bab 16

54 4 0
                                    

"Sus sus permisi kamar orang yang habis kecelakaan dimana ya?" Tanya rafa panik

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sus sus permisi kamar orang yang habis kecelakaan dimana ya?" Tanya rafa panik.

"Yang baru tadi masuk, ada di igd mas, mas bisa naik dari lantai 1 ke lantai 3 mas" ucap perawat itu.

"Makasih sus" rafa segera berlari.

"maaf mas, mas siapa ya?" Tanya seorang dokter.

"Dok saya teman mereka" ucap rafa yang benar melihat jingga masuk ke igd.

"mas sepertinya harus kabarin orang tua mereka, karena kondisinya cukup memprihatinkan" usul dokter.

Mau tak mau rafa harus menelfon ayah dan mamah bima.

"om tante, bima kecelakaan" ucap rafa.

"APA RAF?" teriak mentari.

"nanti rafa sharelock, om tante buruan kesini, hati hati" ucap rafa.

Kedua orang tua bima segera menuju kerumah sakit, tak lupa rafa mengabari orang tuanya sendiri.

setelah berkumpul.

"Raf gimana kondisii bima? Kenapa bima bisa kecelakan raf" tangis mentari yang dipeluk elmira.

"jadi gini, rafa menjelaskan semua yang terjadi"

"cewe? Siapa cewe itu?" Tanya elmira.

"jingga mah" ucap rafa.

Deg
ibu mana yang tak sakit melihat anak kandungnya yang selama ini ia lantarkan, ternyata menyimpan terlalu banyak luka.

"a-apa? Jingga?" Tanya alvero.
Ternyata ayahnya masih mengingat anaknya jingga.

"Iya om" ucap rafa.

"ya tuhan lindungi lah anakku jingga" batin elmira.

"lindungilah mereka berdua tuhan" batin alvero.

"permisi dengan keluarga pasien?" Tanya dokter.

Semua pun mengangguk.

"Jadi begini, bima kondisinya mulai stabil" ucap dokter dengan jeda.

"alhamdulilah" ucap mereka semua.

"tapi, jingga membutuhkan darah bergolongan o positif yang dimana rumah sakit belum ada stock darah tersebut, mungkin salah satu dari keliarga ada yang mau mendonorkan darahnya?" Tanya dokter.

"darah o positif?" tanya rafa.

"iya" jaawab sang dokter.

"saya dok" ucap elmira.

"saya saja dok" ucap alvero.

"jadi siapa? Yang bener, kasian jingga" ucap mentari.

"udah saya saja pak" ucap elmira mengikuti dokter untuk cek darah.

"darah cocok ya bu, bisa langsung saya donorkan?" Tanya dokter.

"Bisa dok bisa sekarang aja" ucap elmira.

"Mungkin tetesan darah ini tidak cukup untuk menyembuhkan lukamu jingga, tapi saya harap kamu selalu menjadi penolong bagi orang di sekitarmu" ucap elmira ibu kandung jingga.

setelah donor darah selesai, mereka masih menunggu di ruang igd.

"Permisi dengan keluarga bima? pasien telah sadar, namun hanya boleh dijenguk dua orang saja" ucap dokter.

"ayo mas" ajak mentari.

"pah, mah" panggil bima yang sudah siuman.

"bima, iya kenapa sayang" ucap mentari kepada anaknya.

"bima kamu lebih baik istirahat" ucap alvero.

"pah mah, jingga? Jingga gimana?" Tanya bima.

"kamu tenang ya, jingga masih dalam penanganan dokter" ucap mentari.

Bima menjambak rambutnya frustasi, dirinya merasa bersalah, kalau saja dirinya menuruti kata jingga pasti kejadian ini tak akan terjadi.

"kamu kenapa bima" ucap mentari menraik tangan bima agar tidak melukai dirinya.

"Mah pah ini semua salah bima" ucap bima.

"sudahlah bima, semua sudah terlanjur, tak ada yang bisa disesali, sekarang lebih baik fokus kepada kesehatanmu sendiri" ucap alvero.

Alvero masih memikirkan anaknya jingga, seandainya jingga tak lahir pasti jingga tak akan terluka di dunia ini.

"udah mas, bima masih syok" bisik mentari ke alvero.

"dok gimana kondisi jingga" tanya elmira.

"kondisinya masih belum stabil, bantu doa saja untuk keluarga" ucap dokter.

malam hari
Sore tadi bima dan jingga sudah dipindahkan ke kamar rawat inap namun berbeda.

"mah, bima boleh ke kamar jingga?" Tanya bima.

"Bentar mamah tanya suster" ucap mentari.

"Mas bima minta ke kamar jingga, tolong panggilin suster" ucap mentari ke alvero.

"sus, anak saya mau ke kamar temannya, apakah kondisinya sudah stabil?" Tanya alvero.

Suster pun masuk ke kamar bima.

"Untuk kondisi bima saat ini sudah stabil" ucap suster.

"saya mau ke kamar teman saya sus" ucaap bima memaksa.

"Iya sebentar ya saya ambilkan kursi roda, takut masnya masih lemes" ucap suster.

mentari dan alvero membantu anaknya menuju kamaar jingga.

Kini mereka hanya bisa melihat dari kaca.

"jingga maafin gue" batin bima menyentuh kaca kamar jingga.

"mentari, alvero, lebih baik kita ke belakang dulu, biarkan mereka masing masing" ucap elmira.

Kini hanya rafa dan bima yang ada di depan kamar jingga.

"bima, gue harap jingga bisa kembali ceria setelah kejadian ini" ucap rafa.

"Maksud lu fa?" Tanya bima.

"apa lu gatau? Selama ini jingga ga ada orang tua? Dia dikota ini sendiri, dari kecil dia selalu sama omah opahnya, jingga udah terlalu sakit bim" ucap rafa yang menahan air matanya.

"gue jahat ya raf? gue ga sengaja nyakitin jingga yang udah punya banyak luka" ucap bima menyender tembok kaca kamar jingga.

"udahlah bro, lu doain aja yang terbaik buat jingga, gue ingetin lagi, kalo lu mau deket sama jingga, tolong jangan sakitin dia" ucap rafa.

"iya raf, setelah jingga sembuh, mungkin gue ga akan deket sama jingga, mungkin lu yang pantes jaga jingga" ucap bima.

"Not me, But you are the one who deserves to look after jingga, Bima" ucap rafa
( Tapi kaulah yang pantas menjaga Jingga, Bima ).

Setelah mereka berbicara, rafa mengantarkan bima ke kamarnya.

Malam ini terasa menakutkan bagi bima, ia takut kehilangan orang yang pertama kali membuat dirinya merasakan cinta.

"gue harap lu cepet bangun jingga, kasian bima" ucap rafa tersenyum ke kaca arah jingga.

keesokan harinya
"dok jingga masih belum sadar?" Tanya bima yang sudah berdiri didepan kaca kamar jingga.

"belum, kondisinya masih belum stabil" ucap dokter.

"mimpi lu terlalu indah ya disana? kok lu ga ajak gue" batin bima.

"Bisa dibilang, jingga koma untuk sementara" ucap dokter.

"koma?" Kaget bima dan rafa.

entah mengapa rasa bersalah bima semakin membuatnya merasa takut kehilangan jingga.

BANDUNG DAN KITAWhere stories live. Discover now