SEBELAS

985 48 3
                                    

Ebook  sorry my son sudah ready. Bisa beli dan download di playbook.

Pdf Sorry my son juga ready. Harga 50 ribu.... minat; hubungi 085 337 484 038

Ada juga promo. Bayar 100 rb dapat 48 judul novel sabanaliar. Isi lengkap sampai tamat 48 judul tersebut. Termasuk ada novel sorry my son di dalamnya

Hubungi 085 337 484 038

****

Rudi, salah satu  satpam yang bekerja di rumah Adnan, mengangkat mata dari  layar ponsel di saat Rudi mendengar ada langkah kaki orang yang mendekat kearahnya. Dan ternyata Pak Rijal. Melangkah dengan wajah riang mendekatinya.

"Wuih, bahagia banget, Pak Rijal."sapa Rudi sembari memasukan ponsel ke dalam saku celananya.

Mempersilahkan Pak Rijal duduk di kursi yang ada di sampingnya.

"Ya, seperti yang kamu lihat, Rud. Aku memang lagi bahagia sekali hari ini."sebut Rijal, seraya duduk di samping Rudi.

"Makasih kursinya."

Rudi memgangguk sambil menatap  kearah tangan Rijal yang memegang sebuah amplop warna coklat saat ini.

Rasa penasaran, seketika merasuki Rudi. Rudi tebak sih itu duit. Tapi, agar jelas, dia akan bertanya saja.

"Dapat bonus ya? Itu amplop di tangan yang tebal, duitkah?"

Rijal memgangkat amplop di depan dada, lalu mengipas amplop tebal itu di depan wajah.

Rijal, supir Neymar yang bahkan sampai   di bawa oleh Neymar kemanapun memberitahu sambil tersenyum lebar pada  Rudi.

"Ya, ini uang. Setara gajiku 2 bulan, Rud. Hadiah dari Tuan Neymar, syukuran atas kesadaran  dan kesembuhan, Tuan Arez. "Rijal menyebut dengan bangga nama dan kebaikan Tuan Neymarnya.

Dengan Rudi yang terlihat menelan ludah kasar, sinar penasaran berganti sinar penuh takjub dan iri. Ingin mendapatkan bonus juga dari Tuan Neymar. Tidak usah setara 2 kali lipat gajinya,  di kasih 500 ribu pun Rudi akan sangat senang. Sepatu dan tas sekolah anaknya mendadak rusak. Anaknya meminta sambil menangis padanya, agar membeli yang baru.

Rijal, menepuk bahu Rudi. Rijal tahu, Rudi terlihat ngiler. Baik lah, sepertiny Rijal akan membocorkan pada Rudi, kalau semua pekerja di rumah ini akan dapat bonus. Syukuran  kesadaran Tuan Arez. Dia dapat lebih dulu, karena di prioritaskan oleh Tuan nya yang baik.

"Tunggu aja satu atau dua jam lagi, semua pekerja akan mendapat juga. Kamu tenang aja."beritahu Rijal pelan. Rijal tersenyum melihat Rudi yang tersentak kaget, sinar matanya yang sedih dalam sekejap terlihat ceria.

"Pak Rijal tidak bohongkan?"tanya Rudi memastikan.

"Tidak bohong. Tuanku itu memang baik, Rud. Walau dia... sedikit kejam pada kekasihnya di luar negeri sana..."

Sial. Maki Rijal dalam hati.

Memegang mulutnya, hais, yang keceplosan. Seketika jantung Rijal berdetak cepat. Menebak-nebak, apa Rudi mendengarnya dan yang lebih parah, apakah.. apakah ada orang selain dirinya dan Rudi yang ada di tempat ini yang mendengar ucapannya barusan?

Kalau ya, dia bisa mati. Mati di tangan Tuan  Neymar.

Dengan takut-takut,  Rijal melirik kiri kanan, sepi, tidak ada orang. Huft, Rijal menghembuskan nafas lega.

"Pak Rijal, Tuan Neymar kan sudah menikah, bagaimana bisa beliau ada kekasih di luar negeri?"tanya Rudi pelan. Sifat keponya keluar ke permukaan.

Tuanya itu sudah menikah  3 minggu yang lalu. Setahu Rudi, Pak Rijal dan Tuan Neymar ke luar negeri bersama 3 atau 4 bulan yang lalu. Kok bisa punya pacar?

Rijal dengan mata melotott,  menekan bibir Rudi dengan jari telunjuknnya.

"Hust, jangan bahas itu lagi, nanti ada yang dengar, Rud. Aku bisa mati. Tau."

"Jadi, benar... apa yang kamu ucapkan tadi?"

Rijal menghembuskam nafas kasar. Melihat sifat kasar Tuan Neymar pada wanita bernama Nara, rasaanya Rijal tak sanggup menyimpannya sendiri.

Sungguh, Tuan Neymar memperlakukan wanita itu sangat rendah melebihi binatang. Tapi itu bukan urusannya, tapi, mengetahui sendiri hal ini, membuat dia tak tenang, merasa bersalah juga pada wanita itu...

"Benar. Beberapa kali aku di ajak ke Australia, selalu ada wanita itu, kasian Rud. Dia semacam wanita bayaran? Simpanan? Entah. Karena wanita itu mengigau nama laki-laki lain dalam tidurnya, Tuan Neymar sangat marah. Sebagai hukuman, Tuan Neymar mau wanita itu melayaninya di dalam mobil, padahal ada aku di dalam, Rud. Tuan sangat memgerikkan pada Nara. Ya, Nara nama wanita itu...."

Brak

Ucapan dengan bisikan Rijal, di sela oleh suara benda yang terjatuh menghantam lantai. Baik Rijal dan Rudi, sontak menatap keasal suara.

Dan Rijal dan Rudi, wajah kedua orang itu memucat,  mata melototot lebar, kaget, tak percaya dan takut melihat... melihat  ada Tuan Adnan di belakang Rudi.

"Tuan Adnan..."sebut Rijal pelan. Gemetaran, dari ujung kaki hingga ujung rambut.

Apakah Tuan Adnan mendengar semua ucapannya dan apa yang Tuan Adnan lakukan di dalam pos keamanan ini.

Adanan yang sangat terkejut dengan apa yang dia dengar sedari tadi, dan seakan ada lem yang menutup mulutnya agar dia diam dulu, tubuhnya seakan  di buat mati rasa, ada gejolak aneh yang membuat dia harus diam dulu, dan mendengar percakapan para pekerjanya.

Dan hal besar tentang anaknya yang lain... yang bahkan lebih gila dari dirinya  di masa lalu dan anaknya Arez, tak sengaja dia ketahui.

Ya, semuanya. Adnan mendengar cerita Rijal.

Dengan sekali tarikan nafas, Adnan berkata tegas dan tajam pada Rijal tentang keinginannya dan alasan kenapa ada  dia sini.

"Terimah kasih untuk toiletnya, Rudi. Dan untuk Pak Rijal, besok pagi, anda harus mengantar saya ke apartemen  tempat tinggal Neymar dengan perempuan itu...."

"Saya, ingin mengenal dan berkenalan dengan wanita yang akan membuat putra  sulung  saya bernasib sama seperti adiknya. Menggila dan menyesal setelah
semuanya sudah terlambat.."

Fuck. Shit. Babi. Kenapan semua anak-anaknya harus setolol ini. Arez sembuh, dan anaknya  yang lain, tanpa dia ketahui sedang menggali kuburannya sendiri bahkan sedang proses di gali, nyaris selesai.

Sial. Sial sial

Tbc

Sorry my sonWhere stories live. Discover now