15.

1.3K 43 2
                                    


Ebook  sorry my son sudah ready. Bisa beli dan download di playbook.

Pdf Sorry my son juga ready. Harga 50 ribu.... minat; hubungi 085 337 484 038

Ada juga promo. Bayar 100 rb dapat 48 judul novel sabanaliar. Isi lengkap sampai tamat 48 judul tersebut. Termasuk ada novel sorry my son di dalamnya

Hubungi 085 337 484 038 / 085238364972

*****

*

Andai tidak ada hujan yang mengguyur bumi, mungkin Nara akan tertidur sampai hari gelap.

Nara terbangun pada saat jam sudah menunjukkan pukul 5 sore. Petir menyambar begitu kuat, angin kencang, bulir hujan yang  begitu besar terlihat menghantam bumi, membuat Nara cemas pada sang anak yang saat  ini, pasti tengah berada di rumah Fran.

Begitu membuka mata tadi, 4 menit yang lalu, Nara langsung memeriksa ponselnya.

Nara terkejut sekaligus tersenyum sinis.... melihat 250 panggilan tidak terjawab dari Neymar, dan ada 150 pesan masuk dari Neymar---yang belum berani Nara buka.

Nara takut  sakit hati, dan dia belum siap. Dia akan makan terlebih dahulu baru berani membuka pesan-pesan Neymar. Mau laki-laki itu mencacinya, Nara tak peduli. Maka dia harus mengisi perut terlebih dahulu.

Tetapi, sebelum makan dan beranjak dari atas tempat tidurnya, Nara akan menghubungi anaknya dulu.

Nara langsung mencari nomor anaknya---- dalam sekali deringan, panggilannya langsung di angkat.

Sial. Tiba-tiba petir menyambar dengan keras dan kuat, membuat Nara reflek melempar jauh ponsel pintar dari tangannya.

Esa mendengar suara petir di ponsel mamanya, seketika memejamkan mata dan berkata dengan suara sedikit keras.

Esa sudah tahu tujuan mama menelponnya.

"Di sini nggak ada hujan, mama. Mama jangan khawatir. Papa Fran kan polisi, aku dan kami semua akan baik-baik aja. Udah dulu, Ma. Esa sayang mama..."

Sayang papa juga. Lanjut anak itu dalam hati. Lalu tanpa menunggu jawaban  dari mamanya, Esa sudah memutuskan panggilannya sepihak.

Mama dan dia pun sangat takut, bermain dengan alat elektronik saat hujan. Hanya dengan mendengar suara petir, Esa juga tahu, mama hanya ingin tanya  kabarnya, apakah dia takut,  apakah dia baik-baik saja. Kalau takut dia bisa menghampiri Ibu Panti atau Kak Listi.

Kembali pada Nara. Wanita itu seketika merasa lega, sudah meguasai dirinya juga.... anaknya baik-baik saja, dan berhubung ponselnya belum dia nonaktifkan dan tidak mungkin dia nonaktifkan. Lebih baik dia keluar dari kamar ini, menuju dapur memasak mie yang super pedas.

Lalu setelah makan, lalu dia akan memainkan drama bersama  Neymar. Mengatakan alasan bohong kenapa dia tidak mengangkat  panggilan laki-laki itu sedari pukul 2 siang tadi.

"Kamu yang ajari aku semua  ini, maka saatnya aku mempraktekkannya padamu, Neymer..."

**** 

Ternyata punya anak,  ada sisi menyebalkannya juga. Ya, selama 2 jam, Neymar menahan sebal pada Ita.

Demi Tuhan, dia ingin menghubungi Nara. Bertanya  kenapa jalang itu tak mengangkat dan membalas pesannya. Kemana saja dia? Tapi, sial. Sial. Sial.

Ita... bocah itu menempel bagai lintah padanya, minta ini, dan itu. Shit. Shit. Andai dia tidak ada hal penting, mau anak itu menempel selama seharian dengannya, tak masalah.

Ini dia memiliki hal penting. Nara... apakah wanita sialan itu sedang bersenang-senang dengan pria lain?

"Sial. Aku menyesal. Harusnya aku pasang cctv di apartemen. Harusnya aku menyewa orang untuk mengawasi Nara secara diam-diam di sana..."ucap Neymar geram, seraya menarik-narik rambutnya.

Sorry my sonWhere stories live. Discover now