BAB 01

440 6 1
                                    

"Beneran besok kita udah lepas dari masa
Putih abu abu" Ucap Rara yang duduk bersama teman temannya di lapangan sekolah.

"Beneran besok kita udah lepas dari masa Putih abu abu" Ucap Rara yang duduk bersama teman temannya di lapangan sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh kalian mau lanjut ke mana?" Tanya Rara.

"Gue ke bali, kalo lu ra, kir?" Ucap Bella.

"Gue sama kinara kerja" Ucapnya yang diangguki Bella.

"Kalo lu jingga?" Tanya Bella kepada gadis yang sedari tadi diam.

Memang entah kenapa jingga selalu diam alias introvet, yaa walau seperti itu, teman temannya pun mengerti ada alasan dibalik diamnya Jingga.

"Gue pengennya si ke bandung" Jawab Jingga..

"Semoga kita jangan asing deh, kita kan ce'es" Senyuman pun terukir dari wajah keempat sahabat itu.

- bel sekolah telah berbunyi, tapi untuk kelas 12 tidak pulang, karena mereka harus mempersiapkan gladi bersih untuk wisuda mereka besok.

- 15.00
Akhirnya mereka pulang, karena acara sudah selesai tinggal menunggu besok untuk acara wisuda.

entah mengapa masih berat rasanya untuk meninggalkan masa putih abu abunya, semakin dewasa semakin rumit juga perjalanan hidupnya.

Jingga, seperti biasa dirinya pulang dengan berjalan kaki, karena rumahnya tak jauh dari sekolah.

krek...Ceklek

Gagang pintu itu dibuka, lampu rumah ia nyalakan, redup rasanya, bukan redup lagi, namun juga hampa.

Jingga selalu berharap setiap ia pulang ada orang tuanya yang selalu membuka pintu rumah untuk anaknya, namun semua itu hanyalah mimpi manis jingga.

Jingga tersenyum ketika melihat foto foto keluarganya yang tersusun rapih di lemari, ia selalu menyimpannya.

ia berjalan menuju kamarnya, seperti biasa dirinya membersihkan diri sehabis dari sekolah, mungkin sebagian orang pulang sekolah disiapkan makanan, tapi tidak dengan jingga.

dia harus menyiapkan sendiri, ya tidak masalah bagi dirinya, ia sadar, orang tuanya memiliki keluarga baru.

lirik musik selalu mengiringi hari harinya, setiap dia lelah, kesal, emosi, maupun bahagia.

《 》

tubuh mungil terbaring diatas kasur empuk, kasur dan bantalnya menjadi saksi bisu dirinya yang selalu mengeluarkan air mata.

entah mengapa jingga tiba tiba ingin sekali kuliah di bandung, tapi dirinya juga masih mau tinggal di sini.

oh ya, jingga baru ingat dirinya belum mengabari kedua orang tuanya untuk wisuda besok, dirinya berharap sekali orang tuanya mau datang.

karena setelah bercerai, orang tuanya sama sekali belum pernah mengunjungi anak satu satunya yang ia campakkan, jingga selama ini selalu bersama opah omah, hingga suatu hari opah omahnya menyuruh jingga untuk tinggal dirumah keluarganya, ya rumah yang sepi, hampa tapi penuh kenangan.

Opah omahnya sengaja menyuruh jingga untuk tinggal disitu, agar jingga tetap mengingat masa kecilnya bersama orang tuanya.

Opah omahnya sengaja menyuruh jingga untuk tinggal disitu, agar jingga tetap mengingat masa kecilnya bersama orang tuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jingga harap kalian datang" Ucap jingga, lalu tertidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jingga harap kalian datang" Ucap jingga, lalu tertidur.

jingga sangat berharap semoga kedua orang tuanya mau datang sekali saja di wisuda dirinya, karna jingga benar benar kangen sekali rasanya, bertahun tahun kedua orang tuanya tidak pernah menemui dirinya.

Tok tok tok..
Ketukan dari arah pintu, membangunkan jingga dari tidurnya, dia segera bangun menuju pintu rumah.
jingga membuka pintu rumah itu, dirinya melihat ternyata, opah omah.

"Halooo jingga" Panggil omahnya melihat cucu satu satunya itu.

"OMAHHH, JINGGA KANGENN" Teriak jingga sambil memeluk omahnya.

"Duh duh, bukannya kemarin habis ketemu, udah kangen aja nih" Balas omahnya memeluk pelukan jingga.

"Emang ga boleh kangen omah?" Tanya jingga cemberut.

"Boleh dong, udah ah ayo, nih omah bawain masakan" Ajak omahnya.

"Masa opah dilupakan, kalian jahat sekali" Drama opah.

"Sama opah juga dong" Ajak omahnya.

jingga tersenyum, setidaknya kalau orang tuanya tidak menganggap dirinya, tapi masih ada omah opahnya yang bisa menjadi tujuan untuk jingga bertahan.

"Ngomong-ngomong, gimana tadi acara glaadi bersih nya?" Tanya opahnya.

"Berjalan lancar kok opah, cuman yaa gimana besok" Raut wajah jingga seketika lesu.

"Gimana apanya?" Omahnya bertanya sambil menyiapkan piring.

"Ayah sama mamah bakal dateng ga ya omah opah" kalimat yang selalu saja terlontar dari bibir mungil jingga.

"Udah jingga tenang aja, kalo ayah sama mamah ga dateng, kan masih ada omah opah" Jawab opahnya.

"Nah betul itu, udah jingga ga usah khawatir ya?" Omahnya pun menenangkan jingga.

"Iya makasih ya omah opah, jingga sayang deh sama kalian" Senyum terukir dari bibirr jingga.

"Setidaknya aku bisa bertahan untuk orang orang yang menyayangiku"
- Aunika Jingga Nirmala

BANDUNG DAN KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang