PART 18

816 136 7
                                    

Leandro berdiri di balkon kamar villa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Leandro berdiri di balkon kamar villa. Matanya menerawang pada bukit-bukit yang tertutup kabut tipis di kejauhan. Angin berembus menebarkan hawa dingin yang menusuk kulit. Lelaki itu menyelipkan sebatang rokok di antara kedua bibirnya, kemudian memantik korek hingga memunculkan bara api di ujungnya.

Leandro ingin menjernihkan pikirannya setelah semalam dibuat kacau oleh kupu-kupu kecilnya. Kira-kira bagaimana cara melupakan cumbuan panas semalam? Atau setidaknya agar bayangan tubuh polos dengan kulit yang begitu bersih itu tidak lagi berkelebat di benak Leandro.

Dan satu hal lagi, Leandro harap Edelweiss tidak mengingat apa pun tentang kejadian semalam. Jawaban apa yang harus Leandro berikan seandainya gadis itu bertanya kenapa Leandro mencium bibirnya, bahkan mencumbu hampir seluruh tubuh polosnya.

Leandro mengisap nikotin itu dalam-dalam, kemudian mengembuskannya, membiarkan kepulan asap tipis mencemari udara pagi.

"Kak Lee!"

Leandro berjengit, entah sejak kapan Edelweiss berdiri di belakangnya. "Pergilah, aku sedang merokok."

"Sebentar saja. Jangan menyuruhku pergi sekarang, aku sedang kebingungan." Gadis itu berdiri tepat di samping kakaknya.

"Sudah siap aku marahi karena kau berani menyentuh alkohol?" Leandro menjauhkan rokoknya, tidak membiarkan adiknya terpapar oleh asap yang terus mengepul.

"Kau boleh marah, tapi nanti setelah aku mendapatkan jawaban atas pertanyaanku." Edelweiss menunjuk polo shirt yang melekat kebesaran di tubuhnya. "Bukankah ini baju yang kau pakai ketika pergi bersama Rebecca. Bahkan aku masih mencium aroma parfum milikmu di sini."

"Lalu?"

"Lalu? Sesantai itu kau menanggapinya?" Edelweiss merajuk. "Kenapa bisa berpindah ke tubuhku?"

"Kau mabuk dan muntah, pakaianmu sudah kucuci. Sudah jelas? Sekarang kau bisa menjelaskan apa alasanmu minum sedangkan kau tahu itu adalah larangan?"

"Wait! Pertanyaanku belum selesai. Jika benar ini bajumu ... lalu ... yang menggantikan pakaianku ...."

"Aku yang menggantikannya. Kenapa? Katamu sewaktu kecil toh kita sering mandi bersama, apa bedanya dengan sekarang?"

"Kak Lee!" Edelweiss menepuk pundak kakaknya dengan gemas, kemudian menyilangkan kedua lengannya di depan dada. "Kau melihatnya?"

Leandro kembali mengisap rokok, kemudian melemparkan rokok itu ke atas asbak. "Aku sudah sering melihat yang lebih besar dari itu. Yang sekecil milikmu sama sekali tidak menarik di mataku."

"Tetap saja bukan berarti kau boleh melihatnya. Kau sudah melanggar privasi."

"Jangan menyalahkanku. Tapi salahkan dirimu sendiri kenapa kau mabuk dan membuat masalah." Leandro menatap tajam adiknya. "Kalau saja aku terlambat datang, kau sudah pasti dirusak Betrand."

My Little Butterfly Where stories live. Discover now