17

606 64 14
                                    

Jimin benar-benar kesakitan. Orang tuanya tidak menyayanginya dan hanya melihatnya sebagai alat penghasil uang. Sejak kecil hingga dewasa, ia tidak pernah menerima sedikit pun kasih sayang dari orang tuanya.

Ketika dia bertemu taehyung pada usia delapan belas tahun, dia mengira dia telah menemukan cahaya dalam hidupnya. Dalam dua tahun pertama hubungan mereka, taehyung benar-benar menyayanginya dan akan selalu memegang telapak tangannya dengan hati-hati.

Saat itu, ia mengira perasaan ini bisa bertahan hingga selamanya, namun itu hanya angan-angannya saja.

Belakangan, taehyung menjadi semakin acuh tak acuh terhadapnya, dan mereka mulai lebih sering berdebat.

Bagaimana mereka berakhir seperti ini, jiminpun tidak dapat mengingatnya.

Yang dia tahu hanyalah hubungan mereka berantakan setelah banyak pertengkaran.

Jika mereka sudah tidak saling mencintai, seharusnya mereka tidak saling menyakiti lagi.

Tapi kenapa taehyung masih menahannya dan bertindak agresif terhadapnya berkali-kali?

Jimin mengalihkan pandangan kosongnya ke arah pria di sampingnya, dan bibirnya yang kering dan pucat berkata,

"Taehyung, ayo kita putus"

Taehyung tidak menyangka akan mendengar kata-kata itu dari Jimin.

Malam itu juga, Jimin mengulangi kalimat itu berulang kali.

Setiap kata mewakili tekad Jimin untuk meninggalkannya

"Kamu bisa tidak melupakan tentang itu!"

Taehyung dengan paksa meraih lengan Jimin dan mengangkatnya ke wajahnya.

“Sudah kubilang, meskipun kamu mati, aku tidak akan membiarkanmu pergi.”

Jimin melengkungkan bibirnya dan tertawa dengan dingin dan sedih.

Mati! Lebih baik mati dan menyelesaikannya.

Itu yg hanya ada dikepala jimin sekarang, hingga membuat semakin hari tubuhnya semakin melemah. Bahkan dokterpun dibuat tidak berdaya.

Taehyung tetap mencoba memberinya makan, tetapi Jimin terus menolak makan apa pun. Jimin hanya mengandalkan nutrisi cair untuk bertahan hidup setiap hari, membuat tubuhnya dengan cepat menjadi kurus, seperti bunga layu. Taehyung menjadi sangat marah, kesuraman menyelimuti rumah itu.

“Dia tidak mau makan, jadi carilah cara untuk membuatnya makan. Bukankah kamu seorang dokter? Jika kamu bahkan tidak bisa menangani masalah sekecil ini, bagaimana kamu bisa menjadi seorang dokter?” dia berteriak pada dokter.

Dokter gemetar dan berkata, “Tuan Muda, tuan Jimin sudah tidak memiliki keinginan untuk hidup lagi.”

“Kalian para dokter bisa menyelamatkan orang dari ambang kematian, jadi selamatkan dia untukku.”

Taehyung telah kehilangan akal sehatnya dan hanya memiliki satu pikiran di benaknya yaitu menjaga Jimin agar tetap hidup.

“Tuan Jimin memiliki masalah psikologis..... Dia tidak bahagia di sini, jadi itu sebabnya..."

Pandangan taehyung yg seram membungkam dokter itu.

.
.

Di kamar tidur, Jimin terbaring diam seperti boneka tak bernyawa. Karena tidak makan dalam waktu lama, pipinya menjadi tirus, dan kulitnya menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Piyamanya tergantung longgar di tubuhnya, bahkan tubuhnya menjadi sangat kurus.

Taehyung tahu jika dia meninggalkan Jimin seperti ini, kemungkinan besar jimin akan mati. Seperti yang dikatakan dokter, bahkan dokter yang paling ahli sekalipun tidak dapat menyelamatkan seseorang yang hanya ingin mati.

Jadilah Omegaku (End) Where stories live. Discover now