DUA BELAS

1.1K 45 2
                                    


Ebook  sorry my son sudah ready. Bisa beli dan download di playbook.

Pdf Sorry my son juga ready. Harga 50 ribu.... minat; hubungi 085 337 484 038

Ada juga promo. Bayar 100 rb dapat 48 judul novel sabanaliar. Isi lengkap sampai tamat 48 judul tersebut. Termasuk ada novel sorry my son di dalamnya

Hubungi 085 337 484 038

****

Cuaca pagi ini sangat dingin, hujan yang mengguyur semalaman lah yang membuat hal ini terjadi.

Tak hanya hujan, angin yang cukup kencang juga ikut menyertai, petir saling berhasutan dengan suara keras. Cuaca benar-benar buruk semalam---- bahkan hingga pagi ini.

Di luar masih terlihat gerimis, dedaunan, bergoyang kiri kanan, menandakan angin masih aktif bertiup, cuaca yang tak menentu seperti ini, membuat seorang Ajeng yang terbiasa bangun pagi,  lalu mandi, tidak melakukannya hari ini.

Wanita itu masih bergelung di dalam selimut besarnya. Mengabaikan beberapa panggilan lembut, kata-kata cinta yang suaminya ucapkan sejak dia terjaga. Tapi, dia mengabaikan.

Selain merasa dingin, Ajeng iuga merasa lemas dan lelah. Suaminya bagai seorang pengantin baru semalam. Benar-benar membuatnya sampai terkapar dan  tak berdaya.

Sampai suara bedebum, membuat Ajeng membuka kedua matanya dengan terpaksa.

Wanita itu menemukan, suara koper tang terjatuhlah yang menimbulkan suara barusan.

"Loh, mas Adnan mau kemana?"gumam Ajeng seraya bangun dari baringannya. Matanya menyipit.  Menyingkirkan selimut enak itu di atas tubuhnya.

Matanya menari kesetiap sudut kamar,  dia tetap tidak menemukan suaminya.

Adnan yang berdiri dalam diam di kamar mandi, menghembuskan nafas lega. Rencananya akhirnya berhasil. Di bangunkan dengan lembut, istrinya itu tak kunjung-kunjung bangun dan kepala batu. Nanti di bangunkan olehnya agak kasar, pasti marah, merajuk. Adnan tidak mau hal itu terjadi. Cukup anaknya Neymar yang membuat dia rasanya mau gila saat ini.

Meletakkam koper yang berisi beberapa  pasang bajunya di pinggir sofa,  Adnan lakukan, berharap koper itu jatuh, dan meninbulkan suara cukup besar yang membuat istrinya yang hanya memejamkan mata itu penasaran lalu bangun dari baringannnya.

Adnan melangkah keluar dari pintu kamar mandi, menahan istrinya yang ingin turun dari ranjang.

"Aku di sini, sayang. Dari kamar mandi."beritahu Adnan keberadaannya.

Kakinya melangkah tak sabar mendekati Ajeng.

"Kamu mau kemana, Mas? Kok nggak kasih tahu aku sebelumnya? Kok nggak suruh aku untuk siapin semuanya, kamu kayaknya bakal keluar kota, Mas?"

"Mendadak  banget ya?"ada nada marah, kesal dan sinis dari pertanyannya yang ini. Ajeng sadari betul. Ajeng juga bahkan mengambil kasar koper yang tergeletak di lantai, meletakkan di atas meja.

Tidak terlalu berat. Artinya suaminya hanya akan pergi sehari dua hari.

Tapi, kenapa  tidak memberitahunya semalam? Mereka bahkan begadang sampai pukul 2 pagi semalam.

"Iya. Aku akan keluar kota selama 2 hari, paling lambat 3 hari. Mendadak..info ini aku mendapatnya pukul 4 pagi tadi. Kamu pules, aku nggak tega bangunin kamu, maaf ya, kalau aku salah..."jelas Adnan lembut, dia melakukan kebohongan dengan sangat baik. Wajah masam istrinya sudah berubah lembut, artinya istrinya  percaya ucapan bohongnya barusan

Adnan memeluk tubuh harum dan hangat istrinya. Sembari menggumam maaf dalam hati. Lagi, dia menyembunyikan hal besar dari istrinya tentang kegelapan anak mereka Neymar.

Sorry my sonWhere stories live. Discover now