bab 17

48 3 3
                                    

tak terasa sudah satu minggu jingga di rumah sakit, bima yang sudah kembali sehat, dirinya sekarang sering bolak balik kerumah sakit untuk menjenguk jingga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

tak terasa sudah satu minggu jingga di rumah sakit, bima yang sudah kembali sehat, dirinya sekarang sering bolak balik kerumah sakit untuk menjenguk jingga.

"kamu tidur pun masih terlihat cantik jingga" senyum bima kepada jingga.

bima mencoba untuk mempelajari hal hal baru, dirinya ingin berubah saat jingga siuman nanti.

Bima melihat kearah kelingking jingga yang gerak, dirinya segera memanggil dokter.

"allhamdulilah, pasien sudah sadar dari komanya" ucap dokter.

"alhamdulilah" ucap bima.

"mohon maaf bima tolong keluar sebentar, saya akan mengecek kondisi paasien lagi" ucap dokter.

"gimana bim?" Tanya rafa yang sedari tadi diluar.

"Jingga udah siuman raf" ucap bima.

"a-aku dimana?" Tanya jingga yang membuka matanya perlahan.

"kamu dirumah sakit jingga" ucap dokter.

"Rumah sakit?" Kata jingga.

"Iya, seminggu sudah kamu melewati masa koma" ucap dokter.

"koma?" bingung jingga.

"Sudah sekarang kamu istirahat ya? Biar cepet pulih, nanti saya panggilkan temanmu" ucap dokter memanggil bima.

"Makasih dok" ucap bima.

"Bim lu aja yang masuk, gue ga tega liat jingga" ucap rafa.

"jingga" pintu kamar dibuka oleh bima.

"k-kamu siapa?" tanya jingga.

DEG
entah mengapa rasanya sakit bagi bima mendengar jingga mengatakan kata tersebut.

"Aku bima, kamu ga inget?" Tanya bima.

Jingga hanya menggeleng pelan.

bima keluar kamar untuk mencari dokter, setelah diperiksa, ternyata jingga mengalami amnesia sementara.

Jingga bisa mengingat sebagian orang tapi sebaliknya dia tidak bisa mengingat sebagian orang.

"amnesia? Ucap rafa dan bima.

"raf, tolong lu masuk ke kamar jingga, gue disini dulu" ucap bima.

"Jingga?" Panggil rafa

"Rafa?" Jawab jingga.

"iya jingga" senyum rafa ke jingga.

"kok aku lama ya di sini, makasih ya udah jagain aku" ucap jingga.

"karna kamu kecelakaan jingga, sama sama, tapi bukan aku doang yang jagain kamu, ada bima" ucap rafa.

"bima? Siapa bima? Temen kamu?" Tanya jingga.

"dia orang yang selama ini nemenin kamu jingga" batin rafa.

"raf? Kenapa? Nglamun?" Tanya jingga membuat lamunan rafa terbuyar.

"Eh maaf gapapa kok, iya bima temen aku" jawab rafa.

jingga menganggukan kepalanya.

"kapan aku pulang?" Tanya jingga.

"nanti coba aku tanyain ke dokter ya?" Ucap rafa.

"oke" jawab jingga.

"Kamu istirahat aja jingga" ucap rafa.

"iya raf" jingga pun tertidur.

"gue ga bakal nyangka ternyata lu amnesia jingga" batin rafa.

"Raf gimana?" Tanya bima yang melihat rafa keluar dari kamar.

"Jingga masih inget gue" ucap rafa.

Bima hanya tersenyum manis.

"Mungkin ini saatnya lu perjuangin cinta lu ke jingga, yakinin dia bahwa mencintai jingga" ucap rafa menepuk bahu bima.

"tapi dia lupa ingatan? Nginget gue aja kaga" bima frustasi.

"dengerin, lu bisa ajak jingga ke tempat yang bisa bikin dia tenang, dengan itu pelan pelan ingatan dan memori jingga bisa muncul" ucap rafa.

"yaudah gue keluar dulu, mau nanyain surat keluar buat jingga" rafa pun meninggalkan bima sendiri.

Sedangkan rafa masih memikirkan bagaimana caranya memebri tahu kepaada opah dan omahnya, bahwa jingga amnesia.

"yakinin dia bahwa lo mencintainya dengan tulus"
-Rafael Pratama

BANDUNG DAN KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang