bab 12

47 4 0
                                    

Pagi telah datang, embun menyelimuti kota bandung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi telah datang, embun menyelimuti kota bandung.

"hoammm" ulet jingga terbangun.

hari ini di kuliahnya akan ada bimbingan sesuai kating masing masing.
Jingga segera bersiap siap.

- 09.00
Sinar matahari menyinari kota bandung.

jinga menuju halte, setelah sampai di kampusnya jingga segera berjalan menuju gerbang.
hari ini ada pembagian kating untuk membantuk adik adiknya.

"jingga?" panggil bima.

"eh ka bima" kaget jingga.

"oh iya, gue jadi pembibing lu, jadi besok kambing lu itu gue" ucap bima menarik jingga ke lapangan untuk mendengarkan informasi.
Setelah selesai mendengarkan bimbingan, jingga diajak oleh bima untuk ke kantin.

"makan gih" sodor bima memesankan jingga makanan.

"Kenyang weh" ucap jingga.

"Rejeki ga boleh di tolak, nanti nangis" ucap bima.

"kok nangis? Kasian dong" wajah jingga berubah menjadi melas ke makanannya.

"Ya nangis, soalnya ga dimakan" ucap bima.

"kira kira kalo ga dihabisin nangis ya? Karna kepisah sama keluarganya?" tanya jingga yang memakan makanannya.

"Gelap ah lu mah jingga" jawab bima yang sudah mengetahui keluarga Jingga, kkarena sedari kecil mereka selalu bersama, namun ada satu hal yang membuat mereka sempat berpisah dan bertemu lagi di 'bandung'.

"Yaudah deh, dimakan semua, jangan sampe makanannya senasib kaya gue" kunyah jingga.

"Nah pinter" Bima mengacungkan jempolnya, yang dibalas ringisan dari jingga.

"lu kalo ada masalah, cerita aja ke gue, anggep gue abang lu" ucap bima, yang di senyumi jingga.

"Dari orok, juga gue nganggep lu abang" ledek jingga.

setelah selesai makan, bima mengantarkan jingga ke kosannya, sebenarnya jingga takut merepotkan katingnya itu.

"makasih ya kabim" senyum jingga.

"yoi, santai aja" ucap bima yang langsung pulang karena malam ini ada acara.

"gue duluan ya jingga, soalnya nanti malem ada acara" kata bima yang diangguki jingga.

Jingga pun masuk ke kosannya, hari ini dirinya pulang siang, biasanya sampai sore.
Segera dirinya bersih bersih.

Jingga berniat ingin mencari tau keluarganya.

"Dari mana aku mulai cari tau ibu sama ayah?" Ucap jingga memegang sebuah kertas.

Saat jingga melamun, dirinya mendapat notifikasi dari handphonenya.

Saat jingga melamun, dirinya mendapat notifikasi dari handphonenya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rafa mengajak jingga ke acara keluarga dirumahnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rafa mengajak jingga ke acara keluarga dirumahnya.
Sedangkan di tempat lain, tepatnya dirumah omah jingga.

"pah, kok omah merasa nyaman ya kalau liat rafa" ucap omahnya yang sudah mengenal rafa, apalagi ayah rafa berteman dengan opah omah.

"maksudnya gimana?" Tanya opah bingung.

"ya, omah ngerasa kalau lihat rafa tuh, kaya liat jingga" omahnya jadi teringat muka rafa jingga hampir mirip.

"mungkin karena mereka seumuran, tapi opah juga ngerasa dan nganggep rafa seperti cucu" jawab opahnya.

"iya omah juga begitu" kata omah.

- 18.30
jingga malam ini memakai dress berwarna putih, pita pink di belakangnya, rambutnya yang terurai dengan jepitan di poninya membuatnya lucu.
Serta sedikit riasan wajah, jingga berdiri di depan kaca untuk memastikan sudah siap.

Serta sedikit riasan wajah, jingga berdiri di depan kaca untuk memastikan sudah siap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

rafa pun seggera menjemput jingga.

Tok tok tok..
Jingga membuka pintu kosannya.

Deg..
rafa melongo melihat jingga malam ini, entah mengapa, cantik sekali jingga sampai membuatnya terpesona.

"heh" decak jingga.

"eh sorry sorry, ayo" ajak rafa.

Jingga pun naik ke mobil rafa.

entah mengapa perasaan rafa hangat, dirinya bukan merasa jatuh cinta, tapi ada perasaan lain yang entah mengapa dirasakan rafa.

BANDUNG DAN KITAWhere stories live. Discover now