling bertatapan hingga seekor kupu-kupu berhasil masuk kedalam tubuh dan membuat jantung bergemuruh dengan kencang.

Namun sayang, mereka hanya anak SMA biasa. Belum mengerti akan perasaan dan cinta. Belum terbiasa dengan suka dan duka hidup didunia. Mereka hanya bergerak mengikuti arus yang menurut mereka benar, hingga tanpa sadar malah menjebak dan semakin menyesatkan.

Tapi tak apa, bukankah kalian suka? Semua hal yang buruk adalah racun kebahagiaan, kesenangan, dan kepuasan duniawi yang lama-lama berimbas pada diri sendiri.

Dan sekarang racun itu merangkak semakin dalam, semakin kuat, tanpa diketahui oleh orang-orang. Termasuk kita, Sang Pembaca Kehidupan.

"Makasih ya, Lex. Nanti kapan-kapan gue juga mau beli motor kayak lo aja. Kayaknya si Mobut udah ngadat pengen di kuburin" Hyunsik terkekeh dengan rencana brilian nya.

"Jangan dong kak" Namun, Lex malah berkerut tak setuju.

"Loh, kok jangan?"

"Ya kan nanti kalau kak Hyunsik beli motor, terus yang gue bonceng siapa? Masa gue boncengin pak satpam" jelas Lex.

"Si Wain?"

"Nanti gue dikira belok kalau boncengin si Wain"

"Lah, gue juga cowok!"

"Ouh, kak Hyunsik cowok?"
/\/\
(-_-)"BANGSAT! PERGI LO DUGONG!"
(^^)

...

Kalian nyadar gak? Kalau selama ini judul yang gue kasih disetiap chapter itu nama tempat yang jadi lokasi utama di chapter tersebut.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 09 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Lex || XodiacWhere stories live. Discover now