PART 5

917 147 20
                                    

LONDON, Satu Bulan Kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

LONDON, Satu Bulan Kemudian

Leandro berjalan menyusuri koridor apartemen milik Rebecca, kekasihnya. Ia membawa buket mawar besar dan beberapa batang cokelat. Hari ini, ia sengaja datang untuk memberikan kejutan pada wanita itu. Leandro mempercepat jadwal kembalinya dari Indonesia. Ia terlalu merindukan kekasihnya dan tidak bisa meninggalkannya lebih lama lagi.

Sesampai di depan pintu unit 413, Leandro menekan kode PIN untuk akses masuk. Ia sudah membayangkan Rebecca pasti akan terkejut dan berlari untuk memeluknya dengan erat dan berkata dia sangat merindukannya.

Dengan hati-hati, Leandro membuka pintu dan menyelinap masuk. Ruang tamu dalam keadaan gelap. Pukul 21.00, barangkali Rebecca sudah tertidur. Leandro tersenyum. Masuk ke kamar dan mencium wanita itu sepertinya ide bagus.

Namun, mendadak senyum Leandro memudar. Ia menajamkan telinga ketika seperti mendengar Rebecca mengobrol bersama seseorang di kamarnya. Tubuh Leandro menegang, bukan hanya suara wanita yang ia dengar, melainkan juga seorang lelaki. Ah, mana mungkin Rebecca berani memasukkan lelaki lain ke dalam kamarnya dan mengkhianati Leandro?

Leandro memegang handle pintu kamar. Dalam hitungan ketiga, ia membukanya dan hampir mati berdiri ketika melihat kekasihnya sedang bercumbu dengan lelaki lain di atas ranjang. Kejutan macam apa ini? Sebulan Leandro merindukan Rebecca, tetapi kini ia harus menyaksikan tubuh wanita itu dalam keadaan setengah telanjang dan membiarkan lelaki brengsek itu menyentuhnya di mana-mana.

Leandro melempar buket bunga ke sembarang arah, lantas menarik tubuh lelaki brengsek itu, lalu menghajarnya habis-habisan. Rebecca berteriak panik, wanita itu buru-buru mengenakan pakaiannya lalu mencoba menarik Leandro agar berhenti menghajar selingkuhannya.

"Stop! Kau tidak berhak menghajarnya!" seru Rebecca. "Kau pikir hanya kau yang bisa tidur dengan perempuan lain?"

Leandro menatap Rebecca sembari mengerutkan dahi. Napasnya memburu, sangat terlihat bahwa ia sedang menahan emosi. "Aku? Tidur dengan perempuan lain? Siapa yang memberimu info tidak benar?"

"Aku melihatnya dengan mataku sendiri! Kau berada di kamar yang sama dengan perempuan itu dan bersenang-senang dengannya."

"Omong kosong macam apa itu?"

"Aku akan memperlihatkan buktinya!" Rebecca meraih ponsel dari atas nakas, kemudian dengan tangan gemetar ia membuka sebuah file hasil perekaman layar.

"Kenapa ponsel Leandro ada padamu? Di mana dia?"

"Dia sedang di kamar mandi."

"Kau ... bersamanya?"

"Hehem ... kami baru saja bersenang-senang dan sekarang dia sedang mandi. Sudah ya, nanti telepon lagi. Aku sangat lelah dan mengantuk. Ada yang mau disampaikan pada—"

"Ini tidak benar," desis Leandro.

"Tidak benar apanya? Aku bahkan yakin tubuh di balik selimut itu tidak memakai pakaian sama sekali! Kau sangat bersenang-senang dengannya?" Suara Rebecca gemetar, air mata mulai membanjiri wajahnya. "Padahal gadis itu terlihat polos. Ah ya, apa mungkin dia seorang perawan sehingga kau tega mengkhianatiku seperti ini?"

My Little Butterfly Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang