13. Pameran

191 19 9
                                    

Udah double update nih, maaf ya hehe...

...

"Katanya pameran udah buka tuh di alun-alun" Mingyu mengumpulkan anak-anak, biasanya sekelas bakal serbu acara-acara kayak gitu.

"Gas lah skuy!" Bangchan berteriak heboh, si Bendahara kelas itu tampak sangat antusias buat ngabisin uang nanti.

"Jangan habisin uang kas bego!" tegur Hongjoong, Si Captain Kelas.

"Hei, Captain. Kita kan kaya raya, uang kas banyak, gak bakal habis dalam satu malam" ucap Bangchan.

"Lu mah boros ege. Nyadar dong, kita udah kelas 12, banyak pengeluaran di semester dua nanti" ucap Hyunsik.

"Ck, santai aja kayak di pantai. Masalah semester dua mah kita serahkan pada Eunwoo dan Jungkook, katanya mereka mau bayarin semua kebutuhan kita di sekolah nanti" Jungkook yang mendengar perkataan Bangchan lantas mendelik sebal.

"Apaan lu taik! Gak gak enak aja!" tolak Jungkook.

"Lu kan kaya raya Kook, lagian lu baru rilis lagu baru kan? Pokoknya tenang, comeback lo selanjutnya diisi sama lagu-lagu ciptaan gue dan Si Captain, pokoknya kita bakal kolaborasi"

"Kagak! Lagu kalian kan buat rapper anjir, gue vokalis!"

"Yaudah sih Kook, sebagai manusia tampan dan mapan kita itu harus menyumbangkan sedikit harta buat mereka yang membutuhkan" Eunwoo datang-datang langsung nyeletuk bikin emosi seluruh jiwa dan raga.

"Gue kick dari Alam 5 ya lo, Woo!" ancam Hongjoong.

"Kick aja sih, mau lulus ini" ejek Eunwoo.

Saat sedang asik menonton Captain dan si Aktor Film itu berdebat untuk yang ke sekian ratus juta kalinya, Hyunsik gak sengaja liat Davin yang melambaikan tangan di luar kelas.

Segera Hyunsik ke luar kelas, menghampiri Davin yang tampak antusias.

"Kenapa?" tanya Hyunsik.

"Hehe.. Davin laper nih, anter ke kantin yuk! Ada kak Zayyan sama Leo juga disana" ajak Davin.

"Masih pagi Vin, lu belum sarapan?" tanya Hyunsik.

"Bunda sejak kapan sih bikin sarapan?" Wajah Davin melayu saat berbicara, membuat Hyunsik dirundung rasa bersalah.

"Yah, jangan sedih dong. Kalo lo mau, gue bisa kok bikinin lo sarapan tiap pagi" Hyunsik mengelus kepala Davin.

"Hehe.. kak Hyun selalu tau caranya bikin Davin bahagia"

"Yaudah yuk ke kantin!"

Mereka berdua berjalan beriringan sesekali tertawa saat Davin melakukan hal konyol. Hyunsik tau kalau Davin sangat pintar menyembunyikan lukanya, ia jadi merasa ingin terus melindungi si bongsor.

"Kak Hyun! Davin!" Leo teriak kenceng banget, udah cocok jadi tarzan cakep yang suka gelantungan di hutan.

"Gue udah pesenin makanan buat kalian nih" Zayyan menyodorkan ketupat.

"Duh kak Zayyan perhatian banget sih, jadi makin sayang deh" Leo mengedipkan sebelah matanya genit.

PLAK!

"Istighfar Le!" Zayyan menampar wajah Leo, suka gemes sama Leo yang hobinya selalu buat dia kesel.

"Duh, sakit" rengek Leo.

"Astaghfirullah Le, lo makin kesini malah makin menjadi-jadi. Kalau lo kesepian gue punya beberapa kontak cewek cakep di sekolah" ucap Davin.

"Gak mau! Gue maunya kak Zayyan"

PLAK!

"Istighfar Le" Zayyan menampar Leo untuk yang kedua kalinya.

"Ihhh, ini namanya KDRT tingkat berat. Kak Zay mau aku laporin ke kantor Polisi?"

Melirik sinis, "Laporin aja, mungkin kamu bakal disangka gila sama petugas kepolisian" ucap Zayyan.

"Udahlah, Leo sini pindah ke samping gue!" lerai Hyunsik, kasihan melihat pipi Leo yang memerah.

"Huhu.. kak Hyun" adu Leo sambil menunjuk Zayyan dengan muka melasnya.

"Iya iya, udah duduk sini"

Mereka ber empat makan dengan tenang. Padahal Hyunsik sebenernya udah sarapan, tapi malah dipesenin ketupat. Mau dimakan tapi udah kenyang, gak di makan malah sayang kebuang. Hiks, rasanya pengen dibungkus kalo bisa.

"Kak Hyun, sebenernya gue tuh pengen ngajak ke Pameran nanti malem" ucap Davin.

"Iya bener kak, Leo pengen tau apa itu pameran. Pasti seru deh, apalagi kalau ada kak Zayyan" tambah Leo.

"Terserah lu bocah!" kesal Zayyan.

Hyunsik berfikir bimbang, dia lagi milih harus pergi sama anak-anak atau ikut ke kelasnya. Dia jadi dilema, gak mau nyakitin kedua kubu.

"Nanti gue pikirin dulu, ya"

...

"Yay!!!" pekik Leo saat menaiki kora-kora.

"Le, anjir lu berisik bangsat!" Davin menoyor Leo yang duduk di depannya.

"Bodo amat!"

Sedangkan Sing sekarang sedang meringis kesakitan tiada tara saat Zayyan mencengkram rambutnya. Sialan, tu calon ustaz nariknya kenceng banget.

"GUE MATI!!! YA ALLAH AMPUNI DOSA HAMBA!! BISMILLAH ALLOHUMA BARIKLANA" Teriakkan Zayyan makin kenceng begitu pula jengutannya pada rambut Sing yang ada didepannya.

Sedangkan Hyunsik menggeleng pelan melihat kelakuan adik kelasnya. Dia udah mutusin buat ikut anak-anak. Lagipula dia pengen ikut hadir di acara pengenalan lingkungan untuk Leo dan Sing.

Dia gak naik kora-kora. Hyunsik pengen jaga adik-adiknya dari jauh aja, padahal mah dia takut muntah.

"Kak Hyunsik?" Lex datang dari belakang, menepuk pundak Hyunsik yang berdiri di samping petugas pengawas kora-kora.

"Eh, Lex?" Hyunsik berbalik menatap Lex yang sepertinya selalu ada dimana-mana.

"Sama anak-anak?" tanya Lex.

"Heem" jawab Hyunsik

"Kenapa gak naik?"

"Gue jaga disini aja sih"

"Alah bilang aja takut"

"Berisik!"

Tak lama kemudian anak-anak turun dengan Zayyan yang hampir saja pingsan dan Sing yang rambutnya kayak singa tapi masih tetep ganteng kok.

Lex memberi Zayyan minum dan Hyunsik merapihkan rambut Sing. Mereka jadi terlihat seperti kakak yang mengurus adik-adik nya yang nakal.

"Duh, papah Lex sama Yayah Hyun sweet banget sih" celetuk Leo membuat Davin mendelik.

"Diem Le, jangan mendukung hubungan terlarang ini" Davin berucap sambil menepuk pundak Leo.

"Itu gak terlarang. Lagian kalau emang suka bahkan cinta ya kita mau gimana lagi" Leo melirik Zayyan.

"Itu hak kita sebagai manusia"

Ucapan Leo membuat Lex menyirit. Agaknya ia sebagai kakak harus meluruskan cara pandang Leo terhadap masalah dunia. Dirinya tidak mau jika adik-adiknya terjerumus kedalam lubang hitam.

Yang tanpa sadar lubang hitam itu juga sudah mengikat Lex.


Lex || XodiacWhere stories live. Discover now