ENAM

1.2K 54 4
                                    

Ebook Sorry my son ready

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ebook Sorry my son ready. Bisa beli dan download di playbook bagi yg mau baca cepat sampai tamat.

Pdf juga ready. Harga 50 ribu. Hubungi no 085 337 484 038 utk beli pdfnya.

****

Neymar menyuruhnya langsung mandi dan dia tidak boleh menghabiskan banyak waktu di kamar mandi.

Neymar adalah sang Tuan, sedangkan dia adalah budak nafsu yang sudah laki-laki itu bayar dengan uang yang banyak serta jasa yang tidak bisa Nara bayar sedikitpun sampai dia mati. Jasa Neymar terlalu besar, dan nominal uang laki-laki itu, sangat banyak yang sudah di terutama keluarganya dan digunakan selama 10 tahun berlalu.

Nara membersihkan tubuhnya dengan cepat, dan sambil menahan sedikit rasa sakit serta jijik dan rasa was-was, Nara membersihkan duburnya sebersih mungkin. Karena di sana yang paling kotor dan menjijikkan. Sarang penyakit dan di larang oleh kepercaanyanya untuk melakukan hubungan seksual di sana.

Dia sempat menolak, tapi penolakannya bagai angin lalu. Sekali lagi, dia hanya budak, yang saat ini, sangat merasa was-was. Takut penyakit menghampirinya karena gaya bercinta Neymar yang sudah menyimpang.

Nara takut terkena ambien, Nara juga takut terkena penyakit kelamin.

"Semoga semuanya akan baik-baik saja..."gumam Nara, seraya memakai cepat bajunya.

Dia saat Nara keluar dari kamar mandi, suasana kamar sudah rapi dan bersih. Dan hal ini yang membuat Nara dengan mudah jatuh hati pada sang Tuan.

Walau Neymar kaya, kejam, sombong, semua hal buruk ada di diri Neymar. Neymar tak malu, tak segan, Neymar dengan baik pasti membantu pekerjaan rumah mereka.

Apabila dia sakit, Neymar yang menghendel semuanya, mencuci, masak, termasuk membersihkan rumah. Kalau laki-laki itu sedang sibuk sekali, maka akan ada housekeeping yang datang.

Setiap bulan, bagai seorang yang menerima gaji, Neymar pasti akan mengirim uang untuk kedua orang tuanya dan adiknya yang sedang kuliah saat ini di kampung.

Orang tuanya mengira, itu adalah hasil gajinya. Padahal, bukan. Sejak 10 tahun yang lalu hingga detik ini, Nara tak pernah bekerja. Dia bagai burung dalam sangkar dalam apartemen ini.

Ada keinginaan untuk bekerja, tetapi bagai seorang suami yang sadar akan kewajibannya dan hukum-hukum dalam dunia rumah tangga. Neymar melarang keras dirinya untuk bekerja.

Kebaikan sekaligus kejahatan Neymar, membuat Nara sangat takut.

Takut di campakkan oleh Neymar apabila laki-laki itu sudah bosan padanya, dan yang paling mengerikkan apabila laki-laki itu sudah menemukan perempuan yang dia cintai, lalu menikahinya.

Meninggalkan dia dengan anak mereka yang sangat ingin bertemu, saling bertatap dan mengenalkan diri pada ayahnya, pada keluarga ayahnya, in aku loh, yah... Esa anak ganteng mama dan papa yang sangat pengertian.

Nara menggigit bibir bawahnya kuat. Lagi, dengan sialannya dia melamun, tanpa takut keberadaan anaknya di ketahui oleh Neymar.
Nara berlari kecil keluar dari kamar.

Nara akan ke dapur dengan jantung yang rasanya ingin meledak. Nara ingin tahu dan melihat... apakah anaknya masih ada di sana.

Tapi, sialan.

"Kemari, segera makan."ucap suara itu tegas.

Menelan ludah kasar, Nara menoleh keasal suara.

Antara lega dan takut. Neymar di depan bungkusan beberapa makanan cepat saji, duduk tenang dengan ponsel yang ada di tangan kanannya.

Raut wajah laki-laki itu tenang, tidak ada amarah, atau.... tidak. Neymar artinya tidak melihat kearah mesin cuci.

Syukur Esa anakku. Kamu dan mama masih aman. Bisik hatinya lega.

Neymar yang baru mendapat kabar kalau keadaan adiknya yang koma sedang drop, segera marah, melihat Nara yang masih berdiri tak mengindahkan titahnya.

"Makan sialan. Kemari makan. Sudah syukur, bagai seorang nyonya besar, makananmu bahkan sudah ku pesan dan siapkan..."cacinya lepas. Meremas kuat seakan ingin meremukan ponselnya yang menampilkan detak jantung sang adik yang lemah dalam layar monitor.

Nara jelas tersentak kaget, merasa takut setakutnya. Tapi, rasa takutnya di kalahkan oleh rasa penasaran, cemas dan khawatir pada sang anak yang besar.

Nara melirik kearah makanan-makanan itu, dan tersenyum dalam hati, di tengah rasa takut yang dasyat, dia menemukan alasan yang tepat.

"Boleh aku ambil air dingin, aku ingin minum..."

Prang

Satu gelas berisi air minum, Neymar lempar dengan kasar kearah Nara membuat Nara seketika basah kedua kakinya, membuat Nara juga dengan ketakutan, kesedihan dan rasa sakit hati yang dasyat melangkah mundur.

Tak percaya dan menyangka. Neymar memperlakukannya sekasar ini.

Neymar? Laki-laki itu bangun dengan wajah amarah, menunjuk jijik kearah Nara yang berlagak seakan-akan dia adalah istrinya.

Moodnya sedan kacau dan wanita sialan itu, ingin sial.

"Mari makan, kamu hanya jalang di sini, makan apapun yang aku siapkan. Jangan sok-sok. Paham!"tekan Neymar dingin. Tubuh laki-laki itu tegang di saat satu pesan lagi dari papa masuk ke dalam ponselnya.

Membacanya, membuat perasaan Neymar semakin tak baik-baik saja.

sial. Dia harus bertemu wanita sombong yang bisa menyelamatkan nyawa adik tololnya Ares.

Menahan kesal. Rasa takut akan keadaan adiknya yang jadi harapan bisa memberi cucu mama dan papanya lagi. Neymar kembali bangun dari dudukkannya. Menatap tajam dan penuh ancaman pada Nara.

"Ikut aku. Selama 2 hari kita akan ke Cannbera. Makan dalam mobil, dan silahkan bawa sendiri. Sekali lagi, kamu jangan berharap ingin di manjai olehku. Ingat posisimu. Kamu hanya budak nafsuku yang aku pungut di jalanan, dan kebetulan sangat cocok denganku di atas ranjang."

Kata-kata Neymar amat menyakitkan untuknya dengar. Tetapi, yang lebih menyakitkan, menakutkan. Nara... tidak bisa melihat anaknya, tidak bisa mengeluarkan anaknya dari mesin cuci. Tidak bisa mengetahui apakah anaknya masih tidur atau pingsan, atau anaknya sudah bangun menunggu dia untuk membebaskannya dari tempat sempit dan pengap itu....

Dia akan pergi selama 2 hari, maka anakya bisa mati.

"Jalang cepat!"bentak suara itu marah dengan nara yang tidak berdaya. Mau tak mau menuruti titah neymar.

Meninggalkan sang anak yang tidak dia tahu sedang apa di dalam mesin cuci saat ini.

Maafkan mama Esaaa....

Tbc

Sorry my sonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang