12. Tempat Martabak

215 25 14
                                    

Sebelumnya saya mau minta maaf karena gak update udah satu minggu lebih. Nah sebagai permintaan maaf ,kalian mau double update gak?

...

Ini malam, langit cerah diterangi bulan yang bersinar terang diantara para awan. Pepohonan yang riang seolah berbisik dengan girang tatkala angin berhembus kencang. Dan Hyunsik yang berjalan dalam diam diantara sunyinya malam namun tak sedikitpun membawa kesan suram.

Agak gimana gitu bahasanya -_-

Hari ini ada acara keluarga di rumahnya. Dan seperti biasa, dia dijadikan korban untuk pulang pergi membeli makanan demi menyuguhi para tamu tak diundang yang datang tanpa berita lalu pergi membawa derita.

Hiks.. keuangan keluarganya lagi cosplay jadi jeruk, nipis bro:)

Sebenernya Hyunsik bingung mau beli makanan apa, ya di Cibatu gaada yang aneh soalnya. Paling beli Martabak, Pempek, Gehu pedas, sama Gorengan. Dan sekarang Hyunsik lagi mau ke tempat mas-mas Martabak.

Pas nyampe dia setengah kaget waktu liat Lex lagi anteng berdiri di pinggir gerobak Martabak. Setelah menepikan motornya, dia berjalan mendekati Lex.

"Lex!" Hyunsik menepuk pundak Lex pelan.

"Eh, Kak Hyunsik?"

"Beli martabak?" tanya Hyunsik.

"Nggak, gue lagi numpang hospot ke tukang dagangnya" Lex tersenyum manis, menatap Hyunsik dengan pandangan memicing tajam.

"Yaelah baperan lu mah kek cewek. Becanda doang gue"

"Mana ada cewek body nya ganteng, tinggi, atletis, dan macho kayak gue" ucap Lex membuat Hyunsik menatapnya datar. Setelah kenal, Hyunsik jadi tau kalau Lex yang kalem bisa jadi se menyebalkan ini.

"Mau pesen apa?" tanya mas penjual martabak pada Hyunsik.

"Roti bakar rasa pisang keju satu, terus martabak telor spesial nya dua" jawab Hyunsik.

Kemudian mereka duduk di tempat yang sudah disediakan. Sambil menunggu martabak selesai dibuat, mereka mengobrol sambil ngopi kerupuk yang tadi mereka beli di mbak-mbak penjual Ayam Penyet di warung sebelah.

"Emmm... Kak. Gue mau minta maaf karna kemarin gak bantu lo buat bela Sing di BK" ujar Lex.

"Gapapa elah. Lagian udah kebukti kalo Sing salah kok, anaknya udah ngaku" jelas Hyunsik.

"Huft... syukurlah kalau kayak gitu. Btw Sing kenapa sampe adu jatos sama si Jay?" tanya Lex.

"Mereka punya masalah, emang kayak rival gitu" jawab Hyunsik.

Hyunsik menghembuskan nafas lega saat Lex percaya pada perkataannya. Sebenarnya bukan itu, Sing dan Jay tidak pernah menjadi rival ataupun pernah punya masalah sebelumnya.

Kita semua tau jika Sing adalah salah satu anggota geng motor pecinta tawuran berkedok grup pendukung ekskul di sekolah tempat Hwang Hyunjin dan anggotanya mencari ilmu.

Dan kemarin Jay, si anak IPA sekaligus calon anggota OSIS yang sudah dilirik beberapa guru itu dengan nekat mengambil video Sing yang sedang asik bercengkrama dengan Hyunjin. Berniat mengancam untuk melapor pada guru jika Sing tidak mau keluar dari geng brandalan itu.

Dilihat dari berbagai sudut pun, kita semua sudah tau bahwa Sing memang salah disini. Jay yang berniat mengulurkan tangannya untuk menuntun Sing pada kebaikan malah dipukuli habis-habisan.

Sing sudah mengaku salah, dan Jay pun bungkam soal Sing dan kelakuan brandalannya. Hyunsik pikir semua urusan sudah selesai dan Lex ataupun yang lain tak perlu tau soal ini.

"Bagus kalau kayak gitu. Sebenernya gue ada beberapa sekolah yang memiliki kemungkinan buat nerima siswa pindahan dari sekolah kita. Karena status Sing yang keluar dari sekolah bukan dikeluarkan, jadi masih ada harapan buat lanjut sekolah" jelas Lex.

"Kalau gitu kita harus bicarain sama Sing"

"Oh! Gimana sama Leo?"

"Gak tau. Tapi yang pasti tu anak bakal makin rapet sama Zayyan, soalnya sekarang kan gaada Sing sebagai penghalang"

"Bagus lah kalau gitu, enek juga lama-lama liat Sing sama Leo barengan mulu kemana-mana. Jadi gimana nih?" ucap Lex.

"Gimana apanya?"

"Ya kalau Leo sama Zayyan makin deket, ya kita juga harus dong" jelas Lex membuat Hyunsik menatapnya dengan jijik.

"Gue.Masih.Normal!" tekan Hyunsik.

"Ya gue juga masih normal kali, kak. Masih suka cewek! Yang gak normal mah si Leo tuh, kelakuannya agak menghawatirkan"

"Heh, sembarangan! Lu kata Leo belok gitu? Dia juga masih normal ya!" sentak Hyunsik.

"Bah, tau dari mana si Leo lurus?"

"Kemarin aja dia suka tuh sama mbak Mila tercinta"

"Gue juga suka sama lu, gak belok tuh"

"HEH! TARIK UCAPAN LO TADI!"

"Gimana caranya, anjir? Diseruput?"

"Kalian berisik euy, ganggu para pelanggan lain" tegur Mas Penjual Martabak.

Melihat sekeliling, "Pelanggan lain apaan, orang cuma kita berdua doang yang beli" cibir Hyunsik.

"Yaelah pura-pura aja liat pelanggan lain, itung-itung bikin gue bahagia" Si Mas penjual martabak keliatan emosi.

"Yaudah iya-iya, liat tuh Hyun! Banyak banget kan pelanggan nya si Mas" Lex mencoba membuat senang.

"Heem bener, gaib tapi" Kemudian dihancurkan oleh Hyunsik.

Taik emang si Hyunsik.

"Dahlah, nih nih martabak kalian. Cepet pergi! Bikin orang emosi aja!"

Hyunsik mendelik, kayaknya dia ada bahan buat gibah di sekolah nanti.

"Lex, lu kesini naik apa?" tanya Hyunsik.

"Jalan kaki sih kak" jawab Lex.

"Rumah lu dimana anjir?"

"Deket sih kak"

"Ouh, yaudin yuk gue anter balik!" tawar Hyunsik.

"Serius?"

"Dua rius, buruan!"

Dengan perasaan bahagia Lex naik ke motor Hyunsik. Ini adalah kali kedua dirinya dibonceng Hyunsik. Tunggu aja, sebentar lagi dia bakal boncengin Hyunsik kalau umurnya udah 17 tahun.

"Pegangan!" titah Hyunsik yang di turuti oleh Lex.

"Maksud gue pegangan ke belakang nyet, lu ngapain meluk gue?" Hyunsik berjengit kaget saat merasakan tangan yang melingkar di pinggangnya.

"Yaudah sih kak"

"Gak gak! Gila ya lu, nanti gue disangka gay anjir!"

Mendengar penolakan Hyunsik membuat Lex malah semakin mengeratkan pelukannya. "Gak mau" ucap Lex.

"Huft. Terserah lu dugong!"

"Hehe.. gitu dong. Btw perut lu enak buat dipeluk kak, ada kotak-kotak nya"

"Kurang ajar lu dugong!"

Perjalanan mereka dilalui dengan perdebatan kecil sampai teriak-teriak karena emosi. Bahkan beberapa pengendara lain sampai menegur karena berisik.

"Dah nyampe, turun lu!"

"Ck, emosian lu mah kak"

"Bodo amat!"

Hyunsik melajukan motornya dengan rasa kesal. Sedangkan Lex tersenyum gemas dengan kakak kelas mungil nya itu. Gak tau lah, tapi jantung Lex berdetak kenceng banget sekarang.

Kira-kira kenapa ya?

Lex || XodiacTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang